Semua Bab Kehilangan Kendali Atas Kegilaanku: Bab 1 - Bab 9

9 Bab

Bab 1

Namaku Evelyn, seorang siswa seni tari yang sedang mempersiapkan ujian masuk perguruan tinggi.Pertama kali mendengar istilah ekshibisionisme adalah tiga hari lalu saat di sekolah. Anak laki-laki di barisan depan sedang membahas topik yang tidak pantas dengan cukup keras.Aku pun menyenggol sahabatku yang duduk di sebelah dan bertanya.Dia hanya terkikik pelan dan berbisik, "Kalau kamu melepas pakaian di tempat umum, lalu diam-diam memuaskan diri sendiri, itu namanya ekshibisionisme."Aku tak mengerti, apa gunanya melakukan hal seperti itu?Aku bukan tidak pernah bermasturbasi, tetapi tetap saja aku tidak paham, mengapa harus melepas pakaian dan melakukannya di luar?"Karena rasanya lebih menantang."Jawab sahabatku dengan wajah memerah, lalu menelungkup di meja. Pinggulnya sedikit bergerak-gerak, seperti ada duri yang tiba-tiba tumbuh di kursinya.Penjelasannya yang setengah-setengah justru membuatku semakin penasaranAku melirik sahabatku yang kini mengalihkan wajahnya, lalu mengelua
Baca selengkapnya

Bab 2

Ini adalah pertama kalinya aku melakukannya saat kelas berlangsung. Aku tahu ini salah, tetapi aku tidak bisa menghentikan diriku.Semakin aku merasa ini berbahaya, semakin besar keinginan untuk mencobanya lagi.Dorongan ini begitu kuat hingga aku mulai terobsesi dengan sensasi yang melanggar batas itu.Akhirnya, aku membuat keputusan yang gila dan nekat, aku ingin mencoba menjadi seperti perempuan-perempuan di video itu.Saat sampai di bawah apartemen, aku tidak langsung menggunakan lift. Sebaliknya, aku masuk ke tangga darurat.Pintu besi tertutup perlahan, meninggalkan gelapnya malam yang sunyi di lorong itu. Suara samar dari rumah tetangga terdengar, membuatku ragu.Bagaimana kalau ketahuan?Dan ... dan bagaimana jika ada pria yang menemukanku di sini, mungkinkah dia memperkosaku?Di tangga yang tidak jauh dari rumahku ini ... mungkinkah dia memaksaku dengan kasar ... Saat pikiranku terus melayang, bayangan tentang diriku yang ditindih oleh seorang pria kuat tiba-tiba muncul di b
Baca selengkapnya

Bab 3

Sejak malam itu, tubuhku seperti perlahan dikendalikan oleh sesuatu yang disebut hasrat. Ia terus mengendalikan pikiranku, membuatku selalu ingin mencari kepuasan lebih.Sensasi melakukan sesuatu yang terlarang secara diam-diam membuat jantungku berdegup kencang.Tak ada lagi yang bisa menghentikanku. Aku mulai memikirkan cara-cara baru untuk menikmati sensasi ini dengan lebih intens.Aku tak lagi puas hanya melakukannya di tangga darurat. Aku ingin mencoba sesuatu yang lebih gila.Malam itu, pukul dua dini hari, saat orang tuaku sudah tertidur, aku menyelinap keluar rumah dan pergi ke atap gedung. Di sana, aku melepas semua pakaian dan menggantungnya di pagar pembatas.Untuk pertama kalinya, aku benar-benar telanjang di ruang terbuka yang begitu luas.Aku mulai membayangkan, mungkin ada seseorang di sudut gelap yang sedang mengintipku.Sensasi tegang karena kemungkinan ketahuan justru membuatku semakin bersemangat.Dengan wajah yang mulai memerah, pikiranku terasa kabur. Aku membuka k
Baca selengkapnya

Bab 4

Aku membiarkan diriku hanyut dalam gelombang hasrat, melakukan sesuatu yang seharusnya tidak aku lakukan di tempat yang sama sekali tidak pantas.Hingga sepasang tangan kekar tiba-tiba memelukku dari belakang dan berkata, "Hei, anak gadis lagi masa puber, ya!"Itu suara Leo, dia belum pergi?!Kejadian tak terduga itu membuatku terpaku sejenak. Lalu, aku mulai meronta, berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dari cengkeramannya.Namun, perlawananku terasa lemah tak berdaya di bawah kekuatannya yang begitu besar.Dia meraih rambutku yang diikat satu, lalu menekan pinggangku, tangannya mulai meraba-raba tubuhku dengan liar."Aaa!" Aku yang masih dalam posisi merangkak hanya bisa mendongak dengan wajah memerah, berteriak dengan suara bergetar.Habislah riwayatku!Merasa kehangatan di belakangku, aku hanya bisa menyerah dan mentup mata, dengan patuh mengangkat sedikit pinggulku ... Namun, Leo tidak melanjutkannya. Sebaliknya, dia mengeluarkan kamera dan mulai memotretku berkali-kali."Bagus
Baca selengkapnya

