Cucu Kegelapan
Venus berpikir memiliki ibu tiri sudah cukup buruk baginya, tetapi ketika kebenaran tentang ayahnya yang ternyata juga bukan orang tua kandungnya, hatinya hancur.
Siapa orang tuanya? Di mana mereka? Apa sebenarnya yang terjadi pada mendiang ibu kandungnya?
Pertanyaan-pertanyaan ini memenuhi benaknya saat dia melayang di Ketiadaan dan Kegelapan.
Hatinya setidaknya bisa sedikit membaik ketika dia tiba di Bumi Kedua, dimensi lain dari dunia aslinya, dan bertemu teman baru. Namun, semuanya terulang lagi.
Dewa Kebencian mengklaim Venus sebagai keturunannya, memberikan saran kepada seluruh Dasina untuk menghukumnya.
Semua itu masih belum cukup membingungkan ketika kebenaran lain menghantamnya, membuatnya meragukan kebaikan yang selalu dia pegang.
Apa yang harus dia lakukan?
Menyerah pada sang Kematian, atau melepaskan amarahnya untuk memperjuangkan hidup?
Karena ketika dia mengetahui siapa orang tuanya dan bahwa salah satu temannya hanyalah seorang pengkhianat, serta fakta bahwa seluruh negeri membencinya dan menginginkan kematiannya, hatinya menjadi kelabu.
Venus, dalam kebingungan yang terkubur dalam awan kemarahan, membuat keputusan yang menurutnya terbaik untuk dirinya sendiri.
"Apa yang mereka sebut tentangku, biarlah itu menjadi kenyataan. Biar aku menyambut kalian, sayang, biarkan aku menyambut kalian."
2.5K Кол-во прочтенийCompleted