"Sayang, kamu sekarang calon ayah!"Aku mengeluarkan alat tes kehamilan itu dengan mata membelalak. Beberapa detik berlalu sampai aku tersadar kembali."Ini ... beneran?"Galih tampak geli melihat wajahku yang tercengang. Dia melingkarkan tangannya di leherku dan cemberut, bertanya apakah aku tidak senang.Akhirnya aku tersadar bahwa reaksiku agak kurang normal. Aku menjelaskan padanya bahwa aku hanya terlalu terkejut, lalu aku bertanya hadiah apa yang dia inginkan.Galih pun tersenyum lebar penuh arti."Aku nggak mau hadiah apa-apa. Aku cuma ingin kamu tulus kepadaku, selalu mencintai aku dan anakku."Sambil bicara, tangannya menggerayang ke bawah, membuat tubuh bagian bawahku semakin bersemangat dan terangkat tinggi tak terkendali.Api yang tadi belum padam pun menyala semakin membara. Tapi Galih masih hamil muda, aku takut terjadi sesuatu padanya, jadi aku hanya menutup mata dan pergi mendinginkan diri di kamar mandi.Saat aku keluar, Galih sedang bermain ponsel dan berceloteh tenta
Terakhir Diperbarui : 2024-11-13 Baca selengkapnya