Home / Romansa / Dipermainkan oleh Takdir / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dipermainkan oleh Takdir: Chapter 11 - Chapter 20

50 Chapters

Bab 11

“Dasar tidak berguna! Bagaimana bisa kamu tidak bisa melacak keberadaannya? Sudah jelas dia masih di sini, tidak ke mana-mana!” Seru Charles sambil membanting map besar ke mejanya, amarahnya terlihat benar-benar mendidih.Sophie, yang duduk diam di kantor Charles, tersentak mendengar kemarahannya."Maaf Pak, kami bahkan tidak bisa melacak catatan pembelian gaun itu," jawab Roy dengan kepala tertunduk gugup.Charles menggebrak meja dengan frustrasi.“Charles, menurutku orang yang dekat dengan Stella mempunyai kekuatan besar. Mungkin dia bahkan mengubah namanya untuk bersembunyi dari keluarganya,” ujar Sophie ragu-ragu.Charles menatap Sophie dengan tajam. Dia mungkin ada benarnya, tapi harga dirinya tidak bisa menerimanya. Dia merasa ditipu oleh Stella, dibuat terlihat bodoh. 'Pantas saja dia menandatangani surat cerai dengan begitu mudahnya. Dia pasti sudah merencanakan ini sejak lama,’ pikirnya.“Dia pasti akan muncul di pesta itu,” lanjut Sophie.Charles menyipitkan matanya, memperti
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 12

“Sudahkah kamu memutuskan mau memakai apa?” tanya Firdaus pada Stella.“Ya. Bagaimana keadaan Kakek?” tanya Stella sembari mengulurkan tangan, memeriksa suhu Firdaus. Dia merasakan stresnya, terutama dengan adanya sepupu mereka. Dia menunggu Firdaus memperkenalkannya sebelum berurusan dengan orang-orang yang dia curigai ada hubungannya dengan hilangnya Lutfi.“Aku baik-baik saja, jangan dipikirkan. Kamu harus tunjukkan kalau kamu tangguh,” saran Firdaus.Stella tersenyum kecil pada Firdaus. “Aku berjanji akan membiarkanmu memimpin keputusan hidupku mulai sekarang.”Firdaus balas tersenyum, merasa bangga dengan ketangguhan Stella. Dia menjadi tegar sejak semuanya berjalan lancar, dan dia bahkan mungkin berhutang budi kepada pria yang menghamilinya.“Kakek, jika memungkinkan, aku ingin Zion dirahasiakan dari publik,” ucap Stella.Firdaus mengerti. Dia juga tidak ingin tersiar kabar tentang cicitnya, terutama karena dia seorang laki-laki. Zion tinggal di tempat Stella dibesarkan, dan mere
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 13

Diana menatap tajam pada wanita yang turut melihat ke arahnya. Ketika pandangan mereka bertemu, keterkejutan memenuhi ekspresinya. “Stella?!”Stella tidak heran Diana kaget melihatnya. Lagipula, Diana tidak mengetahui identitas asli Stella, jadi bisa dimengerti kenapa dia bingung melihatnya di lantai itu.Stella hendak melangkah mendekati Diana ketika pria yang diajak bicaranya berbalik menghadapnya. Jika Diana kaget melihatnya, kini Stella-lah yang kaget saat mengenali pria itu.Charles mengerutkan kening ketika dia mengenali wanita yang ingin dia lihat. Tadinya dia mengira salah dengar nama yang disebutkan Diana. Dia tidak pernah membayangkan akan melihat mantan istrinya yang telah lama hilang di perusahaan ini."Astaga, itu kamu, Stella!" Diana berseru dramatis dan segera mendekatinya. "Apa yang kamu lakukan disini? Maksudku, kapan kamu menjadi karyawan di perusahaan kami?"Stella ingin memutar matanya tetapi menahannya. Dia pun menahan tawa saat Diana mengklaim perusahaan itu sebag
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 14

