author-banner
HyFaa
HyFaa
Author

Novel-novel oleh HyFaa

Ulat Bulu Penghancur Rumah Tanggaku

Ulat Bulu Penghancur Rumah Tanggaku

Coba bayangkan bagaimana jika kalian menjadi Elen? Karena sang suami tak sengaja mencelakai perempuan asing hingga tak bisa jalan, ia menerimanya untuk tinggal bersama dan merawatnya. Namun, sang suami justru sering mengunjungi perempuan itu di kamar tamu saat ia sedang sibuk mengurus restorannya! Si ulat bulu itu bahkan pandai bersandiwara, hingga suaminya selalu iba. Lantas, apakah Elen akan kuat untuk tetap menjalani bahtera rumah tangganya atau ia akan memilih pria baru yang lebih mencintainya?
Baca
Chapter: 10. Kembali peduli
“Mau bangun sampai jam berapa? Saya tau kamu lagi sakit, tapi ya seenggaknya enggak keterusan tidur kayak gini,” ucap Elen, mukanya sangat-sangat tidak bisa dikondisikan, dengan kedua tangan yang sedang bergerak untuk membuka gorden kamar tidur milik Naura.“Saya minta maaf sekali, bukan maksud saya bangun sampai kesiangan seperti ini,” sahut Naura, pure merasa bersalah.Sebenarnya, saat ini Naura tengah merasa bingung dengan apa yang dialaminya, tetapi karena memang yang terjadi adalah seperti itu, maka mau tidak mau Naura harus mengikuti alurnya.Pikiran Naura saat ini sangat kacau, bahkan ia tidak sadar jika saat ini tangan sebelah kanannya cidera. Sampai-sampai dirinya tiba-tiba memiliki niat untuk turun dari atas tempat tidur tersebut.“Aww!” rintih Naura, kala merasakan adanya rasa sakit dan sangat nyeri pada bagian lengan.Sangat sakit, hingga air matanya langsung keluar dengan sangat deras.Meskipun tadi Elen tengah marah dan juga kesal pada perempuan yang bernama Naura, tetapi
Terakhir Diperbarui: 2023-05-29
Chapter: 9. Menyebalkan
“Kenapa juga sih Mas Rehan bisa-bisanya ngelakuin hal yang kayak gitu? Padahal kan aku sendiri juga enggak pernah main yang aneh-aneh selama nikah sama dia,” gumam Elen, dengan kedua mata yang mengeluarkan air mata. Ya, saat ini Elen tengah menangis. Meratapi kisah hidupnya yang sangat berbeda seperti itu. Mungkin ada benarnya jika ada yang mengatakan, bahwa mencintai seseorang itu tidak perlu terlalu dalam. Jika kejadiannya sudah seperti Elen, maka ujung-ujungnya yang merasakan sakit luar biasa hanyalah diri sendiri.Namun, jika diambil sisi positifnya, maka tidak ada yang salah jika memiliki perasaan setia pada pasangan. Justru, nanti yang akan merasa rugi adalah pasangan tersebut sendiri.Rugi karena telah menyia-nyiakan keberadaan seseorang yang sudah memiliki perasaan tulus, sedangkan memilih perempuan yang baru saja dikenal.“Huft … aku harap jika apa yang aku takutin itu enggak beneran kejadian Ya Allah,” gumam Elen, sebelum akhirnya kedua matamilik perempuan cantik itu terpeja
Terakhir Diperbarui: 2023-05-29
Chapter: 8. Sesak rasanya
"Sayang, jangan mikir yang aneh-aneh dulu ya, Sayang. Aku bisa ngejelasin ini semua kok ke kamu, jangan marah dulu ya," jelas Rehan, dengan kedua tangan yang mengusap lembut punggung Elen. Namun, perlakuan dari Rehan yang seperti itu, tentu saja membuat Elen merasa sangat heran dan justru merasa ada suatu hal yang sangat aneh. Apalagi, ditambah jemari Rehan yang bergetar secara bersamaan. Menunjukkan jika laki-laki tersebut memang sudah melakukan hal yang tidak-tidak. Untuk mencairkan suasana, Elen memilih untuk berdehem sedikit, seraya perlahan menyingkirkan kedua tangan Rehan dari pundaknya itu. "Kalau apa yang ada di pikiran aku itu salah, coba kamu jelasin, Mas! Kenapa kamu ada di sini dan ketawa-ketawa enggak jelas kayak tadi?" "Aku cuma nemani dia aja kok, Sayang. Enggak lebih, serius." Rehan menatap wajah Elen, dengan menunjukkan tampang yang memohon maaf. "Lebih penting perempuan itu ya, daripada aku? Padahal, kerjaan aku juga banyak, butuh ditemani
Terakhir Diperbarui: 2023-05-29
Chapter: 7. Mas?
