author-banner
Ken Sagita
Ken Sagita
Author

Novel-novel oleh Ken Sagita

Sopir Kesayangan Ibu Bos

Sopir Kesayangan Ibu Bos

Slamet pergi meninggalkan kampung halaman setelah kekasihnya dipaksa menikahi anak seorang pejabat. Orang tua sang kekasih menghinakannya, menimbulkan dendam membara di dada. Di kota, Slamet menjadi office boy di sebuah perusahaan swasta terkemuka. Berusaha menyembuhkan luka hati, sembari mengumpulkan rupiah demi rupiah yang dihasilkan untuk mewujudkan impian. Suatu ketika Ibu Bos harus keluar kota, sedangkan sopir pribadinya sakit dan sopir perusahaan tidak ada yang lowong. Slamet yang mantan sopir angkot mendadak ketiban tugas tersebut. Sejak itulah jalan kehidupan Slamet berubah.
Baca
Chapter: 011 - Terpesona
Seumur-umur belum pernah Slamet melihat secara langsung seorang gadis secantik ini. Dari jarak sedemikian dekat pula. Tanpa sadar ia menelan ludah.Namun begitu pandangannya beralih pada gadis satunya lagi, Slamet langsung menundukkan kepala. Antara takut dan malu karena gadis itu yang ia buat jatuh di depan lift tadi.Gadis yang auratnya jadi terumbar ke mana-mana, sekalipun hanya Slamet yang melihat. Itupun hanya sekejap karena pemuda itu buru-buru menutup mata."Begitu rencana pembukaan cabang di Cirebon ini selesai kita matangkan, selanjutnya langsung persiapkan yang di Purwokerto, ya," ucap gadis yang masuk ruangan lebih dulu.Gadis satunya tampak mendelikkan mata saat menyadari Slamet ada di dalam ruangan. Langkahnya sontak terhenti karena kaget."Mel?" panggil gadis di depan setelah menunggu-nunggu ucapannya tak kunjung ditanggapi."I-iya, Bu," sahut gadis yang dipanggil Mel, lalu buru-buru mendekati si bos. "Habis ini segera saya sia
Terakhir Diperbarui: 2024-07-21
Chapter: 010 - Pertemuan Pertama
Usai meletakkan clutch bag temuannya di bawah tas Asih, Slamet bergegas keluar dari pantry. Ia harus kembali ke lantai satu untuk melanjutkan menyapu empat lantai gedung.Akan tetapi ketika Slamet bersiap masuk lift yang pintunya baru saja terbuka, muncul Asih dari dalam. Gadis itu tampak kaget, tapi lalu langsung menggamit lengan Slamet."Eh, kebetulan banget ketemu kamu di sini," seru Asih gembira."Ada apa?" tanya Slamet yang kebingungan.Pemuda itu antara risih tapi juga senang lengannya digamit Asih. Tubuhnya secara otomatis berdempetan dengan tubuh Asih, bahkan nyaris saling bersentuhan. Entah mengapa, Slamet otomatis teringat pada Sari.Bukannya menjawab pertanyaan, Asih malah menarik Slamet. "Yuk, kamu ikut aku."Slamet tambah kebingungan. Namun ia menurut saja. Bak kerbau dicocok hidungnya, pemuda banyumas itu ikut saja ketika Asih membawanya kembali masuk ke dalam lift."Eh, ini kita mau ke mana memangnya?" tanya Slamet begi
Terakhir Diperbarui: 2024-07-20
Chapter: 009 - Menabrak Siapa?
Bagaimana Slamet tak melongo? Di hadapannya kini, seorang gadis muda tergeletak melintang tepat di depan pintu lift. Kertas HVS bertebaran di sekitar dan juga di sekujur tubuh si gadis.Sebelah kakinya terlipat ke samping, sedangkan kaki satunya lagi mengembang lurus. Karena memakai rok span sebatas lutut, posisi jatuh itu membuat bagian paha si gadis terekspos sempurna hingga ke pangkal."Mak!"Slamet yang tadinya spontan hendak maju menolong si gadis, kontan berbalik badan sambil menutup wajah dengan telapak tangan. Ia tak mau matanya berdosa karena melihat aurat wanita.Sementara si gadis bergegas bangkit begitu rasa kagetnya sirna. Ia rapikan pakaiannya yang berantakan tak karuan. Rok span buru-buru ia tarik turun serendah mungkin.Sepasang pipi si gadis tampak merona merah. Campuran rasa malu dan juga marah karena tahu area terlarang tubuhnya sempat dilihat lelaki asing."Sialan lu, ya!" bentak si gadis, sembari menunjuk Slamet geram. "Mata lu buta apa gimana, hah? Ada orang main