“Pak, rapatnya sudah mau dimulai,”Charles menoleh ke sekretarisnya, menyadari dia mengikutinya. Dia menghela nafas, lalu kembali ke ruang meeting.Stella, sementara itu, sudah kehilangan minat untuk pergi ke ruang rapat. Sakit kepala yang tiba-tiba membuatnya memutuskan untuk pergi.Alex dengan cepat mendekatinya, menawarkan uluran tangan saat mereka berjalan menuju lift.Charles mengepalkan tangannya saat dia melihat pria bersama Stella. Jadi, itu adalah orang yang sama di foto itu. Dia merasakan hubungan antara pria ini dan perusahaan, yang memperjelas kehadiran mereka. Saat pintu lift tertutup, Stella dan Charles bertukar tatapan sedingin es."Apakah kamu baik-baik saja?" Alex bertanya, prihatin.“Ayo langsung menuju Zion,” gumamnya, suaranya tegang.Alex tidak mendesak untuk memberikan rincian lebih lanjut dan mematuhi arahannya.Sesampainya di mansion, Firdaus semakin tidak sabar menunggu telepon dari asistennya. Dua puluh menit berlalu sebelum telepon akhirnya berdering.“Pak, s
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 15

“Inikah teman yang kamu sebut sebelumnya, Diana?” tanya Fajar sambil mengamati pria itu."Ya!" Dia tersenyum, menempel di lengannya. “Dialah orangnya, jadi tolong jangan menyulitkannya di sini.Mikhail menggaruk kepalanya, menyadari dia tidak bisa menolak ajakan Diana sekarang. Dia mengenal Fajar dengan baik—ia merupakan salah satu calon CEO perusahaan tersebut.Fajar menoleh ke arah Mikhail sambil tersenyum ramah. "Senang bertemu denganmu lagi. Maaf atas semua pertanyaan tadi di ruang meeting."Diana cemberut dan menarik pelan lengan Fajar, menandakan ketidaksetujuannya terhadap kelakuan Fajar sebelumnya."Tidak apa-apa. Bisnis adalah bisnis. Jika aku berada di posisimu, aku akan melakukan hal yang sama. Terima kasih sudah bersikap profesional, dan tolong perlakukan aku seperti orang lain, meskipun aku berteman dengan Diana.""Mikhail, jangan khawatir. Fajar bicara seperti ini karena kita sedang tidak ada pekerjaan. Biasakan saja, dia memperlakukan semua orang di dekatku dengan cara y
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 16

“Bu, saya akan menyiapkan sarapan kesukaan Anda,” ucap Siti cepat sebelum berjalan menjauh dari Stella.Stella ingin menghentikannya, tapi Siti sudah pergi. Kembali ke Charles, dia merasakan emosi aneh di matanya. Meskipun dia tidak percaya, sepertinya ada sentuhan kerinduan dalam tatapannya.Charles, yang terpaut sebentar, mengerjap, mendapatkan kembali fokusnya. Dia tidak bisa memahami emosinya sebelumnya. “Senang melihatmu belum sepenuhnya melupakan Kakek,” komentarnya.Kemarahan Stella berkobar mendengar kata-katanya. Dia meragukan matanya sendiri dari sebelumnya. Charles tetap sombong seperti biasanya, tidak menunjukkan kebaikan padanya. Dia masih melihatnya hanya sebagai wanita materialistis dan palsu.Dia menjawab, "Aku di sini bukan untuk mencari masalah. Aku tidak datang untuk ngobrol denganmu."Charles terdiam, terkejut dengan nada dingin Stella. Dia menatap matanya, tapi tidak menunjukkan emosi. Dia sadar bahwa dia telah berubah. Dia merindukan kehangatan dan memohon dalam t
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 17

“Stella, kumohon sabarlah dengan Charles. Kamu tidak perlu mengkhawatirkanku karena sudah ada suster yang mengurusku. Aku hanya bahagia melihatmu sekarang, dan aku tenang mengetahui kamu terlihat bahagia dengan hidupmu sekarang,” ujar Ramon.Stella tersenyum dan mengangguk padanya sebelum menatap Charles. “Aku menikah dengan seseorang yang kaya, jadi aku tidak perlu bekerja keras lagi.”Charles menggertakkan rahangnya, jelas kesal. Dia tidak tahan Stella tidak membutuhkannya sekarang karena pasangan barunya lebih kaya."Tapi jangan khawatir, aku akan tetap mengunjungi Kakek Ramon dan menjaganya selagi aku bisa. Aku diterima di sini kapan saja, ‘kan? Lagipula, ini adalah rumahku.""Tentu saja, tapi tolong izinkan Kakek tinggal di sini. Dia suka tinggal di sini," jawab Charles kaku.Stella menggelengkan kepalanya saat dia menatapnya. Sepertinya dia memanjangkan rambutnya hanya untuk membuatnya kesal.'Jangan terlalu percaya diri. Dia tidak memanjangkan rambutnya karena kamu,' pikirnya. '
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 18

