All Chapters of Istri Yang Kesepian: Chapter 1 - Chapter 10

10 Chapters

Bab 1

Suamiku punya rahasia tak terkatakan, dia malah meminta pria lain membantuku......Di malam yang sepi.Di ranjang besar yang kesepian, tubuhku sekali lagi dipenuhi hasrat.Terdengar desahan pelan dari mulut.Aku telah menikah dengan suamiku Melven Luis selama lima tahun. Kami sangat harmonis dalam segala hal kecuali di ranjang.Suamiku tampan dan tinggi, tetapi tidak kuat di ranjang. Belakangan ini, dia bahkan tidak dapat bertahan semenit pun.Dia selalu bilang sudah tua dan tidak kuat lagi.Namun, aku jelas tahu kalau dia baru berusia tiga puluhan, mana mungkin tidak kuat?Dikatakan kalau nafsu wanita sangat kuat pada usia tiga puluh hingga empat puluhan tahun, sekarang aku kebetulan di usia segini.Bagaimana aku bisa bertahan dalam jangka panjang?Suamiku melakukan dinas pada malam hari, hanya sisa aku sendirian di rumah.Aku berbaring di ranjang sambil melihat video di ponselku, kakiku terbuka lebar, tanganku terus bergerak, berusaha mengisi kesepian dalam tubuhku.Tepat saat aku h
Read more

Bab 2

Bahkan terdengar suara-suara yang memalukan dan membuat orang berdebar.Stephen berdiri di depan sambil menatapku, suasananya sangat canggung.Saat itulah aku baru sadar kalau dia lebih tinggi satu kepala dariku dan bahkan lebih tinggi dari suamiku.Aku seperti seekor anak ayam ketika berdiri di depannya.Mungkin untuk meredakan rasa malu, Stephen berbalik dan pergi.Kemudian aku menyadari kalau dia berjalan terhuyung-huyung, mungkin karena mabuk.Setelah ragu sejenak, aku menariknya dan memintanya untuk menginap di rumah karena sudah malam.Stephen tidak menolak, aku membawanya ke kamar kosong.Aku kembali ke kamar tidur dengan handuk dan mulai menyeka wajah suamiku yang mabuk.Namun, suamiku yang sedang mendengkur keras tiba-tiba memegang tanganku.Tepat saat aku bingung, dia menepuk pantatku dengan keras.Ini adalah kode rahasia kami berdua.Namun, melihat betapa mabuknya dia, aku menjadi agak ragu dan malah curiga kalau dia sedang mimpi.Sebelum aku sempat berpikir, suamiku berbali
Read more

Bab 3

Aku mulai meraba seluruh tubuhku, berusaha membangkitkan diriku.Saat aku sedang asyik dengan suasana hati itu, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka.Orang yang membuka pintu adalah rekan kerja suamiku, Stephen.Aku terkejut dan tertegun di tempat.Kebetulan tubuhku menghadap pintu kamar mandi.Dengan kata lain, Stephen bisa melihat seluruh tubuhku.Tubuhku agak kaku dan waktu seakan berhenti berjalan.Aku hanya menatapnya dengan tatapan kosong. Wajahnya memerah, mungkin karena alkohol.Tatapan Stephen berkabut, tampak akan memejam sedetik kemudian.Kamar mandi sangat sunyi, suasananya perlahan-lahan menjadi ambigu.Aku mendengar Stephen menelan ludah, napasnya semakin cepat.Kemudian dia mulai berjalan ke arahku."Kakak Ipar, biar aku membantumu... gimana?"Aku tiba-tiba kembali sadar dan segera mengambil handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahku, lalu mundur."Stephen, jangan begini, kamu mabuk, jangan melakukan ini…"Saat berbicara, aku sudah mundur ke sudut.Aku nyaris tidak bisa m
Read more

