author-banner
Choco Almond
Choco Almond
Author

Novels by Choco Almond

Hamil Muda

Hamil Muda

"Mau kemana ?" tanya seorang laki-laki yang melihat Sevim sudah berpakaian rapi. Sevim tersenyum manis saat tahu siapa yang menyapannya, "Mau ke pantai mas, bosen di rumah terus." jawabnya tanpa menghilangkan semburat senyum dari bibirnya. "Mau mas temenin ?" "Sev mau sendiri mas." "Jangan pulang malam-malam." Alia mengangguk semangat saat mendapatkan izin dari laki-laki itu untuk pergi sendiri. Sevim Azalia Risqy, gadis yang baru berusia 18 tahun ini harus pergi dari rumahnya karena kesalahan satu malam. Kesalahan yang dia buat mendatangkan kehidupan di dalam perutnya. Beruntung saat dia tidak memiliki apa-apa dan siapa-siapa dia di pertemukan dengan keluarga yang begitu baik kepadanya dan mau menampunya dan anaknya. **** Di tempat lain, saat Alia memulai kehidupan baru dengan bahagia, ada seseorang yang begitu sangat menderita. kepergian gadis itu mampu membuat seorang laki-laki behati dingin semakin menjadi dingin. "BRENGSEK ! JANGAN PERNAH KEMBALI SEBELUM MEMBAWA DIA KE HADAPAN SAYA !" suaranya menggema di seluruh ruangan, bahkan sampai terdengar di luar ruangan itu. 3 orang pengawal yang berada di sana langsung kabur saat mendengar bentakan dari bosnya. mereka tidak ingin mendapat cacian atau pun makian dari bosnya lagi. dengan tergopoh-gopoh mereka keluar dari ruangan itu
Read
Chapter: MEMELUK ERAT
El lalu menghampiri tubuh Alia yang berada di dalam pelukan umi Maria, mengambilnya lalu menggendongnya begitu saja. Dia tidak ingin gadis yang dalam gendongannya ini kenapa-napa apalagi saat melihat perut buncitnya. “Ambil mobil, Dam!” printah El sambil terus berjalan. Suaranya sedikit bergetar, bahkan air matanyanya kini sudah mengumpul di ujung mata. Damar berlari keluar dan ingin mengambil mobil mereka, namun saat sampai di depan pintu, dia melihat Adam yang sudah berada di dalam mobil. Damar membukakan pintu untuk El dan Alia yang berada di dalam gendongannya. Hujan sedikit reda dan terganti dengan grimis yang masih membasahi bumi. Mereka semua pergi ke rumah sakit terdekat, meninggalkan Zahra sendirian dirumah. Umi yang duduk berada di samping kemudi, terus menengok kebelakang dengan air mata yang semakin deras. Sedangakn El memeluk tubuh tak sadarkan diri Alia yang berada dalam panguannya. Kemejanya telah berubah memerah karena Darah yang terus
Last Updated: 2022-02-12
Chapter: Ketakutan Terbesar
“Mas ini kelapanya.” Aku menengkok ke sana kemari mencari wanita yang berada di depanku tadi, tapi kemana perginya. “Mas.” Aku sedikit tersentak dengan tepukan di lenganku, “Terima kasih.” Ucapku lalu mengambil kelapa muda yang di sodorkan ke arahku. “Cari siapa mas ?” “Wanita yang di sini tadi.” Tunjukku ke arah kursi yang di duduki wanita tadi. “Oh, neng Sev mah udah pulang.” “Sev ?” “Iya, mas kenal ?” “Tidak ! Berapa kelapannya ?” setelah membayar semuanya aku langsung pergi meninggalkan pantai tersebut. aku kini kembali melangkah ke arah proyek, entah mengapa wajah wanita itu tidak mau hilang dari fikiranku. Wajahnya benar-benar mirip Alia, bukan mirip lagi mereka seperti pinang di belah dua. “Lu kenapa sih ?” tanya damar yang melihatku seperti orang bodoh. “Gue nggak papa, kita mulai rapat.” Titahku dah pergi begitu saja. Tidak ada kantor,
Last Updated: 2022-02-11
Chapter: BAB 20 (Seperti pelangi yang datang setelah badai)
“Ada apa ?” raut bingung di wajah umi masih terlihat jelas melihat kami berdua.Dengan bangga aku memberikan selembar kertas itu kepada umi “SURAT IZIN USAHA” tulisa yang tertera di sana. Setelah berbulan-bulan mengajukan, dan harus bolak-balik mengurus karena orang yang kami percaya menghiyanati kami dan membawa semua uang kami.“Selamat sayang.” Umi lalu memeluk kami.Setelah mendengar kabar gembira itu, suasana rumah terlihat begitu lebih ceria. Berita itu sudah menyebar ke telinga abi dan mas Adam.***Dan pagi itu aku dan mas Adam mulai mengecek bangunan yang akan menjadi toko kami. Bangunan berlantai dua itu terletak tidak jauh dari pesantren, dan tempatnya cukup staregis. Apalagi jika dari lantai dua kita bisa melihat luasnya lautan biru, tempay yang begit adem, karena di apit perbukitan juga.“Mau kemana ?” tanya mas Adam saat melihatku turun dari lantai atas.
