
Misteri Hilangnya Sahabatku
Raisya dan keluarganya adalah pendatang baru di sebuah desa terpencil di kaki pegunungan. Di desa itu, Raisya memiliki dua orang sahabat dekat, namanya Salwa dan Hafizah.
Hafizah adalah sahabatnya yang terobsesi menjadi seorang arkeolog terkenal, dia bersepakat dengan Salwa untuk memaksanya ikut menyelidiki sebuah bangunan sejarah di desa mereka. Padahal, memasuki bangunan itu sama saja dengan melanggar pantangan desa.
Saat ketiganya berada dalam bangunan tua, Hafizah tiba-tiba menghilang secara misterius.
Para sepuh sebagai pemegang kekuasaan tertinggi desa bukannya melakukan pencarian, malah mengadakan acara ritual yang tidak masuk akal. Namun sebaliknya, keadaan desa bertambah kacau, warga kerap digemparkan oleh penemuan jasad gadis-gadis yang tidak dikenal.
Merasa ada yang salah dengan pemikiran penduduk desanya, Raisya akhirnya mengajak Salwa untuk menyelidiki bangunan tua. Namun, penampakan penunggu-penunggu bangunan itu sekaligus kejadian-kejadian aneh membuat keduanya kewalahan. Saat melarikan diri dari bangunan tua, mereka bertemu dengan Mbah Kur, dia mengatakan bahwa Hafizah masih hidup. Mbah Kur adalah pria tua sebatang kara yang hidup terisolir di atas bukit.
Suatu hari datanglah seorang detektif tampan yang menyamar sebagai mahasiswa KKN dari universitas kota. Sebuah pertemuan membuat ketiganya bekerja sama.
Detektif menjadikan Mbah Kur sebagai tersangka karena tidak sengaja menemukan sebuah dokumen keluarga milik Mbah Kur yang tercecer. Mereka akhirnya mendaki bukit untuk menemukan kediaman Mbah Kur, dan benar saja Hafizah berada di sana.
Awalnya Hafizah diculik lalu memutuskan untuk tinggal sementara di rumah Mbah Kur setelah mendengar isi percakapan dari kakeknya sendiri yang bernama Qasim dengan beberapa pengikutnya, bahwa Kek Qasim akan melakukan ritual pernikahan sesat dengannya.
Selama ini Kek Qasim mempengaruhi penduduk desa dengan mitos sesatnya, dia pula yang membunuh para gadis untuk dijadikan tumbal pengganti, supaya Raja Louis yang mereka percaya sebagai iblis penguasa bangunan tua, dapat mengembalikan Hafizah.
Dengan menjadikan Hafizah sebagai umpan, Raisya akhirnya berhasil menggagalkan pernikahan sesat itu sekaligus membuka kedok Kek Qasim.
อ่าน
Chapter: Lagi-Lagi Mayat Tak DikenalAku berjalan dengan tergesa-gesa menyusuri jalan setapak yang biasa digunakan warga menuju ke sawah, kebun atau ladangnya. Aku keluar dari rumah setelah mendengar kabar dari penduduk desa, bahwa ada sesosok mayat gadis tak dikenal mengapung di sungai. Lokasinya sekitar 100 meter dari rumahku. Cuaca mendung dengan kabut yang mulai turun, aku tidak peduli! Gerimis halus menemani setiap langkahku di sore itu, dari jauh kulihat banyak warga yang sudah memadati lokasi itu. Jalanan selebar 1 meter yang dihiasi oleh semak-semak di pinggirnya akhirnya berhasil kulalui. "Untung aja Ayah Bunda ngga di rumah," gumamku merasa bebas karena orang tuaku serta Malik belum kembali dari pasar untuk membeli kebutuhan dapur. Sambil berlari kecil aku pun mendekati kerumunan warga yang berdiri di atas jembatan. "Syukurlah... aku tiba tepat sebelum mayatnya diangkat," aku merasa lega. Tampak beberapa mahasiswa KKN membantu proses evakuasi dan seperti biasa, penduduk desa tidak mau melibatkan poli
ปรับปรุงล่าสุด: 2024-05-27
Chapter: Bekerja Sama"Bang Fata..." aku terperangah heran, sementara Salwa sendiri terpaku dengan raut wajah penuh kekaguman. Wajah tampan penuh pesona itu tampak sempurna ketika tersentuh cahaya mentari pagi. "Setan Louis Sya, ayo kabur!" Salwa panik seraya menarik-narik lenganku. Sepertinya Salwa sadar bahwa pria berkarisma itu adalah pria asing. "Psikopat... Mamak..." Salwa ketakutan seraya bersembunyi di belakang tubuh mungilku. "Itu Bang Fata Sal, aku mengenalinya. Dia adalah salah satu mahasiswa yang mau KKN di desa kita, jangan takut," aku berbisik tenang, sementara Bang Fata mulai memangkas jarak. "Cantik-cantik, kok lesbi," ucap Fata dengan ekspresi datar dan terkesan dingin, sikapnya berbanding terbalik dengan saat pertama kali kami bertemu. Fata hendak melewati kami begitu saja, seketika aku mencegatnya. Fata akhirnya menghentikan langkah tepat di sampingku. Sorot wajah tegasnya itu tampak dingin dan sama sekali tidak menoleh ke arahku. "Bang Fata salah paham, ini tidak seperti ya
