Chapter: Langkah Dalam BayanganAku berjalan gelisah di dalam apartemen. Pagi itu terasa sangat berat setelah malam yang penuh ketegangan. Panggilan misterius, ancaman yang belum jelas, dan kenyataan bahwa seseorang mengawasi setiap gerakanku membuat dadaku sesak.Julius masih duduk di sofa dengan ekspresi serius, sedangkan Angel sedang menyeduh kopi di dapur. Aku tahu mereka berusaha tetap tenang, tetapi aku bisa merasakan ketegangan yang menggantung di antara kami."Julius, apakah kamu yakin bahwa ini ada hubungannya dengan Om Kevin? " tanyaku pelan, duduk di seberang Julius, suaraku penuh kegelisahan.Ia menghela napas panjang sebelum menjawab, "Aku tidak tahu dengan pasti, Oliv. Tetapi yang jelas, seseorang ingin membuatmu takut. Mereka ingin kamu menyadari bahwa kamu sedang diawasi," katanya dengan nada yang waspada.Aku meremas jemariku sendiri, mencoba menenangkan diri. "Jadi, apa langkah kita selanjutnya? " tanyaku dengan nada penuh harap.Angel meletakkan tiga cangkir kopi di meja dan duduk di sampingku. "Ji
Last Updated: 2025-02-23
Chapter: Panggilan MisteriusDi sebuah malam yang gelap di kota New York, Aku sedang duduk sendiri di kamar yang tenangnya sesak oleh kesunyian. Om Kevin, yang biasanya selalu ada di sampingku, tiba-tiba pergi lima hari yang lalu. Aku merasa rindu dan cemas, tetapi ada hal lain yang juga mengganjal hatinya.Setelah terror kotak makanan tadi siang, Aku dan kedua sahabatku saling menguatkan satu sama lain. Julius yang menyadari kejanggalan ini menyimpan banyak pertanyaan di kepalanya. Tentang apa yang terjadi padaku dan ada urusan apa yang dilakukan Om kevin sampai mengabaikan pesan darikuKetika malam semakin larut, Aku mendengar suara lonceng ponselku berdering. Ketegangan menaungi ruangan saat Aku melihat layar ponselku menunjukkan panggilan masuk tanpa nomor pengenal. Perasaan waspada memenuhi pikirannya, tapi penasaran dengan kemungkinan pesan dari Om Kevin membuatku menekan tombol untuk mengangkat panggilan tersebut."Hello," sapaku dengan suara ragu.Namun, jawaban yang diterima hanya suara bising yang tak je
Last Updated: 2025-02-22
Chapter: Terror yang PertamaHari ini tepat lima hari Om Kevin meninggalkan aku bersama dua orang yang semakin hari semakin menyebalkan. Udara pagi New York yang sangat dingin membuatku enggan untuk keluar kamar dan menemui kedua sahabatku. Tapi entah kenapa satu malam ini perasaanku benar-benar tak karuan. Penyebabnya bukan hanya aku rindu Om Kevin, tapi ada hal lain juga yang mengganjal hatiku.*Ting Tong* bell berbunyi, aku yang mendengar bell di tekan hanya diam dan tidak peduli tentang siapa yang menekan tombol tersebut. Aku ingat pesan Om Kevin, tentang jangan membukakan pintu untuk siapapun kecuali untuk dirinya."Oliv! apa kamu memesan makanan Online?" tanya Angel dari balik pintu kamar."Aku tidak memesan makanan apapun, Angel! Stok makanan kita saja masih banyak di dalam kulkas, mana mungkin aku begitu boros untuk memesan makanan Online," jawabku yang berjalan ke arah pintu kamar dan membukakannya untuk Angel.Aku dan angel yang sibuk bertanya-tanya siapa yang memesan makanan Online sama-sama melirik ke
Last Updated: 2023-07-21
Chapter: Hak Asuh Jessi*POV Kevin Pranata Agraha*Empat hari setelah pergi meninggalkan Oliv. Pagi itu bertepatan di kediaman Kevin, sebuah keributan besar terjadi di rumah itu."Tak akan kubiarkan hak asuh Jessi jatuh ke tanganmu!" teriak seorang Pria yang terkenal dengan sifat dinginnya. Ia memeluk erat anak perempuan semata wayangnya itu."Aku mohon, Kevin! Tolong berikan hak asuk Jessi padaku. Aku berjanji padamu akan merawat Jessi dengan sebaik mungkin," ucap wanita yang sudah tidak punya urat malu itu."Plak." Satu pukulan melayang ke pipi yang sudah mengkhianati laki-laki itu."Sadar dengan ucapan mu Grace! Atas dengan alasan apa aku harus memberikan hak asuh Jessi kepadamu? Selama lima tahun aku merawat Jessi sendirian tanpa ada sedikitpun kontribusi dari Ibunya! Sekarang, kamu datang dengan muka busukmu itu untuk meminta hak asuk Jessi? Dimana rasa malumu Grace?" cercah Kevin habis-habisan menghantam Grace dengan kata-kata tajamnya."Aku mohon padamu Kevin, berikan aku satu kali kesempatan untuk mer
Last Updated: 2023-02-04
Chapter: Suka Duka Bersama"Prankkk!" sebuah barang jatuh dari dapur. "Juliuss!" teriak Angelina bersamaan dengan barang jatuh itu. Jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Dua orang tamu yang baru datang tadi malam sedang membuat keributan di dapur. Aku yang masih menikmati waktu tidurku ikut terganggu mendengar keributan itu. "Mereka kenapa sih?" tanyaku sambil berusaha membuka mata yang kini terasa berat. Setelah mengumpulkan nyawa, aku berjalan ke arah cermin untuk melihat wajahku terutama di area mata. "Benar-benar sembab, apa mereka melihatnya?" gumamku dengan perasaan takut. Aku segera ke kamar mandi untuk membersihkan badan dan merelaksasikan tubuhku yang mulai kelelahan. Selesai mandi aku memakai beberapa rangkaian perawatan kulit untuk menutrisi kulit dan juga mengurangi sembab yang ada di mataku. Kamar hotel yang aku tempati lumayan luas, aku tinggal di lantai 20 yang bertema VVIP yang hanya berisi enam kamar. Satu kamar sudah memiliki fasilitas lengkap, seperti ruang tamu dengan kursi yang bisa
Last Updated: 2022-02-16
Chapter: Tamu Tak di Undang Setelah di tinggal oleh Om Kevin, aku menghabiskan kesendirianku hanya dengan main game, menonton film, makan-makan dan masih banyak lagi. "Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Bertanya pada diriku sendiri. Aku kembali duduk di balkon sambil menikmati angin dan matahari sore. Pemandangan yang indah jika dinikmati bersama orang yang menyayangimu. "Sekarang aku benar-benar kesepian," ucapku dengan kembali membuka game buatan Stella. Sebelum login game, seseorang tanpa nama mengirim pesan private kepadaku. "Aku akan balas dendam padamu!" "Tak akan kubiarkan kamu hidup tenang!" "Kamu akan mati di tanganku!" Tulisnya dalam pesan terkunci itu. Aku yang lebih mementingkan kesepianku hanya tersenyum tipis melihat pesan itu. "Mau aku mati di tanganmu atau di tangan orang lain, siapa yang akan peduli tentang kematianku!" gumamku dalam hati sambil meneruskan permainan yang sejak tadi menunggu dimainkan. ***Dua hari kemudian*** *Ting, ting, ting* bel pintu terus berbunyi. Aku yang s
Last Updated: 2022-02-07