Last Updated: 2021-07-04
Chapter: BAB 19 (Lembaran Baru)
Senyumku mengembang saat melangkah ke arah dapur, di sana umi dan abi saling membantu utuk menyiapkan makan siang. Aku jadi teringat dengan mami sama papi, apa kabar mereka, apa mereka sudah tahu jika aku tidak ada di rumah.“Umi.” Kedatanganku mencuri perhatian dari mereka berdua. Sepertinya rumah ini tidak ada seorang pembantu, aku tidak melihat orang lain selain keluarga ini.“Ada apa nak, umi kira kamu sedang tidur siang.” Umi menghapiriku dan menuntunku untuk duduk di salah satu kursi yang ada di meja makan.“Biar aku bantu memasak umi.” Aku mengambil alih pisau di tangan umi untuk mengupas bawang.“Sudah berapa bulan kandunganmu nak ?” tanya abi yang sedang membersihkan beberapa sayur yang akan di masak.Aku menundukkan kepalaku, malu sekali rasanya saat di tanya seputar kandungan, “Baru satu bulan, bi.” Elusan di lenganmu membuatku mendongakan kepal.Senyum umi yang meneduhka
Last Updated: 2021-07-02
Chapter: BAB 18 (I'am not Zhafira)
Umi hanya tersenyum melihat putranya yang sunggu tidak percaya dengan wanita yang ada di depannya saat ini. “Sevim, kenalin dia Adam putra sulung umi.” Aku tersenyum dan mengangguk kepada bang Adam yang ada di depanku. “Maaf.” Ucap Adam lirih dan membuang mukannya. Dia mengusap cepat air mata yang jatuh di pipinya. Umi yang melihat putranya menangis langsung memeluknya dan menyemangatinya kembali, “Zafira sudah bahagia di atas sana mas, mas jangan nangis lagi.” “Mas kangen sama Afi, Umi” ucapnya lirih di dalam pelukan umi. Dengan lembut umi mengelus surai milik Adam, “Kita semua juga kangen sama Afi mas, namun kita nggak boleh lemah seperti ini.” Adam sedikit menjauhkan tubuhnya dari umi, dan tersenyum begitu manis. Setelah itu kami melanjutkan makan yang sempat tertunda, sebenernya buka kami, karena aku hanya minum teh hangat yang tadi di bawa umi. Melihat mas Adam yang begitu menikmati makanannya, membuat aku menelan liur den
Last Updated: 2021-06-07
Chapter: BAB 17 (Jogja)
ALIA POV Aku sampai di Jogja pagi buta, udara di sini terasa begitu sejuk walau berada di tengah kota. Semalam aku tidak jadi terbang dengan pesawat, saat aku sedang duduk menunggu, aku melihat sepasang kakek dan nenek yang telah kehabisa tiket. Mereka di paksa harus pisah penerbangan, karena aku tidak tega, aku memberikan tiket yang aku beli kepada mereka. Dan saat aku ingin mengantri tiket untuk penerbangan berikutnya, aku melihat El masuk ke dalam bandara. Aku berjalan santai berpapasan dengannya dan kabur dari bandara, bodoh sekali laki-laki itu. Aku langsung menghentikan taksi yang lewat di depanku, membiarkan mobilku berada di bandara, jika aku pergi dengan mobil pasti akan segera ketahuan jika aku pergi. “Mau kemana non ?” tanya supir taxsi dengan ramah. “Kesetasiun ya pak.” Dia tersenyum samar dan menganggukan kepala. Dan setelah itu tidak ada percakapan lagi di antara kami, sampai taxsi berhenti di depan stasiun. Kuberikan lim
Last Updated: 2021-05-27
You may also like
Benih Haram Sahabatku
Benih Haram Sahabatku
Romansa · Choco Almond
11.1K views
GADIS KESAYANGAN TUAN MUDA
GADIS KESAYANGAN TUAN MUDA
Romansa · Choco Almond
11.1K views
Cinta Dalam Diam
Cinta Dalam Diam
Romansa · Choco Almond
11.0K views
Istri Kecil Presdir Dingin
Istri Kecil Presdir Dingin
Romansa · Choco Almond
11.0K views
Malam Penuh Gelora Bersama Bosku
Malam Penuh Gelora Bersama Bosku
Romansa · Choco Almond
11.0K views
DMCA.com Protection Status