Bab 4

Melihat penampilannya yang cabul, aku mendorongnya dengan keras dan mengatupkan kedua kakiku."Apa yang ingin kamu lakukan! Kalau benaran ingin melakukannya, bisakah kamu lakukan lebih cepat!"Begitu aku selesai bicara, Stephen menatapku dengan senyum mesum, "Ada apa? Nggak sabar? Sepertinya apa yang dikatakan Kak Melven benar, kamu hampir mati kesepian..."Wajahku langsung memerah, untuk meredakan rasa malu, aku memukul Stephen beberapa kali dengan keras."Apa benar yang kamu katakan? Apakah Melven memintamu melakukan ini padaku?"Aku menatap Stephen dengan serius, tetapi dia tidak terburu-buru."Kenapa? Kalau tanpa disuruh... mana mungkin aku berani melakukan hal tercela seperti itu? Kak Melven melakukan semua ini demi kamu..."Jantungku berdebar kencang dan aku terdiam sesaat."Kakak Ipar, meskipun sudah usia segini, aku belum pernah melakukan hal semacam itu... Aku bakal lakukan untuk pertama kalinya denganmu..."Pikiranku penuh dengan perkataan Stephen, aku menatapnya dengan kesal
Read more

Bab 5

Aku ingin mempertanyakan masalah tadi padanya, tetapi ketika menatap wajah suamiku, aku tidak tahu bagaimana mengatakannya.Melihat aku diam saja, suamiku melepaskan tanganku dan berjalan pergi tanpa menoleh ke belakang.Pintu kamar tamu terbuka sedikit, aku menemukan Stephen sedang menatap ke ruang tamu melalui celah pintu.Aku terkejut, tetapi mencoba tetap tenang.Begitu suamiku pergi, Stephen langsung keluar dari kamar tamu."Kakak Ipar, sekarang hanya tinggal kita berdua...""Jangan khawatir, harusnya Kak Melven nggak akan pulang dalam waktu singkat... setidaknya setelah kita selesai..."Stephen berjalan ke arahku sambil berbicara dan juga mengulurkan tangan untuk membuka tali pinggangnya.Aku tentu memiliki harapan di dalam hati.Namun, aku tetap merasa agak gugup melakukan hal semacam itu dengan pria yang agak asing ini.Lagi pula... ini adalah keinginan suamiku...Semakin berpikir, aku semakin bingung. Ketika Stephen menghampiriku, aku menghalang dadaku dengan kedua tangan."Ka
Read more

Bab 6

"Sayang... aku..."Nada suaraku terdengar agak bersalah.Akan tetapi, perilaku suamiku agak tidak normal.Dia malah berbalik dan hendak pergi, mulutnya tampak bergumam... Maaf?Apa kamu bercanda? Aku istrimu. Aku melakukan hal semacam ini dengan pria lain, kamu malah minta maaf?Stephen bereaksi cepat dan segera menghentikan suamiku."Kak, maafkan aku, aku salah, aku nggak harusnya melakukan hal seperti itu... Aku pantas mati!"Sambil berbicara, dia bergegas ke arah suamiku dan akhirnya berlutut di depannya.Menurutku, Stephen seperti aktor dengan kemampuan aktingnya yang buruk.Suamiku pun bereaksi dan mulai bekerja sama dengan Stephen."Bagus! Aku begitu percaya padamu, kamu malah melakukan hal seperti itu..."Seiring suara tamparan, suamiku menampar wajah Stephen.Suaranya begitu jelas hingga membuatku tertegun sejenak dan merasa seakan-akan tidak sedang berakting.Menghadapi situasi ini, aku tidak bisa hanya duduk diam tanpa berbuat apa-apa.Setelah merapikan pakaian, aku mendatang
Read more

Bab 7

Aku tertegun menatap layar, aku bahkan tidak mengenali kata-kata yang tertulis di sana.Setelah mengetuk pintu beberapa kali, tidak ada respons, yang ada malah keheningan panjang.Aku menyadari ada sesuatu yang salah.Mungkinkah suamiku tidak bercanda?Setelah mengetuk beberapa kali, tetap tidak ada jawaban.Melihat ini, aku sungguh kecewa.Tampaknya suamiku serius kali ini.Akan tetapi, aku tidak melakukan apa pun...Setelah meninggalkan rumah, aku berjalan sendirian di jalan, perasaan kesepian segera menyelimutiku.Aku benaran tidak mengerti kenapa suamiku tiba-tiba menjadi seperti ini.Mungkinkah suamiku menyembunyikan sesuatu?Saat memikirkannya, aku merasa tidak tega lagi.Aku berbalik kembali ke rumah.Walaupun suamiku mengunciku di luar, sepertinya dia lupa kalau aku masih memegang kunci rumah.Saat tiba di depan pintu rumahku, hari sudah malam.Setelah ragu-ragu sejenak, aku membuka pintu dengan kunci dan menyelinap masuk seperti pencuri.Lampu di ruang tamu mati dan gelap guli
Read more