Bab 5

Sejak hari itu, aku terperosok ke dalam neraka, dipaksa menjadi mainan Leo.Begitu terjerat dengan Leo, aku sudah tak bisa mengendalikan diri dan terperangkap dalam pusaran yang dalam tak terbatas iniSelama dia memegang kelemahan diriku, dia akan terus-menerus melampiaskan semuanya padaku.Dia bahkan terus-menerus menuntut. Setiap kali dia menginginkan sesuatu, aku harus meninggalkan kegiatanku dan memenuhi permintaannya yang tak masuk akal.Lama kelamaan, dia tidak lagi puas dengan kebahagiaan yang sederhana. Dia mulai mencari cara-cara yang tidak biasa.Misalnya, di tengah keramaian pasar, dia memaksaku memakai gaun spaghetti strap yang tipis, tali bahunya hampir jatuh dan aku dipaksa untuk bergerak di antara kerumunan orang.Atau di jalan sepi pinggir kota pada tengah malam, dia memaksaku berjalan dengan tubuh terbuka, bahkan menarikku ke dalam semak-semak.Permainannya semakin berani, hingga suatu hari, dia menutup mataku dan membawaku ke dalam sebuah mobil van.Lalu mengabari kel
Baca selengkapnya

Bab 6

Aku tidak tahu apa yang akan terjadi padaku selanjutnya, tetapi satu hal yang pasti, itu bukanlah hal baik.Aku tidak mau mati!Leo merasakan emosiku yang kuat dan berpura-pura dengan lembut, dia memasukkan sebuah earphone bluetooth ke telingaku."Selama kamu patuh, nggak akan ada sesuatu yang terjadi padamu."Dengan kekerasan yang tak bisa dilawan, Leo mendorongku maju satu langkah."Jalanlah dengan berani, aku akan selalu mengawasimu di belakang."Suara Leo terdengar dari earphone dengan nada yang tak bisa dibantah.Aku mencoba menenangkan diriku, berusaha untuk tetap tenang dan mulai melangkah dengan kaki yang kaku.Dengan apa yang dikatakan Leo tadi, setidaknya aku bisa yakin bahwa sementara ini diriku tidak dalam bahaya.Sekarang dunia dilindungi hukum, mereka pasti tak berani membuat keributan secara terang-terangan.Aku terus-menerus menenangkan diriku dalam hati, mengatasi ketakutan dalam diri dan terus mengikuti perintahnya."Belok kiri, ya teruskan.""Langkahkan kakimu, lewat
Baca selengkapnya

Bab 7

Aku juga tak tahu akan dibawa ke mana lagi, apakah orang tuaku akan khawatir padaku dan apa yang menantiku selanjutnya. Mungkin saja penderitaan yang lebih menyeramkan ...Dengan penuh kebencian dan kebingungan, aku tertidur lelap.Ketika membuka mata lagi, penutup mataku sudah dilepas. Seketika, aku tak bisa langsung menyesuaikan diri dengan cahaya yang menyilaukan, jadi aku menutup mata sebentar untuk menyesuaikan diri sebelum akhirnya berhasil membuka kelopak mataku.Aku terbaring di atas ranjang besar yang empuk, tubuhku terentang dan aroma harum menggoda masuk ke hidungku.Terlihat perabotan bergaya eropa yang mewah di sekitar, kemewahan yang belum pernah kulihat seumur hidup ini.Dari dekorasi dan penataan ruangan, sepertinya orang yang membeli diriku adalah seseorang yang sangat berpengaruh.Aku panik dan segera turun dari ranjang tanpa alas kaki, lalu membuka tirai jendela besar. Begitu tirai terbuka, yang kulihat adalah hamparan laut biru yang tak ada ujungnya!Namun, ini sebe
Baca selengkapnya

Bab 8

Hari-hari berikutnya, aku menggunakan segala cara yang kutahu, mencoba segala cara yang pernah kulihat di internet, berusaha melayani tuanku dengan sebaik-baiknya.Jika dia senang, aku punya kesempatan untuk bertahan hidup.Perlahan-lahan, aku mulai mencari tahu lebih banyak tentang identitas pria ini.Namanya Robin Binuda, orang yang berasal dari dunia preman dan juga bosnya Leo.Sementara itu, Leo bertugas mencari gadis muda dan cantik untuk memuaskan nafsu bejatnya.Robin sudah tua dan tidak bisa berhubungan intim, tetapi dia suka memelihara gadis-gadis muda di sekitarnya untuk dijadikan hiburan, disuguhi berbagai macam cara untuk melayaninya.Aku terpaksa terjebak dalam situasi ini dan satu-satunya cara untuk keluar adalah dengan mengandalkan diriku sendiri.Beberapa hari kemudian, Leo muncul di tepi laut vila ini.Dia memandangku dari ujung kepala hingga ujung kaki, melihat perubahan diriku yang baru, dia menyindir, "Memang beda kalau bergaul dengan orang besar, sampai-sampai ngg
Baca selengkapnya

Bab 9

Untungnya, tak ada jalan yang buntu sepenuhnya. Malam itu, setelah selesai melayani Robin dan dia tertidur, aku berniat untuk mandi. Tanpa sengaja, mataku tertuju pada sebuah undangan yang tergeletak di atas meja.Saat dia tertidur lelap, aku mengambil undangan itu diam-diam dan melihatnya.Undangan lelang?Acara lelang orang lagi?Sepertinya acara ini diadakan setiap bulan dan yang berikutnya akan diadakan besok.Alarm kewaspadaan dalam diriku berbunyi, menyadari bahwa kesempatanku telah tiba.Pagi-pagi sekali, aku sangat rajin, menunjukkan loyalitas di depan Robin dan sibuk melayaninya.Lelang dimulai pukul sembilan pagi, jadi aku menghitung waktu. Ketika dia mau keluar, aku menarik lengannya dan berpura-pura manja."Tuan, mau ke mana? Aku bosan sekali sendirian di rumah beberapa hari ini. Bisa bawa aku jalan-jalan?"Sepertinya Robin juga merasa sudah terlalu lama dirinya menahanku, ekspresi wajahnya pun sedikit berubah."Iya, sudah sebulan juga."Aku cepat-cepat memanfaatkan kesempa
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status