Home / Rumah Tangga / Aku Bukan ART Keluargamu / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Aku Bukan ART Keluargamu : Chapter 1 - Chapter 10

19 Chapters

Omelan Mertua

"Ayo, bangun! Pengantin baru itu harusnya bangun pagi, beberes rumah, dan cuci piring di rumah mertua. Bukannya bermalas-malasan seperti ini. Sudah siang masih saja molor di kamar," ucap Narita--ibu Zein sambil menyibak tirai di kamar anak lelakinya."Ibu ini apa-apaan, sih!" jawab Zein sambil mengucek matanya yang masih sulit untuk dibuka."Zein, suruh istrimu itu segera ke dapur untuk cuci piring dan masak! Kita semua belum sarapan pagi!" titah Narita--ibunya Zein kemudian pergi meninggalkan kamar anak dan menantunya yang semalam baru saja melaksanakan resepsi pernikahan di rumah mempelai pria.Sinar mentari pagi menyeruak masuk melalui kaca jendela kamar Zein. Narita tanpa permisi memasuki kamar pengantin anak pertamanya menggunakan kunci cadangan yang sudah biasa disimpannya. Semalam Narita baru saja melaksanakan acara ngunduh mantu di rumahnya."Mas, apa semalam kamu tidak mengunci pintu kamar ini. Bisa-bisanya lbu kamu nyelonong masuk kamar kita. Tidak sopan banget sih! Untung s
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Perselisihan

Belum usai Risa melepaskan rasa lelahnya. Adik ipar sudah main perintah saja. Dia menyuruh Risa membuatkan sarapan pagi untuk keluarga dan kerabat suaminya."Mas, sebenarnya ada apa dengan keluargamu? Kenapa mereka seakan senang main perintah sana-sini? Apa mereka tidak bisa kasih dispensasi sedikit padaku? Aku sudah kecapekan, Mas! Kamu tahu sendiri, semalam aku hanya tidur dua jam menjelang Subuh. Sekarang malah disuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah tanpa ada yang berinisiatif membantu," keluh Risa pada suaminya."Katamu dulu kita harus baik dengan keluarga kedua belah pihak. Terdengar dari ucapanmu itu, sepertinya kamu begitu menyalahkan keluargaku," balas Zein dengan nada tak suka."Bukannya begitu, Mas Zein. Aku ikhlas melakukan semua pekerjaan rumah di sini, tapi jangan terus semuanya dibebankan kepadaku. Kamu kan juga punya adik perempuan. Kenapa Ibumu tidak menyuruh Salma juga?" Risa berusaha meminta keadilan. "Sekarang masih banyak kerabat yang menginap di sini. Jangan s
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bertemu Mantan Zein

"Mas, seneng banget ya. Pakai acara c1vm-c1vm segala. Memangnya dia siapa?" bisik Risa dengan hati yang terasa remuk redam.Seperti mengerti apa yang berkecamuk dalam hati Risa, wanita yang berdiri di depan Zein itu segera memperkenalkan diri kepada Risa."Kenalkan namaku Anggun," ucapnya tersenyum manis sambil mengulurkan tangannya.Dengan berat hati, Risa menyambut uluran tangan wanita itu. Sepertinya Risa pernah mendengar nama itu. Nama yang tak asing di telinganya. Setelah beberapa saat, dia baru teringat sesuatu. Dulu Salma pernah bercerita tentang wanita yang bernama Anggun. Dia adalah pacar terakhir Zein sebelum mengenal Risa. Mereka berpisah karena beda status ekonomi, sehingga tak direstui oleh orang tua pihak perempuan."Namaku Risa--istrinya Mas Zein. Apa Mbak Anggun sekarang sudah menikah?" Risa merasa perlu bertanya tentang status Anggun, supaya dia bisa lebih waspada atas kemungkinan suami dan mantan pacarnya itu balikan lagi."Sudah," jawab Anggun cepat."Maaf ya, kalau
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Dua Permintaan

