Home / Romansa / Dipermainkan oleh Takdir / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dipermainkan oleh Takdir: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bab 21

Ramon sudah tertidur ketika dokter sampai. Stella masih di dekatnya, mengabaikan tatapan penuh amarah dari Sophie.“Syukurlah kami bisa menurunkan tekanan darahnya. Cobalah untuk tidak membuatnya marah,” kata dokter ke pada keluarga.“Bawa dia menjauh, Charles, sebelum kondisi Kakek memburuk,” ujar Sophie sambil menunjuk Stella."Kalau tidak ada hal berguna yang ingin kau sampaikan, diam saja," jawab Charles tegas.Sophie mengatupkan bibirnya, merasa malu sekaligus marah, merasakan bahwa Charles memihak Stella.“Kalian perlu membawanya ke rumah sakit besok pagi untuk tes darah dan urin,” kata dokter sambil mengemasi tasnya."Terima kasih, dokter," kata Charles sambil menjabat tangan dokter sambil mengajaknya keluar.Stella diam-diam kembali ke tempat duduknya, mengabaikan tatapan tajam Sophie."Mengapa kamu ada di sini? Jika kamu pikir kamu bisa menggunakan Kakek untuk menemui Charles lagi, lebih baik kamu berhenti sekarang karena aku akan membuat hidupmu seperti neraka!" Sophie mengan
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 22

“Kamu seharusnya hormat padaku dan berlaku baik padaku. Apakah kamu lupa kalau kamu punya pilihan lain saat kamu kembali?” tanya Stella dengan nada suara rendah yang terdengar mengancam.Elizabeth dengan cepat memandang ke sekeliling, memastikan tidak ada yang mendengar. “Diamlah! Tidak akan ada yang memercayaimu meskipun kamu membocorkannya!”Stella memandangnya rendah. “Jangan khawatir. Aku tidak berencana kembali ke keluarga ini, jadi rahasiamu aman.”Elizabeth sangat marah saat dia melihat Stella pergi, merasa diabaikan dan tidak berdaya.Di ruang kerja, Sophie dengan hati-hati mendekati Charles, dan Magda mengikuti dengan diam. Sikap Charles yang tegas sangat mengintimidasi, membuat Sophie ragu untuk menanyakan panggilan mereka."Ceritakan padaku semuanya sekarang," tuntut Charles.Sophie dan Magda bertukar pandang dengan gugup, keduanya tidak yakin dengan apa yang dimaksud Charles.“Mengapa kamu memberitahuku bahwa Stella mengambil surat-surat itu setelah dia menandatanganinya?”
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 23

Sophie dan Magda saling bertukar pandang, mereka memikirkan hal yang sama. Jika Stella masih serumah dengan Ramon, dia pasti akan menggunakan situasi ini untuk berhubungan kembali dengan Charles. Sophie sudah merasa kasihan pada Elizabeth, mengetahui dia akan tersakiti lagi.Charles adalah orang pertama yang keluar dari ruang kerja, meninggalkan mereka. Di ruang tamu, dia menemukan Elizabeth menunggu."Sayang!" seru Elizabeth, bangkit dari sofa begitu dia melihat Charles."Apa yang kamu lakukan di sini?"Elizabeth merasa sakit hati dengan pertanyaannya. "Kudengar Kakek Ramon sedang tidak enak badan dan...""Kamu tidak seharusnya berada di sini, terutama karena itu mungkin akan membuatnya semakin kesal."Elizabeth tidak bisa menyembunyikan rasa sakit di wajahnya. Dia menatap Charles dengan air mata berlinang. Dia merasa seperti parasit, tidak disukai dan membebani. “Charles, jika aku tahu kakekmu akan semakin membenciku, aku tidak akan pernah setuju untuk membiarkanmu menikahi Stella.”
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 24

