Chapter: MenyebalkanSial, adalah yang kurasakan ketika tak sengaja tersandung kaki sendiri saat hendak menyusul Mr. Regan yang melangkah cepat di depanku. Aku tersungkur dengan lutut dan kedua tangan mendarat di tanah lembab. Pria dingin itu menoleh ke belakang sambil memberikan tampang datar bertanya, “Apa kau ingin menangkap kodok?”Aku menatapnya sebal seraya mendesis, kemudian perlahan duduk sambil membersihkan telapak tanganku yang kotor. Rasanya lumayan sakit. Apa aku terlihat sedang mencari kodok? kesalku. Mempertanyakan isi kepalanya.Namun, dia hanya melejitkan bahu lalu berbalik meninggalkanku tanpa perasaan. Oke baiklah. Begini awal mula kenapa aku bisa mengekorinya di jam 5 pagi kala matahari belum terbit. Dimana dedaunan musim semi masih sangat lembab oleh embun, dan kabut masih sedikitnya melingkupi pemandangan.Ternyata, selama ini Mr. Regan suka pergi ke suatu tempat kala hari masih gelap, sambil membawa kamera dan seb
Last Updated: 2021-10-17
Chapter: Malam indahSejak kejadian di malam itu, Mr. Regan bersikap lembut padaku seperti apa yang telah dia katakan sebelumnya. Meski tanpa bicara sama sekali pun, dia tetap akan mengajakku menghabiskan waktu. Mulai dari sarapan pagi, membiarkan aku duduk di kamarnya dan melihatnya membaca buku, memeriksa barang-barangnya termasuk mencoba Teleskopnya meskipun itu adalah siang hari yang terik dan waktu yang aneh untuk melihat bintang. Hari berikutnya kami duduk di bangku pinggir kolam tanpa mengatakan apapun. Mr. Regan membaca buku favoritnya, dan aku kikuk di sampingnya membisu seperti ranting pohon yang kaku. Sesekali hanya memperhatikannya dan merenungkan beberapa hal. Lalu, karena Mr. Regan memiliki tiga ekor kuda, aku menemaninya memberi makan binatang-binatang itu di kandangnya. Aku selalu mengekorinya di belakang, seperti seorang pengamat pria berkacamata tersebut.Matahari terbit, matahari terbenam, malam berlalu, pagi pun datang. Detik ke menit yang merangkak pada akhirnya menghanta
Last Updated: 2021-10-17
Chapter: TersiksaFrom Lucas :Ini aku Lucas. aku meminta nomermu dari ibu. Hubungi aku jika kau butuh sesuatu karena aku akan selalu membantumu.Sebuah notifikasi pesan masuk dari nomer tidak dikenal sebelumnya membuatku terkejut. Namun, ketika aku membaca isinya, mendadak hatiku merasa sedikit lega. Entah kenapa begitu, tapi aku memang selalu menginginkan seseorang membantuku mengatasi kekesalan atau apapun jenisnya.Kami sudah kembali dari pesta setelah tiga puluh menit di sana tanpa apapun yang berarti.Hanya mengakibatkan aku kembali pada situasi menyebalkan di mana Mr. Regan bersikap seperti semuanya adalah salahku."Aku sudah memperingatkanmu tentang Lucas," ucap Mr. Regan memecah hening. Aku menoleh padanya kesal setelah menyimpan kembali ponselku ke dalam tas kecil yang kugunakan."Ini semua juga salahmu,"balasku.Dia diam dan aku juga diam. Kami terjebak di lautan sunyi ke sekian di dalam mobil yang mel
Last Updated: 2021-10-17
Chapter: HukumanJalanan yang kami lalui sama mengerikannya dengan kesunyian yang Mr. Regan ciptakan.Aku tak punya minat sama sekali untuk membuka pembicaraan. Terlebih tidak ada topik yang menarik untuk dibahas dengannya, sebab segala hal dimulai dari pertemuan kami adalah hal yang sama sekali tak menyenangkan untuk dibicarakan.Termasuk pada bayang-bayang omongan Lena.Rasanya begitu dingin di sini padahal penghangat menyala dengan semestinya.Lalu, kuputuskan untuk melihat di sekitar, sebagai upaya mengalihkan diri dari perasaan tak enak.Tetapi, aku tak dapat menemukan apapun selain pepohonan pinus tua yang diselimuti kegelapan malam. Batang-batang pohonnya membuatku membayangkan tentang sesuatu yang akan muncul dari sana.Perlahan aku teringat tentang kisah yang selalu dibicarakan oleh nenekku dahulu sebelum tidur.Meskipun bukan cerita pengantar tidur yang menyenangkan karena ini adalah cerita tentang mahluk penghuni pohon
Last Updated: 2021-10-17
Chapter: Sebuah faktaPukul delapan malam. Aku hanya meringkuk di atas ranjang seusai kejadian di kamar mandi siang tadi. Bantal yang kugunakan basah oleh air mata dan rasanya mataku perih karena tak bisa berhenti menangis.Kudengar pintu kamarku diketuk, dan hal itu membuatku terkejut. Seketika melihat ke arah pintu dengan tatapan ngeri."Nyonya."Aku menghela lega. Ternyata suara Lena."Ya?" jawabku lemah sambil kembali menempelkan pipi ke bantal lembab."Saya boleh masuk? ada perintah dari Mr. Regan."Mendengar namanya saja membuat moodku bertambah turun. Sejak tadi terus-menerus terjebak overthinking, lantaran aku merasa sudah tak berguna. hidupku yang tumbuh dan dibesarkan oleh orang tuaku terasa sia-sia. Dua puluh tiga tahun yang indah itu, runtuh di bawah kuasa seorang pria berhati dingin berkepala batu. Berjiwa kejam dan tidak berperikemanusiaan.Oh, yeah dan dia adalah seorang maniak."Masuklah," jawabku pada akhir
Last Updated: 2021-10-17
Chapter: Ya. Dia memang gilaTuan Regan baru kembali dari arah halaman belakang. Aku memperhatikannya dari rooftop saat mencari udara segar di pukul sepuluh pagi ini. Dia membawa bunga Lavender di tangannya.Aku bertanya-tanya apa yang akan dia lakukan hari ini. Apakah dia akan mengurung diri di ruang kerjanya lagi?Aku menghela napas sambil melihatnya menghilang di balik pintu belakang. Lantas aku mengalihkan diri. Kutatap pemandangan sekitar dan tiba-tiba mengingat apa yang dia lakukan padaku kemarin.Sejak saat itu, aku tidak berbicara dengannya. Aku akan makan kalau dia sudah selesai makan. Meskipun dia memang selalu mengabaikanku, bahkan ketika kami berpapasan bertemu di dapur ketika mengobrol dengan Bibi Claire, atau di ujung tangga ketika aku hendak naik ke kamarku.Ini sungguh menyebalkan. Aku sangat takut berhadapan dengannya.Dan aku sungguh ingin bertemu ibuku. Ini seperti penjara yang sangat mengerikan dimana aku merasa aku tidak aka
Last Updated: 2021-10-17