ปรับปรุงล่าสุด: 2024-05-26
Chapter: Aku Tidak Benar-Benar SendirianAku pulang dengan perasaan tidak karuan, membayangkan cara Kek Qasim mengobati Bu Limah tadi membuatku hampir muntah. "Sepertinya seluruh penduduk desa harus di ruqyah, termasuk Kek Qasim sendiri," gumamku seraya memasuki halaman rumah. Di depan rumah Pak RT, terlihat sebuah mobil yang sangat aku kenali, pantas saja Pak RT tidak terlihat tadi ternyata sedang ada tamu. Sebentar! "Jaket Bang Fata..." kutepuk jidat sendiri. Sontak aku berlari menuju kamarku, tergesa-gesa aku menyibak baju-baju yang kugantung di hanger, tapi tidak kutemui jua. Dari depan terdengar obrolan ayah dan Bunda, artinya mereka sudah pulang. Gegas aku menemui Bunda untuk menanyakan jaket itu. "Bun, Bunda liat jaket hitam yang di kamar Raisya, ngga?" tanyaku. "Jaaakett..." ucap Bunda sembari mengingat sesuatu. "Iya Bun, jaket kulit berwarna hitam,"aku tak sabar menunggu jawaban Bunda. Bisa gawat kalau Bunda tidak tahu, harus bayar pakai apa jaket mahal itu jika benar-benar hilang. Tiba-tiba Bund
ปรับปรุงล่าสุด: 2024-05-22
Chapter: KerasukanTiap malam serasa panjang bagiku, setelah menutup mata, bayangan Hafizah yang minta tolong terus saja mengusik tidurku. Tidak hanya itu, wanita-wanita asing yang digantung berjejeran di dinding juga kerap hadir di dalam mimpi burukku, mereka seperti memberikan petunjuk bagiku, tapi kenapa mesti dalam wujud yang mengerikan dan bertubi-tubi, sampai-sampai aku tidak bisa beristirahat dengan tenang barang semalam saja. "Sya, kamu sakit?" tanya Bunda seraya menyentuh dahiku. Kuhentikan sarapanku. "Ngga papa Bun," jawabku lesu. "Ngga panas, kamu bergadang ya?" "Ngga juga," aku tidak bisa mengatakan pada Bunda apa yang kualami akhir-akhir ini. Aku tidak ingin membuatnya merasa khawatir, bisa-bisa misiku gagal. Semenjak Hafizah menghilang, aku jadi sering mengalami mimpi buruk dan semakin lama, mimpi buruk yang sama itu semakin menjadi-jadi. Ditambah lagi dengan permasalahanku dengan Salwa, tidak nyaman berselisih, tapi di sisi lain aku merasa kecewa dengannya. Kulitku pucat d
ปรับปรุงล่าสุด: 2024-05-21
Chapter: Berselisih"Malik mana, Sya?" tanya ayah yang tengah memanaskan motornya. "Masih di dalam, Yah. Lagi nyari krayon sama Bunda," jawabku seraya mencium punggung tangannya. "Itu kakimu kenapa?" Kuhentikan langkahku saat hendak mengambil sepeda untuk berangkat sekolah. "Keinjak duri kemarin, tapi udah dikeluarin durinya," terpaksa aku berbohong. "Raisya berangkat duluan, Yah," kupercepat langkah meskipun tertatih-tatih agar ayah tidak bertanya lebih banyak. Di sekolah, Salwa belum juga menunjukkan batang hidungnya. Biasanya, dialah yang selalu lebih dulu menungguku di depan laboratorium Kimia. "Apa Salwa absen ya, hari ini?" batinku cemas, takut juga terjadi sesuatu dengannya karena kejadian kemarin. Bel masuk telah berbunyi, Salwa tak kunjung datang. Aku pun memutuskan berjalan hendak memasuki kelas. "Syasyasya...! aku mengenali suara yang familiar itu, akhirnya aku merasa lega. "Aku pikir kamu ngga datang hari ini." "Ini semua... gara-gara calon suamimu!" jawab Salwa seraya
ปรับปรุงล่าสุด: 2024-05-20
Chapter: TerorPenglihatanku menyapu seisi ruangan, sebuah ruangan dengan pencahayaan remang. Bau anyir bercampur bau bangkai menusuk indra penciumanku, refleks aku menutup hidung. "Di mana aku?" Langkahku terasa begitu ringan, sakit di bagian telapak kaki pun sudah tidak terasa. Aku berjalan pelan untuk mencari asal bau yang menyengat itu. "Tolong..." lirih sebuah suara. Sontak aku memutar arah, mencari sumber suara wanita yang kudengar tadi. "Tolong kami... bebaskan kami..." rintih suara yang lainnya, dan itu terdengar ramai. "Siapa kalian?" suaraku menggema dalam ruangan pengap itu. "Bebaskan kami... bebaskan kami..." berulang-ulang suara tersebut mengatakan hal yang sama. Namun, di mana sumbernya? "Dia munafik!!!" kali ini, suara yang tidak bersumber itu menggertak keras, lalu disusul oleh tangisan pilu dan erangan-erangan yang meyayat hati. Bersamaan dengan itu, netraku menangkap beberapa sosok tubuh yang bersandar di dinding, tapi dalam posisi melayang. Sekali lagi denga
ปรับปรุงล่าสุด: 2024-05-18