“Jangan khawatir, akan kukembalikan cincin itu ke Kakek Ramon. Aku lupa dialah yang memberikanku itu padaku,” ujar Stella. Charles akan berbicara, tetapi ragu. Egonya menang.Stella menambahkan, "Mungkin kamu sedang menunggu cincin untuk melamar Elizabeth.""Aku bisa menikahinya tanpa cincin itu!"Stella memperhatikan intensitas suaranya dan ketegangan di otot rahangnya yang mengencang. Dia bertanya-tanya mengapa dia begitu kesal."Baiklah, jadi aku tidak perlu merasa bersalah jika kamu belum menikah. Kamu boleh mengambil perhiasan itu jika tidak ingin berakhir pada Siti. Tapi biarkan dia yang menyimpan baju, tas, dan sepatu itu. "Charles merasa lebih frustrasi karena Stella sepertinya meremehkan pentingnya barang-barang ini, menandakan bahwa tidak ada lagi yang berhubungan dengannya yang berarti baginya."Jika kamu sudah siap, aku akan mengambil cincin itu dari kamar." Tanpa menunggu jawabannya, dia menuju ke kamar lamanya."Brengsek!" Charles menendang tembok dengan frustrasi, tida
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 25

Stella mengusap bibirnya, merasa jijik setelah ciumannya terpisah dari Charles. Dia ingin meledakkan amarahnya, tetapi tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dia melihat siapa yang menelepon dan dia segera menjawabnya, mengabaikan Charles yang berdiri di depannya. "Ibu, aku mau tidur sekarang," ucap Zion dengan manis.Stella tersenyum mendengar suara Zion, amarahnya memudar. "Iya sayang. Maaf aku tidak bisa menelepon tadi. Kamu sudah makan?"Charles mengepalkan tangannya, melihat kebahagiaan di wajah Stella saat dia berbicara. Nada itu dulunya ditujukan untuknya. Sekarang, terlihat jelas bahwa dia benar-benar mencintai orang yang dia ajak bicara.“Ya, Bu. Aku merindukanmu!”Senyum Stella melebar mendengar kata-kata manis Zion. Jika dia ada di depannya, dia akan membekap pipinya dengan ciuman. "Aku juga merindukanmu, sayang!"Ekspresi Charles menjadi semakin kelam. Sepertinya Stella lupa dia masih di sana. Tanpa sepatah kata pun, dia meninggalkan ruangan, mengingatkan dirinya sendiri bahwa dia
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 26

“Ini kopi untukmu, sayang,” ujar Elizabeth, tersenyum saat dia menaruh secangkir kopi di depan Charles. Dia tetap membuatkannya meskipun Charles menolak.Charles memijat keningnya, merasakan dampak akibat kurang tidur.“Minumlah selagi masih hangat,” ujarnya dengan halus sekali lagi.“Dia seharusnya minum susu,” ujar Stella yang baru masuk.Charles mengerutkan kening dan menatap ke arah suaranya.Stella tersenyum pada mereka, lalu berjalan ke lemari es. Dia senang melihat susu yang biasa dia beli, menyadari Charles pasti memesannya secara online. Dia mulai minum susu hanya karena dia bersikeras ketika mereka pindah ke rumah ini.Elizabeth menoleh ke Stella, kesal. "Charles tidak minum susu."Mengabaikannya, Stella mengambil susu segar, menuangkannya ke dalam gelas, dan berjalan ke arah Charles. “Sepertinya insomniamu sudah kembali. Jangan lupa minum ini.”Elizabeth berjalan ke arah Stella, dengan marah, berniat mengambil gelas susu itu. Yang mengejutkannya, Charles mengambilnya dan mem
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 27

“Kakek Ramon, sudah saatnya untuk tidur. Aku akan memeriksa Charles dan masuk ke kemarku,” ujar Stella. Ramon tersenyum, memejamkan matanya dan berterima kasih pada Stella. Dia tenggelam dalam tidurnya, berharap bahwa esok hari akan mendatangkan buah dari usahanya.Setelah memastikan bahwa Ramon tertidur, Stella pergi ke kamarnya dengan tenang. Di luar, ada Alex yang sudah menunggunya dengan barang yang diperlukan olehnya. “Tuan Besar Mahardi mencari Anda,” ujar Alex.“Akan kutelepon dia,” balas Stella, mengambil tas kecil dari Alex. Alex menunduk dan pergi. Satu hal baik dari keluarga di mana dia bekerja adalah mereka tidak pernah memaksanya untuk berdiskusi mengenai hal pribadi mereka. Dari teras, Charles mencengkeram gelas wine-nya lebih erat saat dia melihat Stella berbicara dengan pria yang dia curigai sebagai penyebab perpisahan mereka. Namun alisnya berkerut saat melihat pria itu membungkuk hormat kepada Stella.Tampaknya dia salah, pria itu hanyalah salah satu karyawannya.
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 28

