Chapter: Random Ketika berada diantara sadar dan tidak. Samar ia mendengar langkah kaki ringan mendekat kepadanya. Pria itu masih menutup matanya lantaran rasa lelah dan kantuk mendominasi dirinya. Bahkan hampir saja memasuki tahap mimpi. Namun sentuhan ringan di kakinya membuatnya berusaha untuk sadar dengan matanya yang dibiarkan terpejam.Ia cukup merasakan sentuhan lembut itu di kakinya. Lalu kembali ia rasakan di area lehernya. Ia merasakan jika dasinya tengah di tarik oleh seseorang yang tadi. Siapa lain jika bukan De Jasmine, istrinya.Hatinya tersenyum. Ternyata seorang De Jasmine tak akan setega itu padanya. Biarpun tadinya dalam keadaan mode cuek bebek. Wanita ini memang dikenal baik.Ia masih memejamkan matanya. Berharap ada sentuhan lain yang ia rasakan ataupun perhatian lain yang ia dapatkan dari wanita ini. Selimut. Ya, dia butuh selimut untuk menghangatkan tubuhnya yang kedinginan, dikarenakan sedari tadi berada di beranda rumah demi menunggu Jasmine.Namun Ia salah. Ia tak mendengar l
Last Updated: 2025-03-15
Chapter: MeraguGerimis senja yang tadinya turun dengan begitu lembutnya. Kini mulai mengguyur deras di sore itu. Seolah-olah meminta kepada manusia yang ada di kota ini untuk menghentikan, dan rehat sejenak dari segala macam aktivitasnya.Semua berhenti dan menunggu hujan mereda di tempat perlindungan. Namun bukannya mereda. Bahkan petir, kilat serta guntur beradu padu menjadi satu, mengiringi suara adzan yang berkumandang di senja itu. Cuaca tak bersahabat bagi mereka yang masih berada di luar ruangan. Sebab angin pun mulai turut menunjukkan perannya dengan berhembus perlahan ke mana saja ia suka.Hal inilah membuat pria berusia 34 tahun itu menjadi resah akan istrinya yang kini entah berada di mana. Jika merujuk pada waktu, harusnya Jasmine telah kembali pulang ke rumah di beberapa menit yang lalu.Akan tetapi, Maghrib telah terlewati begitu saja. Tanda-tanda Jasmine akan kembali pun tidak. Ia berusaha menghubungi istrinya itu melalui ponselnya. Namun nomor yang di tuju tak jua mendapat respon la
Last Updated: 2025-03-14
Chapter: Ragu"kita break aja, ya?".Suara itu cukup pelan dan lembut terdengar. Seperti kalimat memohon. Namun entah mengapa Kalimat yang barusan muncul dari bibir yang ia kecup dengan penuh gairah kemarin. Bagaikan sebuah alat kejut listrik yang dialiri ribuan volt mendarat di dadanya. Ia seperti mendapatkan serangan jantung mendadak. Yang menyebabkan Dadanya berdebar tak tentu."Apa maksudnya ini, De?" tanya Justin tak mengerti, saat istrinya ini mengembalikan cincin yang baru juga satu hari ia sematkan di jari manis itu."Aku belum bisa menerima ini, karena Aku belum bisa memutuskan untuk melanjutkan hubungan ini seperti apa. Selama ini aku sudah cukup nyaman kalau hubungan kita adalah sebatas ipar," ucap Jasmine di selingi senyumnya yang tipis."De Jasmine," pekiknya."Selama ini kita sudah saling mengenal bukan? Bahkan kemaren kita sudah...,""Ya, aku tau. Tapi bisa tidak? hal itu jangan di ungkit lagi. Anggap saja kita lagi khilaf," jawab Wanita itu memotong perkataannya Justin."Apa! Khilaf
Last Updated: 2025-03-13
Chapter: BreakPagutan lembut yang dilakukan Justin membuat keduanya terlena untuk melakukan sesuatu yang lebih. Mereka terlena untuk sesaat sebelum akhirnya disadari oleh dering ponselnya Justin.Pria itu baru menghentikan aksinya setelah Jasmine menolak tubuh pria itu agar menjauh dikarenakan suara ponsel tersebut sangat mengganggu situasi saat ini."De Jasmine," desis pria itu kecewa.Jasmine menundukkan pandangannya dan berkata,"angkat dulu telponnya. Mana tau itu penting,". Lalu memunggungi pria itu. Kembali berkutat pada pekerjaannya yang tadi.Ia sempat melirik Justin yang menatapnya kecewa sambil menggigit bibir bawahnya. Namun ia harus berbuat apa. Dering ponsel itu mungkin saja sesuatu yang lebih penting ketimbang yang mereka lakukan tadi. Walaupun ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri. Bahwa ia juga menikmatinya.Sedangkan Justin terpaksa mengangkat ponselnya yang semakin berisik. Ia menerima panggilan tersebut. Sesekali netranya melirik ke arah Jasmine.Panggilan itu selesai dalam hit
Last Updated: 2025-03-12
Chapter: Dia"Dia...,"Tatapannya tak lepas dari wajah Jasmine yang tengah ia cari-cari kesamaannya dengan si bocah rese itu.Justin tersentak saat Jasmine memanggilnya kembali. Ia tersenyum kikuk."Ngelamun aja. Mau, ga?"tanya perempuan itu lagi."Oh, oke. Aku coba," sahut pria itu. lalu mengambil cetakan kecil dengan segala macam bentuk hewan."Kamu sering buat ini ke mereka?" tanyanya seraya mencetak adonan yang terbuat dari campuran tepung dan gula, yang tadinya sudah di pipihkan oleh Jasmine."Mm, ga juga. Biasanya bunda Astrid yang sering buat. Aku jarang ke dapur. Hari ini karena ga ada bunda aja. Makanya iseng ke sini, sambilan ada resep baru yang pingin aku coba," Jawab Jasmine santai sambil melihat ponselnya.Ia memperhatikan bahan-bahan lain yang akan ia olah untuk membuat resep baru. Kali ini ia mencoba memasak masakan yang gurih."Udah full tu. Sini loyangnya biar aku yang panggang," pinta Jasmine saat melihat satu loyang yang telah penuh dengan adonan yang di cetak oleh Justin.Justi
Last Updated: 2025-03-11
Chapter: si Bocah ReseSiang itu ketika Justin berkunjung ke salah satu rumah kontrakan milik sahabatnya, Nadira. Ia melihat seorang gadis berusia sekitar 15 tahun ada di rumahnya Nadira. Nadira adalah teman masa kecilnya yang selalu saja mereka habiskan waktunya bersama."Siapa?" tanyanya pada sahabatnya itu."Anak tetanggaku," sahut Nadira."Oh. Ni, aku bawain belanjaan yang kamu minta," ujar Justin sambil menyerahkan plastik kresek tersebut ke Nadira.Nadira membawa barang belanjaan tersebut ke dalam dapur diikuti bocah yang terlihat akrab dengan sahabatnya itu."Mo masak apa, kak?" tanya gadis itu sambil membuka dan memperhatikan isi di dalam plastik kresek tersebut.Justin yang melihat sikap bocah itu kurang sopan, seketika itu ia menegurnya secara tak langsung," kok di buka-buka gitu, dek""emang kenapa?" tanya gadis itu santai dan terlihat acuh tak acuh."Ya, ga sopan aja. kan kamu ga ada ijin sama yang punya untuk buka-buka tu bungkusan,"."Orang aku udah biasa kok. Ya, kan kak?" sahut gadis itu cue
Last Updated: 2025-03-10