Di bandara, Paman memperingatkanku dengan ekspresi datar, "Jangan pernah punya pikiran yang seharusnya nggak ada."Kemudian, aku pulang ke negaraku dengan menggendong seorang anak kecil. Dia menatapku dengan ekspresi terkejut, "Itu anakmu?"Aku tersenyum dan mengangguk, "Iya."Saat duduk di pesawat setelah baru saja selesai masa nifas, aku masih merasa sedikit linglung. Aku tak pernah berpikir bahwa setelah lima tahun di luar negeri, aku masih punya kesempatan untuk kembali. Lagipula, Rama pernah bilang, "Seumur hidup ini, lebih baik kau jangan pernah muncul di hadapanku."Namun, pada akhirnya, dia sendiri yang membelikanku tiket pulang.Ketika aku kembali untuk menghadiri perayaan ulang tahun pernikahannya dengan Novi Frida, setelah transit dua kali, akhirnya aku tiba di tanah air. Sepanjang perjalanan di pesawat, Gwen tidur dengan nyenyak, tapi begitu turun dari pesawat, dia mulai menangis."Mama, kakiku sakit," mendengar isak tangis kecilnya, aku segera menggendongnya dan berjalan m
Read more