“Apakah kamu benar-benar mencintaiku?” tanya Charles dengan suara yang serak oleh alkohol.“Apa pentingnya menjawab pertanyaan itu?” Balas Stella, merasa terganggu oleh pertanyaan dan tuduhannya yang bertubi-tubi.“Kamu milikku, ‘kan?” tanyanya lagi.Stella menghela nafas dan alih-alih menghindar, dia membantu membopong Charles sebelum dia limbung. Dia tahu Charles tidak akan menyakitinya seperti ini. Dia tidak tega menendangnya keluar dari kamar, apalagi dengan kemungkinan Ramon yang akan khawatir jika dia tahu Charles belum tidur. "Sssh... Stella..." Gumam Charles."Berengsek!" Umpatnya ketika wajah Charles menempel di dadanya, hampir membuatnya tersandung."Stella, kenapa kamu melakukan ini padaku?" Erangnya."Apa-apaan ini, Charles? Kamu tahu kamu tidak bisa mengendalikan diri saat mabuk, tapi kamu minum terlalu banyak?" tanyanya dengan nada marah, berjuang untuk membimbingnya menuju tempat tidur.Dia berhasil menjatuhkannya ke tempat tidur, berakhir di atasnya.Namun meski dalam
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 29

Stella dengan cepat bangkit dari kasur sebelum pemikiran bodoh itu mengambil alih dirinya. Dia langsung ke kamar mandi dan mandi. Sebelum dia menyelesaikan mandinya, seseorang mengetuk pintu.“Buka pintunya sekarang!” Perintah Elizabeth, sambil menggedor pintu.“Liz, tenanglah dan pelankan suaramu.” Sophie mencoba untuk menahan Elizabeth, khawatir Ramon akan mendengarnya.Elizabeth menghentakkan kakinya dengan kesal. Dia di sini sebab Charles tidak ada di kamarnya. Dia membangunkan Sophie agar mereka bisa melabrak Stella bersama. Stella berjalan keluar dari kamar mandi bersamaan dengan Charles yang baru bangun. Dia menatapnya dengan bingung. “Apa yang kamu lakukan di kamarku?”Dia memutar bola matanya. Sepertinya Charles belum sepenuhnya sadar dan tidak ingat apa yang dilakukannya semalam. “Lain kali, jangan minum terlalu banyak sampai kamu berakhir di kamar yang salah. Bangun dan bukalah pintu untuk pacarmu sebelum Kakek mendengarnya.”Charles memegangi kepalanya yang berdenyut-denyu
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 30

Senyum di wajah Ramon tidak memudar sampai mereka meninggalkan rumah. Dia begitu bahagia melihat keluarga ini bersama lagi.“Kakek, apakah kamu baik-baik saja?” tanya Sophie dengan penuh kasih sayang.Ramon tersenyum padanya, terlihat senang dia tidak bertengkar dengan Stella lagi.Sophie duduk di samping Ramon, bertekad untuk tidak membiarkan Stella memonopoli perhatiannya. Hal ini menempatkannya di sebelah Charles di kursi depan mobil. "Elizabeth tidak ada di sini," dia berbisik pada dirinya sendiri, lega karena dia mendapat perhatian Ramon.Stella tetap diam, menyibukkan diri dengan teleponnya. Dia menerima foto selfie dari Zion yang sedang sarapan dan tersenyum sebelum mengetik balasan kepada pengasuhnya.Charles mempererat cengkeramannya pada kemudi ketika dia melirik Stella yang sibuk dengan teleponnya. Sepertinya dia sedang berbicara dengan suaminya.Ketika mereka tiba di rumah sakit, Stella diam-diam mengikuti kedua kakak beradik itu sambil mendorong kursi roda Ramon. Dia melih
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status