Binar tak pernah menyangka, pria yang menolongnya di malam penuh badai itu, malah memangsanya sendiri! "Aku pikir, dia seorang pahlawan yang menyelamatkanku dari beberapa preman pemangsa. Tapi ... siapa sangka, dia malah menjadikanku korban mangsanya sendiri! Sampai aku mengandung benih dari pria asing bertampang kaukasoid itu." Malam kelam itu, membawa Binar pada persimpangan hidup, antara harus meminta pertanggungjawaban pada pria yang telah merenggut mahkotanya atau malah membiarkannya. Sebab dia merasa berhutang budi pada istri dari pria tersebut yang begitu baik, sudah menolongnya dari terlunta-lunta di jalanan. Akibat diusir oleh keluarganya karena hamil di luar nikah. Jangan lupa kasi bintang dan ulasannya đđ
Lihat lebih banyakAbimanyu mengikuti langkah Chelsi menuju ke ruangan kantornya. Tanpa memedulikan perasaan kacau gadis itu. Bahkan, wajah Chelsi sekarang telah memerah melebihi kepiting rebus. Entah, kesal, malu, atau hal lainnya pada Abimanyu."Kenapa Anda ikutan masuk kemari, Pak? Bukankah sekarang ruangan ini bukan lagi ruangan Anda," ujar Chelsi mengingatkan Abimanyu, bahwa dirinya sekarang bukan seorang manajer lagi. Dan mereka tak lagi seruangan. Entah siapa nanti atasan baru Chelsi, yang pastinya gadis itu berharap manajer baru tersebut takkan jangan seperti Abimanyu."Kenapa? Marah denganku?" Kebiasaan Abimanyu, suka sekali menjawab pertanyaan dengan pertanyaan.Chelsi membuang muka ketika mengingat aksi mereka berdua semalam di mobil. Bisa-bisanya dia membalas ciuman atasannya yang sombong itu. Rasanya wajah gadis itu telah kebas akibat rasa panas yang menjalar dari pompaan jantung y
Suara batuk di pagi hari mengganggu tidur Chelsi yang rasanya baru sekejap. Hampir semalaman, gadis itu tak bisa memejamkan matanya. Wajah Abimanyu yang mendekat dengan tatapan menghanyutkan selalu menggoda benaknya. Segera gadis itu menyingkap selimut, lalu menuju ke sumber suara."Mama kenapa?" Segera Chelsi meraih lengan ibunya yang terduduk di lantai.Wanita tua yang telah beruban di rambut dan selalu melilitkan syal di leher itu, memang terbilang sering kali sakit-sakitan. Sering tubuh tuanya itu drop dan harus menjalani perawatan instensif di rumah sakit. Jika ada uang lebih, maka Chelsi akan melakukannya. Tetapi jika tidak, maka ibunya cukup dibantu obat-obatan dari kios saja ketika sedang drop. Beruntung, di tengah rumitnya hidup, Chelsi dilimpahkan tetangga yang mau saling membantu. Jadi, kalau Chelsi seharian pergi bekerja, dia tak terlalu memusingkan kondisi ibunya di rumah. Sebab, para tetangga mau saling memb
Mobil melaju sangat pelan, melewati gedung-gedung yang tampak temaram di sisi jalan. Sesekali Abimanyu menoleh pada gadis yang tampak cemberut di sampingnya, lalu kembali menatap lagi ke depan."Kamu tidak suka, saya antar pulang?" Akhirnya, Abimanyu bersuara.Chelsi hanya menggeleng menanggapi, tak sedikit pun menoleh ke sumber suara. Pikiran gadis itu dipenuhi oleh raut yang tampak syok di wajah neneknya Abimanyu tadi. Mungkin Binar takkan menyadari raut syok Ambar ketika menatap Chelsi yang barusan masuk tadi. Tapi Chelsi sangat melihat jelas, bagaimana wanita tua ringkih tadi, syok mendalam saat melihatnya. Seperti orang yang ketakutan saat melihat setan."Hey ....""Aaa!" Tangan Chelsi impulsif melayang, wajah Abimanyu tiba-tiba berada di samping pipinya.Sigap Abimanyu menahan lengan halus itu, sambil mengunci mata indah d
"Selamat atas terpilihnya Anda sebagai CEO yang baru, Pak Abimanyu.""Selamat, Pak. Semoga bisa membawa kemajuan yang lebih besar lagi untuk perusahaan kita ini.""Selamat, Pak.""Selamat."Usai pengunduran diri Aiman di Group Adipati, dan melantik Abimanyu sebagai penggantinya menjadi CEO di perusahaan, rapat yang dihadiri oleh petinggi perusahaan dan lumayan banyak staff ini, saling memberikan selamat pada Abimanyu. Pria yang mengenakan kemeja lengan pendek berwarna biru tua, lengkap dengan rompi yang membalut tubuh kekarnya itu, tak pernah luntur senyum tipis di wajahnya. Mata Abimanyu juga berbinar-binar, menandakan betapa bahagianya dia mendapat jabatan tertinggi di perusahaan saat ini."Selamat, Bang Abi. Semoga kamu bisa memikul tanggung jawab besar ini." Sekarang giliran Angkasa yang menjabat tangan Abimanyu.Abimanyu hanya m
