Surya tergelincir dari tengah langit, wajah siang amat cerah menghadirkan biru warna muda di bentangan angkasa, awan-awan putih berkilau bak perhiasan, dan tak ada desau angin yang bergemuruh menyapa hari. Namun walau demikian, Jaka Purnama duduk seorang diri di atas batu sambil melamun, pandangannya menatap pada pohon-pohon kayu cendana yang tak bisa diajak mengobrol, tapi hatinya terus berbicara, “Kapankah aku bisa pergi dari sini? kapankah aku bisa bertemu dengan putraku?Delapan belas tahun lamanya berpisah, delapan belas tahun lamanya tak mendengar kabar, dan selama itu pulalah wajah kecil Giandra kadang membayanginya di setiap waktu.Bagai malam merindukan bintang, seharusnya bisa bersama, tapi takdir berkata lain, laksana hujan hendak menyapa kuntum melati, tapi sang bayu tak memberi izin, malah membawanya pergi ke tanah yang lain, begitulah perasaan yang sekarang ini menyelimuti batin Jaka Purnama. Bagaimana mungkin dia sanggup menahan rindu? Sebab Giandra adalah sebutir intan
Terakhir Diperbarui : 2024-11-16 Baca selengkapnya