Galang menatapku yang sedang dikerumuni orang-orang, dia lalu melihat darah segar yang mengalir di kakiku. Sontak dia panik dan berusaha mengangkatku.Namun, sebelum dia mendekat, Rani sudah merangkul lengannya, "Sayang! Ada apa denganmu? Kenapa kamu malah mau mengadakan pernikahan dengannya?""Apa dia yang sudah merayumu?"Orang-orang mulai mengelilingi Galang begitu melihatnya, "Pak Galang, asal Bapak tahu, wanita murahan itu sangat arogan! Dia bahkan berani memukul Nyonya Rani!""Benar! Namanya juga pria, wajar kalau buat salah. Nyonya Rani, maafkan saja Pak Galang."Galang segera melepaskan tangan Rani, tapi wanita itu masih saja memegangi tangannya. Wajah Galang sudah memerah, dia lalu berteriak pada orang-orang, "Semuanya diam!"Orang-orang yang kaget dengan teriakannya pun langsung terdiam.Baru setelah itu Galang menoleh ke arahku, dia lalu berkata dengan cemas sekaligus bingung, "Bagaimana kondisimu, Kiara? Apa kamu baik-baik saja?"Aku mendengus, lalu menepis tangannya yang h
Baca selengkapnya