“Apakah kamu yakin dia mengambil uang yang kamu sebutkan sebagai ganti kebebasannya?” tanya Ramon, mendesak Charles. Charles hanya tahu bahwa Stella menerima uang itu dan pergi."Dan kamu yakin dia punya pria lain?" Ramon kembali menekan Charles."Kakek, Kakek sudah mendengarnya tadi. Katanya dia sudah menikah sekarang," jawab Charles enggan.Ramon menggelengkan kepalanya tak percaya. “Kuharap Sophie tidak bodoh dalam memilih pasangannya. Dan kuharap dia tidak buta terhadap kebenaran, seperti kamu.”Charles menghela nafas pelan, memilih untuk tidak berdebat dengan Ramon.Kalau terserah Ramon, dia pasti sudah mengusir Magda dari kehidupan cucu-cucunya setelah Ayah mereka meninggal. Namun Sophie mencintai Magda karena dia tumbuh dengan mengenalnya sebagai ibunya. Ramon terdiam, jadi Charles kembali mengerjakan pekerjaannya."Makanannya sudah siap! Ayolah, aku tahu kamu rindu masakanku." Stella mendekati Ramon dengan riang.Charles secara naluriah berdiri dan mengikuti Stella, yang mendor
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 19

“Stella, mengapa kamu ada di kamar Kakek? Apa maumu, dan mengapa kamu kembali?” Sophie menghujami Stella dengan pertanyaan saat dia berjalan mendekat pada Ramon.Stella mendecakkan lidahnya, merasa tersinggung oleh nada Sophie yang seolah menuduh."Sophie, kenapa bertanya seperti itu? Ini rumah Stella, jadi kamu tidak perlu menginterogasinya," sela Ramon.Sophie memutar matanya ke arah Stella, frustrasi karena Ramon masih memihaknya. "Dia tidak menandatangani dokumen sebelumnya, jadi dia tidak punya hak atas rumah milik Charles ini!" Serunya.Magda membeku di tempat ketika mendengar kata-kata Sophie. Dia merasa gugup karena informasi ini mungkin sampai ke Charles."Apa katamu?" Ramon bertanya sambil menyipitkan matanya. "Maksudmu kamu tahu dia tidak menerima tawaran Charles, tapi kamu tidak memberitahunya?"Sophie menjadi pucat, jantungnya berdebar kencang. Sudah terlambat untuk menarik kembali kata-katanya, yang diucapkan di saat cemburu dan marah. "Kakek, ini bukan salahku. Stella te
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

Bab 20

Ramon tenggelam di kursi rodanya, turut tenggelam dalam kesedihannya saat dia sadar Sophie dipenuhi oleh rasa kecemburuan.Stella, karena tidak ingin memperburuk keadaan, tidak membalas komentar Sophie. Sebaliknya, dia berkata dengan lembut, "Kakek Ramon, istirahatlah sekarang. Aku harus pergi."Ramon menatap Stella dengan tatapan memohon, menggelengkan kepalanya, tidak ingin dia pergi. Dia khawatir ini mungkin pertemuan terakhir mereka."Oh, bersikap baiklah sekarang karena Kakek ada!" Sophie mencibir pada Stella.Karena tidak ingin terlibat dan mungkin menjadi sasaran kemarahan Ramon, Magda buru-buru pergi. Dia tahu tindakan Sophie mungkin disalahkan padanya tetapi diam-diam merasa puas dengan kekacauan yang terjadi. Jika Ramon mati karena marah, itu mungkin akan membuat hidupnya lebih mudah."Cukup, Sophie!" Suara Ramon bergetar karena marah."Apa yang terjadi di sini?" Charles memasuki ruangan dengan tergesa-gesa, langsung menuju ke samping Ramon dan memanggil perawat.Sophie panik
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status