"Ada apa, Pak? Kenapa kita malah ke sini?" Chelsi melipat tangan di dada. Sambil menatap Abimanyu kesal, gadis itu menghempaskan bokong di bangku taman.Chelsi pikir, Abimanyu akan memberikan dia pekerjaan kantor. Tetapi siapa sangka, atasannya yang terkesan misterius itu malah mengajaknya ke taman. Chelsi jadi tak enak hati dengan Angkasa tadi, terlebih ketika mengingat Angkasa ingin membicarakan sesuatu yang penting. Berurusan dengan utangnya pula."Kamu benaran punya utang sama Angkasa?" Abimanyu mengikuti arah pandang Chelsi yang memandang ke arah gedung kantor Group Adipati.Chelsi tak menjawab, dia hanya memindai penampilan pria berkemeja lengan pendek dan dibalut rompi itu. Lantas, Chelsi menghembuskan napas kasar."Kenapa Anda membawa saya kemari? Pak Direktur tadi sepertinya ingin membicarakan hal yang penting denganku. Siapa tau saja, dia
Friska yang melihat Chelsi memilih ikut Angkasa ketimbang Abimanyu, membuat wanita itu tersungging senyum miring, mengejek sang pria. "Bagaimana, apa dia sudah berhasil kamu dapatkan, Abi?" Friska memukul lengan berotot Abimanyu. Pria itu melirik tajam seraya membersihkan lengannya yang sehabis dipukul Friska, seolah wanita itu meninggalkan bekas noda di sana. "Pasti bisa. Gadis seperti dia gampang dapatinnya." Tak ingin berlama-lama dengan wanita seperti Friska yang selalu membuat Abimanyu gerah, pria itu memutuskan mengejar langkah Chelsi dan Angkasa yang belum jauh. "Abii ...." "Berhenti mengikutiku, atau saya akan menyuruh penjaga keamanan untuk menandai wajahmu agar tak diizinkan lagi masuk ke sini!" ucap Abimanyu penuh penekanan. Bahkan, Abimanyu bingung harus dengan cara apa agar wanita seperti Friska itu menjauhinya. Memang Friska lumayan cantik, tetapi gaya pakaian, make-up, dan tingkahnya yang dibuat-buat berlebihan, membuat Abimanyu ilfeel setengah mampus. Muak! "Tung
Masih dengan menutup mata dikarenakan kantuk, Affandi membelai sisi ranjang di sampingnya. Kosong. Sosok yang dicari-carinya itu tak tertangkap oleh telapak tangannya. Sambil memijit pangkal hidungnya, pria yang mulai beruban itu bangun dari tidur. Pandangannya mengedar ke sekitar, mencari-cari wanita paling berharga di hidupnya."Binar?" Affandi menuju ke kamar mandi. Mengetuknya, tetapi tak terdengar sahutan. Pandangan Affandi terlempar ke jam dinding. Pukul 00.30, dan istrinya tak ada di kamar."Dia pasti berada di sana lagi," gumam Affandi sambil mengembuskan napas kasar. Segera dia melangkahkan kaki ke ruangan yang dimaksud tersebut.Dalam ruangan temaram yang hanya disinari lampu tidur, Binar terduduk sambil memeluk sebuah boneka berwarna pink. Sesekali mata yang mulai menua itu tergenang air, lalu meluncurlah anak-anak sungai."Nona." Suara A
"Abi."Langkah Abimanyu yang melewati ruang tengah, terhenti ketika mendengar suara ibunya--Binar. Pria itu menoleh ke meja makan. Alisnya langsung mengernyit. Pasalnya, di meja makan sana terdapat anggota keluarga besar. Aiman, Syeira, Angkasa, bahkan wanita tua bergaya melebihi ABG, yang terkadang membuat mata Abimanyu panas, juga ada di sana---Susan. Affandi dan Ambar pun berada di sana. Sepertinya, mereka memang sejak tadi menunggu kedatangan Abimanyu. "Sini dulu, Abi!" Binar lagi-lagi memanggil. Abimanyu menyunggingkan senyum, sedikit melonggarkan dasi lalu mengayunkan kaki ke meja makan, memenuhi panggilan cinta pertamanya itu. Dalam hati Abimanyu bertanya-tanya, kenapa keluarga pamannya tiba-tiba makan malam bersama malam ini? Biasanya, jika keluarga besar dipertemukan seperti ini, akan ada hal penting yang mau dibahas. Apa itu? "Malam, Mah." Abimanyu menyalimi wanita berbaju terusan hijau itu. Tak lupa dia mendaratkan kecupan di pipi sang ibu, kebiasaannya. Lalu beralih meny
Dalam ruangan temaram, di papan yang hanya disinari lampu proyektor yang menampilkan gambar grafik dan angka keuntungan perusahaan bulan ini, berdiri seorang pria dengan kemeja lengan hitam juga rompi yang membalut tubuh atletisnya. Abimanyu menjelaskan dengan seksama, tentang penjualan dan keuntungan properti di luar kota. Sesekali pria itu melayangkan tatapan membunuh pada gadis yang duduk di samping sana, membuat si gadis memutuskan kontak mata dan menunduk dalam.Kejadian bodoh beberapa menit yang lalu, kembali menganggu pikiran pria itu dalam menjelaskan."Jangan jual saya ke om-om jelek itu. Saya mohon, Pak!""Saya memang gadis miskin, tapi saya nggak rela dijual hanya karena uang!""Saya pikir, Anda orang yang mempunyai hati, tapi ternyata pria breng---hmp!"Abimanyu terpaksa mendaratkan bibirnya ke bibir comel Chelsi yang terus-teru
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.