All Chapters of Mendadak Menikah Dengan Chef Bintang Lima: Chapter 121 - Chapter 130

139 Chapters

BAB 121: Hampir Saja

"Uhuk!" Zara tiba-tiba tersedak begitu keras hingga seluruh meja langsung menoleh ke arahnya. Dia buru-buru menunduk, tangannya gemetar meraih gelas air mineral."Aduh, keselek!" seru Zara panik, suaranya sedikit dibuat-buat."Lo kenapa sih?" Andin refleks menepuk punggung Zara, keningnya berkerut.Zara tidak menjawab, hanya sibuk berpura-pura batuk sambil meneguk airnya dengan panik. Fokus semua orang pun teralihkan kepadanya, tepat seperti yang dia harapkan.Sementara itu, dari sudut matanya, dia bisa melihat Kael menatapnya dengan ekspresi datar, seolah membaca semua niatnya.Sial. Itu nyaris saja.--Saat permainan selesai, semua orang beranjak kembali ke kamar masing-masing. Rizal harus mengantar Kael yang jalannya mulai tidak stabil akibat terlalu banyak minum.Sementara itu, Zara sudah kembali ke kamarnya bersama Andin, berharap bisa tidur dengan tenang. Namun, harapannya langsung pupus begitu ponselnya tiba-tiba bergetar.Kael menelepon.Zara menghela napas sebelum akhirnya men
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

BAB 122: Selingkuhan Pria Beristri

Jantung Zara seakan berhenti berdetak. Darahnya mengalir lebih cepat.Virsha? Istri Kael?Tangan Zara mengepal di sisi tubuhnya. Itu tidak masuk akal. Itu salah. Itu … bukan dirinya.Ponsel Andin kembali bergetar. Zara tidak perlu menebak, karena dia tahu apa isinya.[Udah pada lihat berita belum?!][Jadi itu istri Chef Kael?][Kalau gitu, Zara ini selingkuhannya, dong?!]Zara mencengkram selimut, matanya masih terpaku di layar TV.Selingkuhan?Jadi begini cara dunia melihatnya sekarang?Matanya membulat, napasnya tersengal. Ini buruk. Ini benar-benar mimpi buruk.Zara harus melakukan sesuatu. Tapi apa?Tiba-tiba, ponselnya berdering. Nama yang muncul di layar membuat napasnya tercekat.Kael menelepon.Zara menatap nama itu di layar, hatinya berdebar kencang. Tangannya gemetar saat akhirnya menggeser tombol hijau dan menempelkan ponsel ke telinganya."Zara." Suara Kael terdengar dalam, dingin, dan sedikit berat, seakan dia sedang menahan sesuatu.Zara menggigit bibir. "Kael, aku—""Jan
last updateLast Updated : 2025-03-06
Read more

BAB 123: Pilihan

Di dalam kamar resort, Zara masih duduk di tepi ranjang, jemarinya menggenggam ponsel erat. Notifikasi di grup restoran sudah lenyap, berita mulai mereda, tapi perasaan sesak di dadanya tetap bertahan."Lo tau siapa cewek itu, Ra?" tanya Andin, menunjuk ke layar TV yang masih menampilkan berita tentang Kael."Iya, dia mantannya Kael," jawab Zara datar. Jemarinya mengetuk-ngetuk layar ponselnya, tapi pikirannya melayang entah ke mana.Andin berdecak. "Mantan? Terus kenapa sekarang malah nama dia yang muncul? Bukan lo yang disebut?"Zara terdiam. Dia tidak tahu harus menjelaskan apa kepada Andin. Bagaimana dia bisa menjawab pertanyaan yang bahkan dia sendiri tidak tahu jawabannya?Suara ketukan di pintu membuyarkan kebisuannya. Zara dan Andin saling berpandangan, seakan menebak siapa yang datang.Andin bangkit lebih dulu dan membuka pintu. Sosok Kael berdiri di sana, mengenakan kemeja hitam dengan lengan tergulung sedikit, ekspresinya dingin dan tajam. Sorot matanya langsung mengarah pad
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

