Demi menyelamatkan bisnis ayahnya yang hampir bangkrut, Isabella Lara Gilbert merelakan dirinya menjadi mempelai pengganti setelah saudara kembarnya kabur tepat di hari pernikahan. Peristiwa itu membuatnya terjebak di dalam kebencian Jest Alexander Suh. Pria yang mengatakan dia tak akan pernah mencintai Lara bahkan setelah mereka menghabiskan malam pertama. Alex memiliki perempuan idaman lain saat Lara tidak berhasil menakhlukkan hati dinginnya. Suatu hari yang malang, Lara diusir Alex pergi dari rumah dan menghilang dari peredaran. Waktu berlalu, mereka kembali dipertemukan di peristiwa tak terduga. Saat Lara telah memperbaiki hidupnya, Alex tenggelam dalam rasa bersalah yang mendalam pada Lara kala dia tahu malam pertama yang mereka lakukan telah menumbuhkan kehidupan lain, anak mereka, sepasang anak kembar. Lara dihadapkan pada sengketa hati, antara kebencian dan hati nurani seorang ibu. Bagaimana jika Alex adalah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkan anaknya? Haruskah Lara mengabaikan luka dan menerima syarat darinya? “Aku akan mendonorkan darahku, tapi sebagai gantinya kau harus kembali padaku!”
View MoreEntah berapa ratus, atau bahkan ribu banyaknya foto Lara yang ada di dalam kamar itu—selain kamar yang diyakini oleh Alex sebagai kamar utama.Pada dindingnya yang lebar itu Alex bisa menjumpai foto Lara. Jika Alex biasanya melihat hal seperti ini lumrahnya ada di film atau di drama thriller tentang seorang psikopat, tetapi kali ini Alex melihatnya ada di depan mata.Alex pernah mengatakan bahwa pria itu—Selim—memiliki pengetahuan tentang Lara sama sepertinya. Tetapi sangkaan itu harus ia tepis sekarang karena sepertinya Selim lebih banyak tahu tentang Lara.Sebab ada banyak sekali foto Lara yang tinggal di rumah lamanya, bersama dengan Neo dan Shenina yang masih kecil. Berada di depan rumah, atau sedang membeli jajanan di toko yang tak jauh dari rumahnya.Atau saat Lara mengantar mereka ke sekolah bersama dengan wanita paruh baya yang dikenal Alex sebagai pengasuh si kembar dulu, selama Lara bekerja.Ada buku yang memiliki catatan apa-apa saja yang dilakukan oleh Lara. Tanggal, jamn
Sungguh gila rasanya saat bisa kembali memadu cinta seperti ini.Lara memandang Alex yang sedang mengatur napas di sebelahnya, ia sedang menatap langit-langit kamar yang temaram, saksi bisu apa yang beberapa saat lalu mereka lakukan.Mungkin sadar Lara terus mengamatinya, Alex menoleh pada Lara yang tersenyum saat ia sedikit berpaling dan menarik selimut untuk mereka berdua.Alex memeluknya, memberi kecupan yang manis di puncak kepalanya dan berbisik, “Yang barusan itu sangat manis.”“Kalau begitu kamu tidurlah ... kamu bilang akan pergi sama Ibra besok?” tanya Lara sembari menyentuh garis dagu Alex.“Iya, Sayangku.”“Mau pergi ke mana kamu dengannya?” tanya Lara lagi. “Apakah itu pergi untuk mengurus si Selim itu, atau pergi ke perjalanan bisnis?”“Pergi untuk perjalanan bisnis. Aku akan berangkat pagi dan mungkin ... sampai rumah malam harinya. Kalau lebih cepat selesai, sore hari aku akan sudah pulang. Bagaimana?”Lara mengangguk tak keberatan, “Iya, baiklah. Tetaplah hati-hati sam
