Aku mendadak kehabisan kata-kata, tidak tahu harus menjawab apa. Wajah Jacob semakin lama semakin muram.Aku menggigit bibirku dengan gugup, pikiranku berputar cepat mencari-cari alasan untuk menjelaskan. Bagaimana kalau kusalahkan saja pria itu?Aku bisa bilang kalau dia mencoba menodaiku. Lagi pula, malam ini sangat gelap. Meskipun ada rekaman CCTV, seharusnya tidak ada yang bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi.Aku menelan ludah, lalu mengangkat kepala dan bersiap untuk bicara. Namun, ponsel Jacob kembali berdering. Dengan wajah kesal, dia mengangkat telepon. Aku samar-samar mendengar beberapa kata seperti "barang baru", "pilihan", dan "masuk kolam", tapi aku tidak mengerti maksudnya.Setelah menutup telepon, Jacob menatapku dalam-dalam dan memerintahkanku untuk tetap di kamar. Tak kusangka, begitu Jacob pergi, manajer toko mengetuk pintu.Aku membuka pintu sedikit dan memandangnya dengan waspada. "Ada perlu apa? Kalau ada urusan, cari saja Jacob. Aku nggak tahu apa-apa."Man
Read more