author-banner
Yani AZM
Yani AZM
Author

Novel-novel oleh Yani AZM

Melamar Kerja Malah Dilamar CEO Tampan

Melamar Kerja Malah Dilamar CEO Tampan

"Ini untukmu" pak Bagas menyodorkan sebuah coklat di atas meja kerja Rani. "Kalau bisa jangan panggil bapak dong, 2 hari lagi kan kamu akan jadi istri ku" kata pak Bagas sambil duduk menyender di kursi. Rani hanya melirik dan tersenyum sedikit. Cara pak Bagas menyatakan cintanya setiap hari memang selalu tidak terduga. Terlalu banyak hal yang membuat Rani harus berpikir berkali-kali jika ingin menolak cintanya pak Bagas. Seorang CEO tampan dan kaya yang menjadi idola para wanita di sebuah perusahaan besar PT. Graha abadi, ternyata hatinya terpikat kepada seorang karyawan baru yang cantik dan pintar.
Baca
Chapter: 24. Mulai Serba Salah
Hidangan yang lezat dan banyak macam nya, tak membuat Rani ingin memakannya, semua orang tua sudah siap duduk di ruang makan. Tapi, lagi dan lagi Rani hanya ingin kentang goreng dan ikan goreng. Langkah Rani terhenti saat Bagas ingin menyiapkan kursi untuk nya duduk. "Mas, aku mau ke kamar aja ya, tolong bilang mba Pinem aku mau kentang sama ikan goreng di bawa ke kamar.. tolong ya mas" tangan kiri Rani terlihat memegang keningnya, sejak beranjak dari kursi tadi. "Kamu pusing ya? aku antar ke kamar ya" jawab Bagas dengan spontan. kedua tangan Bagas spontan merangkul bahu istrinya tersebut dengan sangat hati - hati. "Mah pah, maaf banget nih.. kayanya kalian makan aja duluan, aku temenin Rani ke kamar aja ya.." Bagas yang langsung berpamitan kepada semua tamu. "Kamu pusing ya nak, yaudah ngga apa- apa, yang penting kamu makan juga ya di kamar" celetuk ibu mertua Rani dari atas meja makan. Terlihat Bu Ratna hanya senyum - senyum melihat anak nya yang sangat di jaga oleh Baga
Terakhir Diperbarui: 2024-07-24
Chapter: BAB 23. Perkumpulan Keluarga
Mesti hari hampir larut, sekitar pukul 22.30 malam. Keluarga itu tetap berkumpul bersama di dalam ruang tamu sesuai permintaan CEO tampan itu. Mereka masih berselimut dengan rasa penasaran yang sama, "Ada apa sebenarnya yaa.." gumam Ratna ibunya Rani. "Mengapa mereka mengundang kesini, tapi mereka berdua tidak ada di rumah?" lanjutnya. Tak ada yang menjawab pertanyaan Bu Ratna, mereka semua sama -sama dalam keadaan yang penasaran. Sepanjang perjalanan menuju rumah Rani, ibunya memang memiliki perasaan tidak enak. Ada feeling terhadap kandungan Rani, Tapi dia tidak mau menerka - nerka, karena Rani juga tidak memberi kabar apapun setelah telfon hari itu. Dia hanya berharap kebaikan untuk putri semata wayang nya. Suara gerbang yang terbuka, terdengar dari dalam rumah. Mobil Bagas terparkir tepat di depan pintu masuk. Terlihat dari dalam, Bagas menggandeng tangan Rani masuk ke dalam rumah, dengan menenteng kantong obat. Ke empat orang tua berbarengan mengernyit kan dahinya
Terakhir Diperbarui: 2024-05-12
Chapter: BAB 22. Kabar Pertama Untuk Linda
Kedua tangan Rani memegang ponselnya, sibuk memberi nama di kontak barunya, nomor baru Dokter puji.Di sampingnya ada Bagas yang setia merangkul Rani menuju loket pengambilan obat.Walaupun begitu banyak orang berlalu lalang dengan kesibukan dan keresahan nya masing -masing. Tapi, Seluas mata Bagas memandang hanya ada keindahan, dan kebahagiaan.Di dalam pikiran nya entah siapa dulu yang akan di berikan kabar bahagia tentang kehamilan Rani. Orang tua kandung nya atau mertuanya.Sampainya di loket, Bagas menyuruh Rani untuk duduk di kursi kosong yang jaraknya tidak begitu jauh.Sedangkan dia sendiri mengambil obat dengan kertas merah pudar di tangan nya."Kamu tunggu disini ya, biar aku yang kesana" Mata Rani tertuju pada tangan Bagas yang menunjuk ke arah loket obat.Loket itu berjarak kurang lebih 10 meter dari tempat duduk Rani.Baru kali ini seorang CEO yang kaya raya mau terjun langsung, bahkan mengantri. Dari dulu Bagas selalu menyuruh, pak Joko atau pak Riko untuk melakukan ha