Di dalam ruang pemeriksaan .... Batara dengan sudah berganti seragam orange tahanan tengah duduk berhadapan dengan seorang petugas kepolisian. Hari ini adalah jadwal pemeriksaan atas kasus kecelakaan yang tempo hari hampir saja merenggut nyawa Alex serta anak-anaknya. Dan juga keterlibatannya dengan seorang pria yag terobsesi pada Lara, benar ... Selim. Pada satu waktu, mereka dipertemukan di dalam ruang interogasi itu. Tujuan polisi jelas, untuk membuat mereka menjawab pertanyaan yang sama, dalam proses penyelidikan. Dan itu menuai hal buruk ternyata. Sebab Batara menjawab hal yang berbeda dengan yang dikatakan oleh Selim. Saat polisi menanyakan mengapa mereka melakukan itu—motif yang mendasarinya—Batara menjawab bahwa Selim terobsesi dengan Lara sementara Selim sendiri menjawab dia memiliki dendam pribadi pada Alex dan berniat menyerangnya. Batara tahu betul jika Selim mengatakan hal itu bisa saja karena ia tidak mau terjerat pasal yang lainnya. Makanya dia mengatakannya sec
Selim, tentu saja digiring masuk ke dalam mobil polisi meski keadaan tubuhnya basah kuyup dan bau got. Polisi tak punya pilihan lain selain harus membawanya. Padahal Ibra sudah berteriak tadi di bawah hujan agar dia dinaikkan gerobak sampah saja karena dia sama busuknya dengan sampah-sampah itu! “Ambil saja gerobak sampah dan masukkan dia ke sana lalu giring ke kantor, Pak!” Kalimatnya memantik kemarahan Selim semakin beringas ternyata. Ia yang hampir saja diangkut oleh mobil polisi berteriak kesetaan dan memberontak ingin menyerang Ibra. “BRENGSEK KAMU, IBRANI!” Yang dikatakan sebagai ‘brengsek’ malah petentang-petenteng berkacak pinggang di samping Alex dan meledeknya dengan bibirnya yang miring ke kanan serta ke kiri. “Mau apa kamu? Mau maju dan melawan? Sini kalau berani!” tantang Ibra tanpa takut. “Pak Alex tadi harusnya patahkan saja kakinya itu,” desis Ibra. “Itu tidak sebanding dengan nyawa dalam kandungan Lara yang sudah dia hilangkan! Bedebah gila! Bajingan mesum!” I
Beberapa jam sebelum Selim dimasukkan Alex ke dalam got .... .... Sore harinya, Alex mendapatkan pesan dari Batara yang mengatakan, ‘Pak Alex, Selim ingin aku mengawasi rumah nona Lara nanti malam karena dia akan masuk ke dalam sana.’ Alex yang membaca itu pun bergegas menghubungi Lara. Cukup lama tersambung sehingga Alex harus sabar menunggunya. “Alex,” sapa suaranya yang manja dan manis seperti biasanya. “Sayang.” “Ada apa?” “Kamu bisa bawa anak-anak untuk pergi dari sana dan pulang ke rumah?” tanya Alex yang membuat Lara yang saat itu sedang bermain bersama dengan Sky dan si kembar di kolam karet di belakang rumah seketika itu bingung dibuatnya. “Sekarang?” tanya Lara memastikan. “Iya, sekarang, Lara.” “Tiba-tba saja?” “Batara bilang kalau si Selim itu memintanya untuk menjaga di luar rumah karena nanti malam Selim akan masuk ke dalam. Kamu tahu artinya apa, ‘kan?” Dengan hanya membayangkan itu saja Lara dibuat merinding. Lara sudah pernah membahas ini bersama dengan
Perdebatan Nina dan Alex bisa didengar oleh Lara yang sesaat kemudian muncul dengan menggendong Sky. .... "Ada apa?" tanya Lara. "Kenapa kalian bertengkar?" lanjutnya beriringan dengan suara Neo dan Shenina yang sedang karaoke dari ruang keluarga dengan meneriakkan, "BABY YOU LIGHT UP MY WORLD LIKE NOBODY ELSE!" Yang rasanya hampir memekakkan telinga. "THE WAY THAT YOU FLIP YOUR HAIR GET ME OVERWHELMED." Bersahut-sahutan. Tak apa ... mereka sedang berselebrasi atas kelulusan mereka dari Taman Kanak-kanak dan senang karena mendapatkan hadiah dari Alex. Tapi minusnya, Sky menengok ke kanan dan ke kiri. Jika bocah kecil itu bisa bicara dia pasti akan bertanya, 'Mama, suara siapa itu yang seperti suaranya anak domba Switzerland?' "Ini, Nona Lara—" kata Nina menyadarkan Lara. Ia menunjuk pada Alex dengan lurus saat mengatakan, "Pak Alex menghamili wanita itu? Saya tidak habis pikir! Kenapa sudah punya buntut tiga masih saja juga jadi buaya jadi-jadian? Saya akan adukan pak Alex ke