BAB 124: Sesuatu Tak Terduga

Ruangan terasa lebih sunyi dari sebelumnya.Kael tidak langsung menjawab. Rahangnya mengeras, matanya menatap Zara dalam-dalam. Entah apa yang ada di kepalanya saat ini, tapi dia jelas tidak menyukai kalimat yang baru saja Zara ucapkan."Jangan pernah ngomong sesuatu yang pasti nggak bisa aku setujui, Zara." Suara Kael rendah, tapi tajam, seperti peringatan.Zara mengangkat wajahnya, menatap Kael dengan mata yang mulai memerah."Terus aku harus gimana?" tanya Zara, suaranya bergetar, campuran antara marah, frustrasi, dan luka yang tidak bisa dia tahan lagi.Kael menghela napas, lalu berdiri. Langkahnya berat saat dia berjalan mendekat, seakan menahan sesuatu dalam dirinya. Dia berhenti tepat di hadapan Zara, menatapnya dengan tajam."Aku udah pernah bilang, tugas kamu cuma tenang di samping aku. Kamu nggak usah mikirin apa pun," ujar Kael, seolah itu jawaban paling masuk akal.Zara tertawa pendek, tapi tanpa sedikit pun kebahagiaan. "Kamu kira aku bisa berhenti mikirin ini?"Kael mengu
last updateLast Updated : 2025-03-07
Read more

BAB 125: Anakku

[Zara Aluna, istri Kael Ashwara adalah anak dari salah satu konglomerat terbesar di negeri ini.]Zara menatap layar ponselnya, jari-jarinya sedikit gemetar.Kalimat itu terpampang di mana-mana. Di portal berita, trending di media sosial, memenuhi linimasa tanpa henti.Tangannya bergerak sendiri, mengetuk salah satu artikel.Di bagian atas berita, foto Anjana berdiri di tengah konferensi pers terlihat jelas, dengan kutipan yang terasa seperti bom waktu."Istri Kael yang bernama Zara Aluna … adalah anak saya."Napas Zara tercekat. Tidak. Ini pasti salah.Pikirannya berputar liar, mencoba mencari kemungkinan lain. Ini hanya sandiwara, hanya strategi bisnis Anjana, atau hanya kesalahan informasi.Namun, semakin dia membaca, semakin sulit baginya untuk menyangkal.Ponselnya kembali bergetar. Pesan masuk berdatangan. Andin. Varen. Bahkan Riki menelponnya berkali-kali. Namun, Zara hanya menatap layar, tidak mampu mengangkat atau membalas satu pun.Dada Zara terasa sesak. Semua ini terlalu men
last updateLast Updated : 2025-03-08
Read more

BAB 126: Pertemuan Ibu dan Anak

Keheningan memenuhi ruangan, tanpa satu suara pun yang terdengar.Zara tetap diam, tidak tahu bagaimana harus merespons. Tangannya mengepal di sisi tubuh, jemarinya mencengkram kain bajunya sekuat tenaga.‘Anakku’?Kata terdengar begitu asing.Dada Zara terasa sesak. Suasana ruangan menjadi lebih sunyi, tapi bukan sunyi yang nyaman, melainkan sunyi yang memekakkan, yang membuat seluruh pikirannya berdengung tidak terkendali.Kael yang sejak tadi berdiri di samping Zara hanya mengamati. Matanya tajam, meneliti ekspresi Anjana, mencoba memahami motif di balik kehadiran wanita itu malam ini.Tanpa diminta, Anjana melangkah masuk.Zara menegakkan punggungnya, menahan diri untuk tidak menunjukkan seberapa kacaunya dirinya saat ini. Namun, Kael bisa melihat, dari caranya menggenggam ponsel terlalu erat, dari caranya menelan ludah dengan susah payah, dia tahu bahwa Zara jauh dari kata baik-baik saja.Anjana berjalan mendekat, lalu duduk di salah satu kursi di depan mereka. Matanya tidak lepas
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

BAB 127: Keluarga Ashwara

"Maharani, apa semua pemberitaan itu benar?" Aryan akhirnya membuka suara setelah kebisuan yang cukup lama menyelimuti ruang tamu kediaman keluarga Ashwara. Suaranya lebih berat dari biasanya, mencerminkan keheranan dan kebingungan yang jelas.Sungguh, kini keluarga Ashwara dilanda keterkejutan. Bagaimana tidak? Menantu yang mereka kira yatim piatu dan hidup dalam keterbatasan, ternyata adalah putri seorang dari salah satu konglomerat terbesar di negeri ini."Aku belum bisa menyimpulkan, Mas. Zara maupun Kael belum bercerita apa pun kepada kita," kata Maharani lembut, meskipun ada kecemasan yang jelas terlihat dari nada yang dipilihnya."Tapi kamu ‘kan teman baik Anjana. Kamu memang tidak tahu kalau dia pernah punya anak sebelumnya?" tanya Aryan, suaranya terdengar menuntut, mencoba menggali lebih dalam."Aku hanya tahu, Anjana hanya punya satu anak perempuan dan satu anak laki-laki. Tapi ..." Maharani berhenti sejenak, seakan mencari kata-kata yang tepat. Wajahnya kini lebih serius, s
last updateLast Updated : 2025-03-09
Read more