Terakhir Diperbarui: 2024-05-04
Chapter: BAB 21. Usia kandungan sudah di akhir 4 Minggu
"Mas!!" Rani memanggil Bagas dengan wajah yang mulai tegang, Rani tak sabar mengapa Bagas lama sekali berdiri di depan suster."Mas Bagas..!!" panggilnya lagi.Bagas menoleh ke arah Rani, tapi Bagas hanya melambaikan tangan menandakan tunggu sebentar lagi.Rani menghela nafas melipat kedua tangannya di dada dan menyenderkan tubuh nya di kursi.Rani mulai jengkel.Selang lima menit kemudian Bagas datang. Tanpa memberi Bagas sedikit ruai untuk bicara, Rani langsung lebih dulu menegurnya."Ngobrolin apa sih, lama banget!" Matanya berputar.Rani terlihat jengkel sekali saat itu."Maaf ya sayangku, tadi aku banyak bertanya tentang dokter terbaik di sini, untuk pemeriksaan pertama ini aku ngga mau salah dokter" Bagas mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rani.Tapi Rani membuang mukanya ke arah samping."Maaf ya sayangku" Bagas berusaha membujuk Rani yang sedang ngambek.Tangan kiri Bagas merangkul bahu Rani, sesekali mengelus - elus bahunya, berharap emosinya mereda sebelum namanya di panggil
Terakhir Diperbarui: 2024-04-22
Chapter: BAB 20. Bagas Terlalu Menggebu
Rani hanya mengangguk -angguk kepalanya dan duduk di atas kursi.Jus alpukat yang aroma nya sangat menyergap hidung Rani, sudah di hidangkan oleh mba Pinem. Dia terlihat menikmati jus alpukat itu.."Mba temenin aku dong duduk di sini" Mba Pinem yang baru saja ingin pergi ke belakang di tahan oleh Rani untuk duduk di meja makan khusus majikannya itu."Loh serius Bu ngga apa- apa saya duduk disini?" Tubuhnya masih terpaku berdiri di hadapan bangku yang mewah berwarna ke emasan."Loh memangnya ada peraturan ya? pegawai tidak boleh duduk di meja makan?" kata Rani.Mba Pinem tersenyum sedikit."Sudah lah duduk saja mba.. aku ngga mau di tinggal sendirian" wajah nya memohon bibirnya manyun, tapi menjadi tambah imut di lihatnya."Iya iya Bu.. heheh pantas saja pak Bagas setelah menikah banyak berubah ya Bu.. aku yakin perubahan itu pasti datang dari pasangan nya juga" kata mba pinem sambil mendudukkan tubuhnya di kursi mewah itu yang biasanya hanya dia lap - lap dengan kain. "Hmmm... omon
Terakhir Diperbarui: 2024-04-21
Chapter: BAB 19. Kehamilan Itu Nyata Adanya
Jam di dinding menunjukkan pukul 11.30 menit.Rani yang sedang duduk di teras balkon melihat pemandangan di sekitar taman. Melihat - lihat bunga- bunga berwarna warni yang indah dan segar terawat.Sesekali dia mengecek ponsel nya. Membuka media sosial Instagramnya yang penuh dengan postingan tentang kehamilan, karena dari kemarin pencarian nya hanya seputar kehamilan."Hmmm... Bukan gamau ke dokter obgyn, tapi aku benar- benar ragu. aku ngga mau ngecewain mas Bagas kalau hasilnya ngga sesuai harapan." Gumamnya dalam hati."Apa aku tanya mama yah, pasti mama tau." Dia kembali membuka ponselnya, menekan nomor mama di ponselnya.Rani mulai mengetik pesan singkat."Mah, apa kabar? semoga mama baik - baik ya.. maaf aku ngga ngabarin hampir seminggu ini, dari kemarin aku sakit, dan sempat di bawa ke dokter dan di infus, nah tapi, orang dirumah nyuruh aku untuk tespek mah dan aku mencobanya mah, tapi hasilnya seperti ini"Rani mengirim foto tespeknya tadi pagi, terpampang ada garis 2, satu
Terakhir Diperbarui: 2024-04-14
Anda juga akan menyukai
DMCA.com Protection Status