Saat Elen tiba di rumah, dirinya langsung merebahkan tubuh di atas tempat tidur terlebih dulu. Memandangi langit-langit kamar, tersenyum simpul. Mungkin karena lelah yang sudah sangat dirasakan, perempuan itu akhirnya langsung tertidur tanpa banyak kata. "Sayang, hei bangun." Suara dari orang yang sangat disayangi dan juga mendapat tepukan pada kedua pipi secara bergantian, membuat Elen perlahan mengerjapkan kedua mata, lalu mengulas senyum. "Kamu udah pulang, Mas? Perempuan yang tadi di rumah sakit ke mana? Kamu tinggal kah?" tanya Elen, seraya menatap sang suami dengan penuh tanda tanya. Rehan mengambil posisi duduk tepat di sebelah Elen, mengulurkan tangan kanannya untuk bergerak dan mengusap lembut puncak kepala sang istri. "Mas udah bawa perempuan itu balik ke rumah ini kok, Sayang. Dari tadi banget malahan, cuma Mas enggak mau aja bangunin kamu yang lagi tidur pulas kayak gitu." "Ya ampun, Mas, kenapa enggak langsung bangunin aja sih? Aku juga enggak apa-a
Terakhir Diperbarui: 2023-05-03
Chapter: 6. Ardi
Ardi mendekat dan berbisik pada Elen, tentang apa yang harus dilakukannya setelah ini, karena Ardi merasa takut jika nanti ke depannya restoran itu akan sepi pengunjung. Namun, tidak dengan Elen. Perempuan itu tetap saja santai, ia sama sekali tidak memikirkan tentang bagaimana jika usaha yang ia miliki itu akan sepi dan dampaknya adalah bangkrut. "Yang tadi makan di sini, silakan lanjutkan makannya, ingat ya, dihabiskan. Setelah itu, silakan ke kasir dan ambil makanan dengan bentuk yang sama, seperti yang kalian makan. Ingat juga, membawa bukti transaksi yang tadi, okayy?" "Itu bukan apa-apa, hanya saja saya ingin membayar waktu dan tenaga kalian karena sudah menyaksikan fitnah seperti ini." Elen memberitahukan hal itu, karena ia juga melihat raut muka pelanggannya yang sudah sangat tidak enak. Setelah menjelaskan apa yang ia maksud perihal makanan tersebut, tanpa ada sepatah kata lagi, Elen langsung melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam dapur dan membersihkan semuany
Terakhir Diperbarui: 2023-05-03
Chapter: 5. Pembelaan
"Ada apa ini?" Suara Elen sangat lembut, tapi tegas. Tatapan perempuan itu juga langsung mengarah pada Ardi. Tangan kanannya mengerti, langsung berjalan mendekat dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada restoran tersebut. Restoran milik Elen memang difitnah, karena dengan sangat tiba-tiba sekali tercium bau daging busuk. Hal itu tentu saja membuat hidung pelanggan terganggu dan ada seseorang yang berani untuk berinisiatif melihat ke ruang dapur. Kebetulan saat itu dapur tengah sepi Alangkah terkejutnya, kala orang tersebut menemukan daging busuk yang berada di wadah. Sudah siap untuk segera dimasak menjadi makanan. Sontak saja dirinya berteriak cukup kencang, seraya mencoba untuk memuntahkan semua isi di dalam perut. Ya, dimulai dari situ, hingga akhirnya semua pengunjung yang ada di situ marah besar, serta banyak juga yang ikut berupaya untuk memuntahkan semua makanan di dalam perut. "Bu kalau ingin mendapat laba besar, jangan dengan cara kotor seperti ini! Sa
Terakhir Diperbarui: 2023-05-03
Teror Indekos Bekas Bunuh Diri

Teror Indekos Bekas Bunuh Diri

Terdapat insiden bunuh diri di indekos tempat Dinda tinggal. Kehidupan Dinda sebagai mahasiswa semester 2 yang tadinya tenang, kini harus berubah 180°. Ia menjadi saksi saat ibu pemilik indekos pun ikut tewas dengan cara yang sama meski hanya lewat indra pendengaran. Sayangnya, Dinda tidak dapat pindah karena kendala biaya. Anehnya, teror muncul dan menghampiri Dinda terus-menerus. Lantas, apakah Dinda kuat menjalani terror, atau dirinya juga akan berakhir seperti Ibu Kos dan menjadi hantu seperti mereka?