Bab 8

Setelah mengalami semua kejadian itu sepanjang hari, aku jatuh duduk di ranjang. Aku merasa lelah baik secara fisik maupun mental, aku bahkan tidak mempunyai kekuatan untuk berbicara.Setelah beristirahat sejenak, aku memaksakan diri untuk bangun dan mandi.Lebih dari setengah jam kemudian, aku keluar dari kamar mandi dengan mengenakan jubah mandi, seluruh tubuhku basah kuyup.Aku membuka ponselku dan Stephen pun membalas pesanku.[Kakak Ipar, ada apa?][Suamiku ingin menceraikanku, apa yang harus kulakukan?]Setelah pesan dikirim, aku menunggu cukup lama.Setelah lebih dari tiga puluh menit, Stephen akhirnya membalasku.[Maafkan aku, Kakak Ipar, ini semua salahku.][Tapi, ini masalah kalian berdua, sebagai orang luar, aku nggak pantas ikut campur.][Lagi pula, Kak Melven sangat keras kepala. Kalau dia ingin bercerai, kurasa mustahil untuk membujuknya...]Harusnya berbujuk untuk berbaikan, tetapi Stephen ini malah menginginkan aku bercerai.Namun, tujuanku bukan ini.[Stephen, bukan it
Read more

Bab 9

Aku datang ke depan pintu dan menjulurkan kepala untuk melihat ke dalam.Suamiku dan wanita itu sudah saling berciuman, kata-kata kotor terucap dari mulut mereka.Setelah berciuman beberapa saat, suamiku menjatuhkan wanita itu dan menekannya di bawahnya.Dari sudut pandangku, aku bisa melihat punggung lebar suamiku.Dia menutupi sebagian besar tubuh wanita itu, aku hanya bisa melihat dia mengangkat kepalanya ke belakang dengan ekspresi senang di wajahnya.Wanita itu sedikit menekuk lututnya dan melingkarkan kakinya di pinggang suamiku.Apakah mereka akan mulai melakukannya?Tak lama kemudian, erangan yang membuat jantung berdebar keluar dari mulut wanita itu.Lalu, terdengar juga napas suamiku yang berat.Harusnya akulah yang melakukan hal ini dengan suamiku...Sekarang, dia malah melakukannya dengan wanita asing di ranjang kami...Aku sungguh putus asa dan tertegun di sana.Berkali-kali aku ingin bergegas masuk dan meminta penjelasan, tetapi melihat adegan di depanku, kakiku terasa be
Read more

Bab 10

Tak lama kemudian, Stephen keluar dari kamar mandi mengenakan jubah mandi.Rambutnya basah dan jubah mandinya hanya diikatkan di pinggangnya.Saat berjalan ke arahku, dia menarik jubah mandinya dengan lembut dan jubah itu pun melorot ke kakinya.Sejujurnya, aku hampir tidak bisa mengendalikan diri saat melihat adegan di depanku.Akan tetapi, aku tetap mengeluarkan ponselku dan menunjukkan video yang kurekam tadi pagi pada Stephen."Apa kamu kenal wanita ini?"Stephen menggelengkan kepalanya dengan polos sambil menatapku."Lalu, kenapa suamiku memintamu melakukan hal semacam itu, kemudian merencanakan perceraian denganku?"Ketika aku menanyakan pertanyaan ini lagi, Stephen jelas panik."Kakak Ipar, aku nggak tahu. Kak Melven hanya memintaku untuk melakukannya dan dia akan memberiku sejumlah uang, tapi aku nggak tahu kenapa...""Kakak ipar... jangan bahas ini lagi, oke... Lain kali kamu bisa datang padaku kalau butuh bantuan. Aku bisa datang kapan saja..."Tampaknya aku tidak bisa mendap
Read more
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status