‘’Ya Allah, benar saja. Sebenarnya jiwaku memang tertekan sekali berada di sini. Betapa susahnya ya jika kedua orang tua udah benci dan mengusirku,’’ bisik hatiku sembari menatap langit-langit kamar. Aku menghela napas perlahan, sesaat kemudian benda pipih itu berdering. Perlahan kubangkit, lalu meraihnya. Ada pesan di aplikasi hijau, siapa? Kulihat dan kutelusuri, ternyata sahabatku.‘’Assalamua’laikum, Monik. Gimana? Gimana sikap Andre sama kamu?’’ tulis Ayu di aplikasi hijau itu.‘’Wa’alaikumussalam, Yu. Nggak gimana-gimana kok, dia tadi bertanya berapa bulan usia kandunganku. Aku malas menjawabnya dan dia menatapku, aku risih, Yu. Muak sekali dengan perlakuannya itu, memandangnya aja membuatku ingin muntah,’’ balasku bercerita ke Ayu.‘’Lalu apa jawabmu? Nah, dia mulai peduli kembali sama kamu kan. Aku senang deh, Monik. Jangan gitu, aku tahu kamu membencinya karena perlakuannya terhadapmu beberapa bulan yang lalu, tetapi anakmu butuh Ayah juga loh, Monik. Nggak boleh egois ya.’’
Read more