author-banner
Veni Hammadi
Author

Novels by Veni Hammadi

Balada Perawan Tua

Balada Perawan Tua

Sandrina Rahayu, seorang wanita muda yang dilabeli perawan tua karena belum menikah di usia menjelang 30 tahun, merasa jika dunia ini sangat tidak adil padanya. Ia sering mempertanyakan pada dirinya sendiri mengapa dirinya belum menikah dan tidak bisa mendapatkan perhatian dari lawan jenis padahal wajahnya lumayan cantik dan penampilannya pun menarik. Apakah Sandrina akan bertemu dengan jodohnya segera
Read
Chapter: 11. Lamaran, Tunangan, Siraman, Nikahan
Sandrina tentu saja terkejut ketika mendengar ucapan Anggara yang tiba-tiba. Siapa yang tidak akan terkejut disebut calon istri oleh seseorang, terlebih orang itu adalah pemilik perusahaan tempat kita mencari nafkah. Sandrina langsung mengibas-ngibaskan tangannya. "Bu-bu..." Namun perkataannya tidak bisa dilanjutkan karena Anggara langsung mengapit lengannya dan mengatakan dengan tegas pada ibunya bahwa Sandrina adalah calon istrinya.Meiske, ibu kandung Anggara, terlihat sumringah ketika mendengar dengan jelas bahwa wanita manis di depannya adalah kekasih anak semata wayangnya. Pantas saja anaknya itu tidak pernah mau dikenalkan atau mencoba berhubungan dengan wanita yang ia kenalkan."Jadi, kalian kenal di mana?" tanya Meiske. Mereka sedang berada di sebuah restauran yang menyajikan makanan khas Thailand.Sandrina memandang Anggara."Temen di kantor," jawab Anggara.Mata Meiske membola. "Kamu kerja di tempat Angga?"Sandrina mengangguk takut-takut. Jujur, ia takut seperti di drama-
Last Updated: 2025-04-08
Chapter: 10. Calon Aku
Aku tersenyum ketika melihat wajah Sandrina memberengut saat membaca pesanku yang terakhir. Sungguh menggemaskan sekali. Entah mengapa menjahili Sandrina menjadi kebahagian sendiri untukku akhir-akhir ini. Semacam hiburan di tengah-tengah teror blind date yang sering ibuku rencanakan. Bukan aku tidak tahu jika ibuku ingin segera melihatku berkeluarga. Aku tidak menyalahkan sikap ibuku. Ia pasti khawatir anak semata wayangnya ini tidak akan ada yang menemani di hari tua nanti. Namun, terkadang aku merasa kesal juga jika terus-terusan harus berkenalan dengan anak temannya. Aku kembali menatap Sandrina dari balik kaca ruanganku. Ia sedang dalam mode serius namun kulihat sesekali ia berdiskusi dengan Mayang bahkan tersenyum. Senyumnya yang dulu terlihat biasa saja entah mengapa menjadi terlihat sangat istimewa.Ketika aku sedang larut dalam lamunanku tentang Sandrina, ada seseorang mengetuk pintu. Ternyata Cahya. Ia menginformasikan laporan yang harus segera aku review dan mengingatakan
Last Updated: 2025-03-26
Chapter: 9. Keracunan Cinta
Kembali ke dunia nyata sebagai pencari nafkah untuk diri sendiri membuatku merasa lebih baik setelah acara perkenalan yang tidak berjalan baik. Baiklah, mungkin aku terlalu berlebihan atau apalah itu. Tapi, jujur aku tidak suka dengan cara penyampaian Deni tentang kodrat wanita yang malah membuatku tidak nyaman. Entahlah, dari awal juga aku merasa tidak nyaman jadi jangan salahkan aku jika apapun yang dikatakan dan dilakukannya salah. Egois memang, tapi aku tidak bisa membohongi hatiku sendiri dan aku tidak ingin berbohong karena bohong itu dosa dan bisa buat kita sengsara. "San." Aku yang sedang menatap layar komputer langsung menoleh ke sumber suara, ternyata Mas Cahya."Kenapa Mas?" tanyaku."Dipanggil Bapak," jawab Mas Cahya. Aku mengangguk lalu gegas menuju ruangan atasanku. Ketika aku masuk ke dalam ruangannya, aku melihat Pak Anggara sedang fokus menatap layar laptop. Baru saja aku akan membuka mulut untuk bertanya ada keperluan apa hingga aku dipanggil, Pak Anggara sudah terl