"Apa saja dua permintaan itu?" tanya Zein penasaran."Yang pertama kamu harus bisa membuktikan kalau memang sudah tidak ada perasaan cinta lagi kepada Anggun dan yang kedua--." Risa menghentikan ucapannya sejenak."Kalau masalah Anggun, memang kami sudah tidak ada hubungan lagi. Saat kita bertemu tadi memang benar-benar tanpa disengaja. Aku bisa pastikan kalau saat ini hatiku hanya untukku," ucap Zein mantap."Baik, aku pegang ucapanmu, Mas," lanjut Risa."Bagaimana dengan hal yang kedua?" sambung Zein."Hem ..., aku ingin kita pindah dari sini dan tinggal di kontrakan saja," ucap Risa lirih."Tinggal di kontrakan? Di rumah ini masih ada kamar kosong untuk kita tempati. Kenapa harus pindah?" Zein merasa keberatan dengan permintaan istrinya."Ingat, Mas. Kamu sudah janji untuk menuruti permintaanku!" kata Risa mengingatkan janji yang baru saja diucapkan suaminya."Apakah permintaan kedua itu bisa diganti? Perlu kamu tahu, kalau ibuku sangat menginginkan kita tetap tinggal bersamanya. B
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Waspada

"Ibuku memang punya watak yang keras, tapi sebenarnya dia sangat menyayangi anak-anaknya. Dia sangat tidak suka kalau keinginannya dibantah. Jadi untuk sementara kita tetap tinggal di sini dulu saja. Daripada harus selalu bertengkar dengan Ibu. Kan ada alternatif lain. Masih ingat apa yang Ibuku katakan?" tanya Zein."Perkataan yang mana? Banyak sekali yang dikatakan Ibumu. Aku tidak ingat," jawab Risa tak bersemangat."Ibu kan bilang, akan mengizinkan kita kontrak rumah kalau kamu sudah h4m1l. Jadi segera saja kita buat dedek bayi," lanjut Zein dengan senyuman penuh arti."Kamu semangat banget kalau masalah begituan," sungut Risa."Namanya juga pengantin baru, pasti lagi semangat banget ini. Ingin cepat pindah rumah atau tidak?" tanya Zein."Baiklah kalau begitu. Daripada aku harus makan hati tinggal di sini terus," jawab Risa setuju dengan pendapat Zein."Yuk, gak pakai lama!" lanjut Zein bersemangat."Tunggu sebentar!" cegah Risa."Apalagi, Sayang?" Zein semakin tak sabar."Ingat t
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Kado dari Penggemar

Setelah mendengar penjelasan suaminya, Risa segera menyelesaikan kegiatan membersihkan diri. Tak lebih dari sepuluh menit dia sudah keluar kamar mandi. Padahal biasanya Risa paling suka berlama-lama di sana untuk mendinginkan badannya. Semua itu karena udara di kota Surabaya memang berhawa pa nas dan hanya didinginkan dengan kipas angin yang tidak begitu besar.Setelah siap, Risa segera menemui suaminya yang sudah menunggu di ruang tamu. Tampak Zein sudah siap dengan kunci kontak kendaraan roda duanya."Mas Zein, sebenarnya yang buka usaha katering itu siapa? Kok, jadi semuanya pekerjaan dilimpahkan padaku?" gerutu Risa."Sudahlah, Sayang! Jangan bahas masalah itu lagi. Kita hanya bantu Ibu tidak lebih dari tiga hari. Siapa tahu nanti bisa meneruskan usaha katering yang ibu lakukan sekarang ini. Jadi kamu nggak perlu lagi kerja sama orang lain," jawab Zein."Aku belum kepikiran ke arah sana," sambung Risa."Setelah ini, kita kembali pada aktivitas pekerjaan masing-masing. Makanya kamu
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Ingin Sesuatu

"Ah, kamu bisa saja, Desy. Aku menganggap Anton sebagai teman biasa. Seperti hubunganku sama kamu," ucap Risa menanggapi godaan Desy--teman satu stand dengannya."Mungkin anggapanmu seperti itu, tapi bagi Anton kamu adalah wanita spesial. Ketika mendengar kamu tidak masuk kerja karena menikah, dia kecewa berat. Dia cerita banyak tentang rasa kagumnya kepadamu," lanjut Desy."Terus aku harus bagaimana dalam bersikap kepadanya? Tidak mungkin aku memberikan harapan semu kepadanya. Apalagi sekarang aku jelas-jelas sudah menikah dengan lelaki yang kucintai," tutur Risa merasa serba salah.Dua bulan telah berlalu. Kehidupan rumah tangga Zein dan Risa masih saja dicampuri oleh ibu mertuanya. Selama tinggal di rumah orang tua Zein, Risa harus siap disuruh-suruh. Apalagi untuk menangani urusan dapur, Risa yang paling bisa diperintah ini dan itu. Sedangkan Salma sudah terbiasa mengabaikan semua pekerjaan rumah. Jika sudah ada kakak iparnya yang bisa mengerjakan semua pekerjaan domestik dan per
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Perhatian

