Dalam kepanikan, hampir saja aku terjatuh. Dia langsung menahan tubuhku, kedua tangannya seperti penjepit besi yang mencengkeramku. Dalam keadaan berantakan, kami bertatapan dan dia mulai mengambil kesempatan lebih.Dia mendekatkan wajahnya ke leherku, menghirup napas dalam-dalam dan berkata, "Talita, susumu wangi sekali, kamu mau mendapat uang lebih, nggak?"Ucapan itu membuat hatiku berdetak keras. Kami hanya berdua di ruangan ini dan tiba-tiba aku merasa sangat takut.Sambil berjuang untuk melepaskan diri, aku menjawab, "Tolong jaga sikapmu, aku hanya sebagai perawat ASI di sini, bukan untuk jual diri."Dia malah memeluk pinggangku erat-erat dan berkata, "Tentu saja aku tahu, tapi jawab saja dulu, kamu mau nggak dapat uang lebih?"Usai bicara, dia melepaskan satu tangan dan menyentuh bagian dadaku, lalu mengelusnya.Pak Nelson sangat dekat denganku, aroma maskulinnya memenuhi hidungku. Ditambah gerakan tangannya, kakiku langsung melemas dan tubuhku hampir jatuh ke pelukannyaAku bis
Read more