BAB 128: Bertemu Empat Mata

"Zara, sini!"Suara Anjana melintasi keramaian restoran, diiringi lambaian tangannya.Setelah seminggu mencoba menenangkan diri dan menerima kenyataan, Zara akhirnya memberanikan diri duduk berhadapan dengan Anjana di sebuah restoran mewah di ibu kota."Selamat siang, Bu," kata Zara sopan. Meski berusaha terdengar tenang, ada sedikit kegugupan dalam suaranya.Sembari menarik kursi di seberang, Zara melihat Anjana tersenyum. Kali ini, wajah wanita itu tampak lebih cerah dibanding pertemuan terakhir mereka."Apa kabar, Zara?" tanya Anjana."Saya sehat, Bu," sahut Zara singkat.Anjana terdiam sejenak. Seolah sedang menimbang-nimbang sesuatu sebelum akhirnya berkata, "Bagaimana, Zara? Apa kamu sudah bisa menerima Ibu sebagai ibu kandungmu?"Zara menggigit bibirnya. Pertanyaan itu sederhana, tapi jawaban di dalam kepalanya terlalu rumit untuk diungkapkan dengan mudah.Tangannya mengepal di pangkuan. Jujur saja, meski waktu sudah berlalu, perasaannya masih belum sepenuhnya tenang.“Saya …” Z
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

BAB 129: Senyum Palsu

Clara menoleh dengan senyum manis. Oh, tentu saja. Wanita ini memang jago berpura-pura."Saya hanya ingin menyapa Zara, Bu Anjana. Selain itu, saya penasaran ... bagaimana kabar istri dari pria yang dulu hampir jadi suami saya?" ujar Clara dengan nada santai.Anjana tidak terkejut. Di kalangan konglomerat, pertunangan Clara dan Kael memang sudah jadi rahasia umum.Zara menatap Clara dengan tajam. Mustahil Clara datang hanya untuk basa-basi.“Langsung saja, Clara. Apa yang sebenarnya kamu inginkan?” tanya Zara tanpa ragu.Clara mendesah, menyandarkan dagunya di tangan. "Aku hanya ingin tahu ... Kael. Bagaimana perasaannya tentang semua ini?"Kael? Jadi, dia masih saja belum menyerah?Clara tersenyum miring. "Dia pasti terkejut, ya? Asal kamu tahu, dia tidak suka berada di posisi lemah." Jemarinya bermain-main dengan poni rambut, seolah sedang menikmati permainan ini.“Maksudmu apa?” tanya Zara, menajamkan tatapannya.Clara mengangkat bahu, ekspresinya dibuat seolah-olah tidak peduli. "K
last updateLast Updated : 2025-03-10
Read more

BAB 130: Tanpa Banyak Kata

"Kael!" seru Zara sambil berlari kecil ke arah suaminya yang sedang bersandar di depan mobil.Kael menoleh, tapi begitu Zara mendekat, dia langsung merentangkan tangan seolah bersiap menangkapnya jika terjatuh."Hei, jangan lari gitu," tegur Kael, meski nada suaranya tetap lembut."Kenapa? Kangen banget, ya, sama aku?" lanjut Kael, sedikit menggoda.Zara hanya terkikik kecil sebelum menggeleng, tapi matanya berbinar, jelas menunjukkan betapa leganya dia melihat Kael di sini. Pria itu mengusap puncak kepalanya, sentuhan yang terasa hangat dan menenangkan.Tanpa banyak bicara, Zara masuk ke dalam mobil. Kael mengikutinya, duduk di kursi pengemudi dan menyalakan mesin. Namun, bukannya langsung melajukan mobil, dia malah mencondongkan tubuh ke arahnya.Zara menegang sejenak sebelum menyadari apa yang Kael lakukan, pria itu memasangkan sabuk pengamannya."Aku bisa sendiri," gumam Zara, meski membiarkan Kael melakukannya.Kael tidak menjawab. Dengan tenang, dia menarik sabuk itu dan mengunci
last updateLast Updated : 2025-03-11
Read more
PREV
1
...
91011121314
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status