"Aku lagi ingin sesuatu, tapi suamiku gak mau nurutin permintaanku," jawab Risa sedih.Entah kenapa keinginan itu begitu besar untuk bisa makan mangga muda. Hatinya kesal sekali dengan perkataan suaminya tadi. Sepertinya Zein tidak perhatian lagi padanya."Memangnya, Mbak Risa mau apa? Mungkin aku bisa mencarikannya." Anton menawarkan bantuan."Apa kamu mau bantu aku?" tanya Risa tidak percaya."Asalkan aku mampu, apapun permintaan Mbak Risa akan aku usahakan untuk bisa terpenuhi," jawab Anton penuh percaya diri."Tapi kamu jangan tertawa, ya." Risa sebenarnya merasa tidak enak jika melibatkan Anton untuk memenuhi permintaannya. Namun, keinginannya sangat besar dan tak bisa dicegah."Aku hanya ingin makan mangga muda. Tadi waktu berangkat, aku sempat melihat di pinggir jalan ada mangga muda, tapi Mas Zein tidak mau minta pada pemiliknya," keluh Risa."Oh, hanya mangga muda! Nanti waktu istirahat, aku carikan untuk Mbak Risa. Jadi tidak usah sedih lagi ya." Ucapan Anton membuat Risa me
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Jangan Manja

Risa merasakan ada telapak tangan yang mengusap pipinya. Matanya berusaha dibuka. Namun, saat menghirup aroma tubuh Zein, perut Risa seakan diaduk-aduk kembali. Dengan secepat kilat, dia langsung terbangun dari peraduan dan berlari menuju kamar mandi untuk menuntaskan rasa mualnya."Hoek ... hoek!"Kembali Risa mengeluarkan isi perutnya, hingga badannya menjadi lemas dan wajahnya pucat. Ketika baru saja membuka pintu kamar mandi, kepala Risa terasa pusing, perut mual, mata berkunang-kunang. Akhirnya Risa tak mampu lagi menahan keseimbangan tubuhnya. Semua tampak gelap, Risa pun jatuh pingsan.Untung saja Zein sudah bersiap menunggu di depan pintu kamar mandi, sehingga badan Risa tak sampai terjatuh di lantai karena dengan sigap suaminya menangkap tubuh istrinya."Sayang, ayo bangun!" Zein kemudian membopong tubuh istrinya dan meletakkannya di tempat tidur.Sekitar sepuluh menit Risa pingsan. Seluruh badannya sudah diberi minyak angin, agar kesadarannya segera pulih. Zein merasa khawat
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Akhirnya Setuju

"Tadi ada sepeda motor yang memotong jalan, tanpa memberi tanda. Jadi, saya tekan rem mendadak untuk menghindari terjadinya kecelakaan. Maaf, Pak. Atas ketidaknyamanannya," jawab sopir itu. Dia merasa bersalah karena tindakannya yang membuat penumpangnya terkejut."Iya, tidak apa-apa. Tapi lain kali jangan diulangi lagi, karena bisa membahayakan penumpang," pesan Zein.Tak terasa, mereka sudah sampai di depan rumah. Dengan hati-hati, Zein mengiringi langkah kaki Risa yang masih lemah.Di ruang keluarga, tampak keluarga Zein sedang berkumpul. Ada ayah dan ibu mertua, serta adik ipar Risa sedang menonton acara televisi. Zein langsung mengajak Risa masuk kamar, supaya istrinya bisa beristirahat sesuai dengan pesan Bidan Ratna. Setelah mengantar Risa istirahat, Zein kembali ke tempat semua anggota keluarganya berkumpul. Dia akan membicarakan keadaan Risa saat ini yang tidak boleh melakukan pekerjaan berat.Zein menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan-lahan untuk menenangk
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status