Last Updated: 2025-03-24
Chapter: 8. Salah Tidak Sih?
Terkadang aku berpikir, mengapa aku masih jomlo di usia di mana kebanyakan orang-orang sudah berkeluarga? Kan kalau sudah berkeluarga aku tidak harus malas pulang ke rumah orang tuaku. Sebenarnya bukan malas bertemu orang tua, tapi malas dengan kejulidan tetangga yang makin merajalela. Jika harus pulang pun aku lebih memilih tidak keluar rumah karena malas meladeni pertanyaan mereka yang tidak jauh dari masalah jodoh. Apalagi mayoritas gadis-gadis di kampungku sudah banyak yang menikah. Aku ingin menghilang saja jika sedang pulang ke sana. Seperti saat ini, malas sekali aku keluar dari rumah."Neng, cepetan atuh!" ucap mama yang tadi meminta tolong dibelikan garam dan gula. Aku mendengkus lalu berjalan untuk menuju warung terdekat sambil berdoa tidak ada ibu-ibu julid yang berbelanja di sana. “Beli!” Aku sudah berada di warung terdekat dan beruntung tidak ada seorangpun yang sedang berbelanja di sana.Tidak lama ada ibu pemilik warung datang. "Eh, ada Neng Vera," katanya. "Lagi libu
Last Updated: 2025-03-22
Chapter: 7. Kamu Mau Dijodohin?
Aku memegangi dadaku yang sedari tadi enggan berdetak dengan normal. Setelah mendengar pertanyaan absurd dari atasanku yang mendadak gila itu, perasaanku langsung tidak karuan."San, inget San. Langit dan bumi susah digapai. Napak tanah jangan terbang-terbang." Aku merapalkan mantra supaya tidak terlena oleh hal yang bisa saja tidak akan nyata. "Nasib jadi jomlo menahun, ditanya gitu aja langsung dag-dig-dug nggak karuan." Aku tidak habis pikir dengan jantungku. Iya sih, Pak Anggara itu ganteng tapi kan nggak harus sereceh ini dong jantung, masa gitu doang udah berasa mau copot. Untung saja jantung ini buatan Tuhan coba kalau buatan manusia, sudah porak-poranda. Tidak ingin membuat masalah dengan pikiran dan jantungku lebih dalam, aku memilih untuk tidur. Niat hati ingin tidur tenang sembari bermimpi banyak uang, nyatanya yang bisa kulakukan adalah berbaring dengan ponsel di tangan dan menonton drama tentang terlahir kembali di tahun 80-an. Cerita tidak masuk akal tapi selalu aku t
Last Updated: 2025-02-14
Chapter: 6. Kalau Digigit Saya, Jontor Nggak?
Sudah pukul sepuluh pagi namun aku belum melihat karyawan yang beberapa hari ini mampu mengalihkan pandanganku. Tidak biasanya wanita itu belum datang. Sandrina adalah orang yang selalu tepat waktu baik datang ataupun pulang. "Si Sandrina ke mana?" kebetulan Cahya masuk ke ruanganku untuk mengabarkan jika aku harus segera berangkat meeting dengan pemilik pabrik tempat kami memproduksi produk yang kami jual karena belum memiliki pabrik sendiri. "Sakit katanya Pak, tadi dia telepon lagi di rumah sakit," jawab Cahya. Sakit? Kok bisa? Semalam dia tidak apa-apa malah terlihat bahagia menikmati aneka macam hidangan laut. Mengingat kejadian semalam membuatku ingin tersenyum sangat lebar, tapi tidak mungkin karena ada Cahya ada di sini. Aku tidak ingin asisten yang sudah menemani seumur perusahaanku ini menatapku penuh curiga. "Sakit apa?" tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari dokumen yang sedang kuperiksa. Cahya tidak langsung menjawab sepertinya ia sedang berpikir kenapa aku
Last Updated: 2025-02-07
You may also like
Jeratan Mantan Suami
Jeratan Mantan Suami
Romansa · Jus Pir
199.4K views
(Not) His Sugar Baby
(Not) His Sugar Baby
Romansa · Susi_miu
196.9K views
MADU SATU MERTUA
MADU SATU MERTUA
Romansa · Nay Azzikra
194.5K views
Hancur Karena Notifikasi M-banking
Hancur Karena Notifikasi M-banking
Romansa · Jingga Amelia
193.8K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status