Terakhir Diperbarui: 2024-07-19
Chapter: 008 - Pembelaan Asih
Baru sampai tangga yang juga dekat lift, Slamet berpapasan dengan Asih. Gadis itu tengah membawa kardus besar entah berisi apa. "Mau ke mana, Met?" tanya Asih sebelum sempat Slamet menyapa. "Cari kamu," jawab Slamet. Dia memang butuh Asih saat ini, sebab Irwan sudah terang-terangan menunjukkan sikap tidak bersahabat terhadapnya. "Hah?" Asih terang saja kaget. Gadis itu menghentikan langkah dan memandangi Slamet lekat-lekat. "Maksud kamu apa?" Slamet mesam-mesem serba salah. "Anu, kata Lik Muji ... eh, Pak Samuji, aku jadi office boy di sini sama kaya kamu dan Irwan." "Ooo." Asih tersenyum keki. Hampir saja tadi dia berpikir macam-macam. "Ya udah, yuk kita ke pantry. Udah waktunya siap-siapin minuman sama camilan buat meeting para manajer." "I-iya." Slamet mendekati Asih dan meminta kardus besar yang dibawa gadis itu. "Sini, biar aku aja yang bawa." Asih melongo, antara kaget, takjub dan tak percaya. Dia hanya diam ketika kardus besar di tangannya berpindah tangan. Selama bekerj
Terakhir Diperbarui: 2023-12-22
Chapter: 007 - Sambutan Irwan
Tak sampai setengah jam berselang, sebuah mobil jenis wagon memasuki halaman parkir gedung. Asih menghentikan pekerjaannya dan mengalihkan perhatian pada kendaraan tersebut. Sedangkan pekerja satunya tampak tak acuh.Slamet jadi ikut-ikutan tertarik mengamati obyek yang sama. Di dalam hatinya jadi menebak-nebak, jangan-jangan ini pamannya yang datang.Begitu pintu bagian pengemudi terbuka, senyum Slamet merekah. Meski jarak di antara mereka terhitung jauh, pemuda itu tahu betul yang barusan turun memang pamannya. Samuji."Itu Pak Samuji, Met," kata Asih memberi tahu.Tanpa menjawab, Slamet turun dari kursinya dan melangkah keluar. Tak lagi kaget dengan pintu kaca yang otomatis terbuka ketika ada orang mendekat."Lik," panggil Slamet begitu sudah dekat dengan Samuji. Dia cium tangan adik ibunya itu dengan takzim."Wis awit mau, Met?" tanya Samuji, sambil mengusap-usap rambut keponakannya yang masih merunduk mencium tangannya."Nembe bae, kok," jawab Slamet yang kembali berdiri tegak. "
Terakhir Diperbarui: 2023-12-22
Chapter: 006 - Kenalan Pertama
Slamet berdiri penuh kagum sambil mendongak. Mulutnya tak henti berdecak, dengan sepasang mata melebar dan kepala bolak-balik menggeleng-geleng. Tepat di hadapan Slamet saat ini terdapat sebuah gedung tinggi menjulang. Entah berapa tingkat, yang pasti sangat banyak. Ini gedung tertinggi yang pernah Slamet lihat seumur hidup. Hari masih sangat pagi. Gedung itu tampak sepi. Hanya terlihat beberapa orang memegang tongkat pel, sibuk hilir-mudik membersihkan lantai. Ada juga yang mengelap kaca. "Bang, maaf, ini bayarnya mau cash apa pakai Kopay?" Pertanyaan itu membuat Slamet tergeragap. Buru-buru dia berbalik badan, sembari merogoh saku celana untuk mengambil lembaran-lembaran uang di dalam sana. "Maaf, Mas," ucap Slamet penuh rasa bersalah, sembari menyerahkan selembar uang kepada lelaki berjaket merah jambu di belakangnya. "Habis berapa?" Lelaki berjaket merah jambu mengecek smartphone di tangan kirinya, baru kemudian menjawab, "Kalau menurut aplikasi sih, empat lima. Cuma kan, si
Terakhir Diperbarui: 2023-12-21
Anda juga akan menyukai
Mendadak Kaya Raya
Mendadak Kaya Raya
Urban · Ken Sagita
646.5K Dibaca
Lelaki yang Terbuang
Lelaki yang Terbuang
Urban · Ken Sagita
615.4K Dibaca
Suamiku Jadul
Suamiku Jadul
Urban · Ken Sagita
567.3K Dibaca
Tuan Muda
Tuan Muda
Urban · Ken Sagita
498.5K Dibaca
DMCA.com Protection Status