Baca
Chapter: Bab 13: Bingung
Baru saja Dinda akan melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar, ponsel yang saat ini masih berada di genggaman tangannya berdering dan tentu saja tanpa membuang waktu, Dinda segera mengangkat panggilan tersebut.Panggilan dari sang kekasih, yang memang sedari tadi sudah ditunggu kabarnya oleh Dinda."Sayang, kenapa dari tadi aku hubungin kamu enggak bisa terus? Kamu lagi ada di mana sih?" tanya Dinda, dengan wajah yang menunjukkan raut muka sebal, meskipun tidak dapat terlihat oleh sang kekasih."Aku loh dari tadi ada di kosan kamu, muter-muter aku, Sayang nyari di mana kamar kamu, tapi enggak ketemu sama sekali," sahut Bayu, juga dengan raut wajah yang bingung.Pasalnya, saat ini ia sungguh-sungguh merasa bingung, Sedari tadi ia mengitari penjuru kos guna menemui sang kekasih yang berada di dalam kamar, tetapi tidak ada sama sekali."Ngomong apa sih, Sayang. Kok bisa enggak ketemu sama kamar aku.""Beneran sayang, sekarang aja aku deh yang keluar ya dari kamar, biar bisa ketemu sa
Terakhir Diperbarui: 2024-10-13
Chapter: Bab 12: Kekecewaan
Setelah mengatakan hal itu, hantu Lina langsung pergi begitu saja, membuat Dinda yang tadinya merasa takut, justru semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi."Din, ke mana perginya hantu itu?" tanya Amel, yang langsung mendekat ke arah Dinda.Respon dari hanya gelengan kepala saja, seraya mengangkat kedua bahu, pertanda jika dirinya tidak tahu ke mana perginya Lina."Ya udah, yuk sekarang kita bawa barang-barang kamu ke depan dan sementara kamu ke kosan aku aja dulu," ajak Amel, tetapi langsung dijawab gelengan kepala oleh Dinda."Kayaknya aku milih tetap di sini aja deh, Mel, aku rasa ada sesuatu yang harus aku cari tahu kebenarannya bagaimana," ucap Dinda, membuat Amel langsung mengerutkan kening, heran.Amel menatap kedua mata Dinda dengan cukup serius, mencari jawaban dari ucapan Dinda tadi. "Kenapa, Mel? Kamu ngira kalau aku bercanda?"Amel mengangguk. "Aku beneran, mau di sini aja. Aku mau cari tahu apa yang terjadi di sini, sampai-sampai Lina bisa mengakhiri hidupn
Terakhir Diperbarui: 2024-10-13
Chapter: Bab 11: Ada apa sebenarnya?