Yang terjadi di dalam kamar hotel saat itu adalah .... .... Tidak ada! Tidak ada apapun yang terjadi selain Vera yang K.O serta Alex yang kemudian bangun dari pura-pura pingsannya. Ia bersama dengan Batara kemudian keluar dari kamar. Disambut oleh Ibra yang sekilas menoleh ke belakang sembari memastikan, “Dia betulan sudah teler?” “Iya,” jawab Alex dan Batara secara bersamaan. Lalu, mereka meninggalkan hotel Chandramaya dan pulang ke rumah masing-masing. Begitu juga dengan Alex yang akhirnya pulang ke rumah setelah malam yang panjang dalam siasat. Ia tiba dengan disambut oleh Nina yang menunduk sebelum bertanya, “Selamat malam, larut sekali, Pak Alex?” “Malam, Bu Nina. Ada urusan di luar sebentar tadi.” “Nona Lara telepon saya, bilang kalau vitamin milik Pak Alex ketinggalan.” “Benarkah?” “Iya, Pak Alex.” “Aku akan menghubungi Lara sebentar lagi.” Karena Alex tahu betul bahwa Lara pasti khawatir padanya. Ia hanya sempat mengatakan akan mengeksekusi rencana bersama dengan
Kembali pada hari di mana Alex membawa Sky ke parkiran rumah sakit agar Lara bisa menemuinya di sana .... .... Seperginya mereka menemui Sky, mereka bergandengan tangan di sepanjang koridor untuk pergi menuju ke ruang ICU. Tetapi, baru saja hal itu mereka lakukan, Lara melihat seorang pria dari koridor seberang, yang berjalan mengikuti mereka. Langkahnya ia sesuaikan, sepertinya ia sedang menghitung momentum agar bisa berpapasan dengan Lara serta Alex. Melalui sudut matanya, Lara tahu betul itu adalah Selim, Selim Valdano. Meski demikian, Lara memutuskan untuk tidak menoleh. Lara lebih memilih untuk mengguncang tangan Alex dan memanggilnya, “Alex.” “Iya, Sayang?” “Apapun yang akan aku katakan, tolong tetaplah tersenyum karena ada yang melihat kita.” “Apa itu, Lara? Dan siapa yang melihat kita” “Sebentar lagi kita akan berpapasan dengan Selim.” Karena sudah berjanji untuk tetap tersenyum, maka Alex masih meringis menunjukkan barisan giginya meski bibirnya lebih dulu menguta
Bagaimana bisa Selim masuk dalam jebakan Alex? Kita kembali ke beberapa waktu sebelumnya .... .... Ini adalah hari di mana Alex bertengkar dengan ayahnya, Jefri. Karena Jefri mengetahui masa lalu pernikahan Alex dan Lara yang tidak baik-baik saja. Malam hari setelah Jefri memberinya jaket dan mengatakan bahwa Alex tidak boleh menangis karena jika dilihat oleh Neo maka anak lelakinya itu akan menertawakannya, Alex pulang dengan diantar oleh Jack, salah seorang bodyguard miliknya. Di perjalanan itulah ... Alex mendapatkan panggilan dari Rafael—ayahnya si kembar Zio dan Asha—yang segera ia terima. “Ya, Raf?” “Pak Alex, aku mau bicara sesuatu denganmu,” katanya dengan sedikit gusar dari seberang telepon. “Soal apa itu?” “Aku baru saja ngobrol-ngobrol sama Aira. Ini soal kunjungan pria bernama Selim itu.” “Apa yang dibilang sama istrimu, Raf?” tanya Alex antusias. “Dia bilang padaku kalau pria itu stalker mesumnya Lara, benar?” “Iya.” “Dan Pak Alex sedang mengejar kaki tangan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.