Benar saja apa yang dikatakan oleh Dinda, karena ketika ia nekat untuk membuka gorden indekos kamarnya, justru ia mendapati wajah pucat yang menyeramkan, hanya dipisahkan oleh kaca jendela saja.Saat itu juga Dinda langsung menutup gorden yang masih berada di genggaman tangannya itu. Dinda terduduk lemas, ia menetralkan degup jantung yang saat itu benar-benar sudah tidak karuan.Amel yang sedari tadi hanya mengamati gerak-gerik Dinda, sudah dapat menebak jika di depan indekos temannya itu masih ada hantu tersebut.Rasa takut yang juga menyelimuti diri Amel sedari tadi membuatnya tidak memiliki keberanian untuk mendekat ke arah Dinda.Dua orang perempuan yang tengah berada dalam satu ruangan, kini sibuk dengan diri masing-masing."Kenapa juga sih semuanya seperti ini?" gumam Dinda, dengan suara yang bergetar lirih, tetapi Amel masih dapat mendengar apa yang dikeluhkan oleh sahabatnya tersebut."Din, kamu ke sini dong. Aku takut kalau kita jauh-jauhan kayak gini," pinta Amel, seraya meng
Terakhir Diperbarui: 2024-10-13
Chapter: Bab 10: Panik
Bayu panik, ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan saat ini. Terlebih lagi, sambungan telepon dari kekasihnya itu seketika terputus begitu saja.Tak ingin membuang waktu lebih banyak lagi, segera saja Bayu keluar dari dalam kamar tidurnya dan bersiap-siap untuk pergi menuju indekos kediaman Dinda.Perasaannya campur aduk, berharap jika saat ini kekasihnya baik-baik saja. Mengendarai kendaraan pun tanpa kendali, sebab yang ada di dalam pikirannya saat ini hanya ingin segera tiba saja."Sayang, tunggu sebentar ya, aku akan segera tiba di sana," gumam Bayu, seraya terus melafalkan lafadz Allah. Memohon perlindungan untuk sang kekasih, yang bahkan dirinya saja tidak tahu bagaimana kabarnya saat ini.Sedangkan, di tempat yang lain, Dinda dan Amel harus merasakan keadaan yang sangat mencekam. Rasa takut harus mereka berdua lawan."Tidak perlu takut dengan bangsa jin, sebab kedudukan manusia itu lebih tinggi. Terus lah ingat Allah, minta perlindungan padaNya, insyaAllah kamu akan baik-b
Terakhir Diperbarui: 2023-09-11
Chapter: Bab 9: Di Luar Nalar
"Tahan dulu sebentar, kita tunggu di dalam kamar sini aja sambil aku juga nyoba buat nyari bantuan," ucap Dinda, masih berusaha tetap tenang.Karena memang rasa percaya yang dimiliki oleh Dinda cukup besar, sehingga membuat perempuan tersebut memiliki keberanian yang lebih. Ia berpikir, jika sedari tadi dirinya hanya berdiri saja, itu sama saja akan membuang tenaga dengan sangat sia-sia. Sehingga, Dinda segera menuntun telapak tangan milik Amel, supaya duduk di atas tempat tidurnya. Namun, reaksi Amel justru di luar dugaan. Ia justru berkata, "Tapi, Din, aku takut kalau harus duduk di situ. Apalagi posisinya deket banget sama pintu keluar.""Amel, percaya sama aku deh, enggak bakalan ada apa-apa. Kalau pun ada sesuatu yang nanti terjadi, pasti yang bakalan kena itu aku dulu, kan dari tadi juga yang dipanggil namanya, nama aku." Dinda benar-benar berusaha untuk membuat temannya percaya dengan apa yang ia katakan. Sebenarnya sudah ada rasa tenang di dalam hati Amel, tetapi tentu saja
Terakhir Diperbarui: 2023-05-03
Chapter: Bab 8: Kebingungan
Amel mulai ciut, rasa takut sudah menyelimuti. Ingin rasanya ia hanya menunggu di luar saja, tetapi di luar pun tetap saja ada rasa takut."Semuanya udah milih buat pindah mungkin, Mel. Ayok lah, kita ke kamar aku aja." Dinda bergegas melangkahkan kaki untuk menuju ke kamar dan membereskan semua barang-barang miliknya. Tak ada kejanggalan apa pun, hanya hawa bangunan saja yang menjadi tak biasa. Seakan-akan bangunan indekos itu sudah lama tidak berpenghuni. Tidak begitu jauh kamar milik Dinda, sesampainya di depan kamar, segera saja membuka pintu dan masuk ke dalam kamar tersebut. Dinyalakannya lampu kamar, serta jendela pun dibuka. Hal itu bertujuan supaya ada udara yang masuk dan kamar tidak lagi pengap, tetapi alangkah terkejutnya kala pintu kamar tiba-tiba saja tertutup sendiri. Amel yang sedari tadi hanya mengamati kamar saja dan berdiri tak jauh dari arah pintu pun langsung merasa ketakutan, berlari mendekat ke arah Dinda dan memeluk sangat erat. Tak hanya Amel saja yang ta
Terakhir Diperbarui: 2023-05-03
DMCA.com Protection Status