Home / Romansa / Virginity For Sale / Chapter 121 - Chapter 124

All Chapters of Virginity For Sale : Chapter 121 - Chapter 124

124 Chapters

121. Bayang Kerinduan

Raven berdiri di sudut gelap koridor, memperhatikan ruang kerja Tobias King dari kejauhan. Sebelum malam tiba, ia telah menyusun strategi untuk menyusup dan memeriksa lorong rahasia yang disebutkan oleh Leona. Namun tampaknya rencana itu terpaksa tertunda, saat melihat lebih dari sepuluh pengawal bersenjata lengkap berjaga di depan pintu ruang kerja tersebut. Matanya yang berlapis kontak lensa biru itu pun tajam memindai setiap inci ruangan, mencari celah yang bisa dimanfaatkan. Tetapi penjagaan terlalu rapat, sesuatu yang jarang terjadi di Mansion ini. Kenapa tiba-tiba mereka meningkatkan pengamanan? Raven menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan kemarahannya yang perlahan membumbung. Ketika ia mencoba berbaur dengan pelayan dan staf keamanan lainnya, telinganya menangkap percakapan salah satu pengawal yang membelakanginya. "Penyusup itu berani sekali," guman pria bertubuh besar dengan nada geram. "Masuk dan keluar seperti bayangan, bahkan membajak semua CC
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

122. Aku Akan Merebutmu Kembali

Leona memejamkan mata, membiarkan memori masa lalu itu membanjiri pikirannya. Ia ingat dinginnya malam ketika ia dan kakaknya dikepung oleh preman, terjebak tanpa jalan keluar. Kemudian datanglah seorang bocah dengan mata kelabunya yang dingin menatap dunia, seolah ia bisa menaklukkan segalanya. Dialah Raven King. “Aku tahu, Kak,” bisiknya. “Aku tahu kita berutang nyawa padanya.” Lewis tersenyum kecil meski Leona tidak bisa melihatnya. “Kamu hanya perlu menjadi dirimu sendiri. Rhexton tidak perlu sadar kalau dia sedang digoda. Cukup mainkan peranmu dengan cerdas. Dan gunakan taktik yang tepat.” Leona menarik napas panjang sekali lagi. “Baiklah,” katanya akhirnya. “Doakan aku.” Lewis tertawa pelan. “Selalu, Leona. Selalu." *** "RAVEN!!" Dengan napas yang tersengal, Maura terbangun dengan tiba-tiba. Matanya terbelalak menatap langit-langit kamar, tangannya terulur seolah ingin menyentuh sesuatu yang tak ada di sana. Namun hanya keheningan yang menyergapnya.
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

123. Api Yang Sulit Padam

Rhexton melangkah ke dalam ruang kerja sang kakek dengan tenang, aroma kayu mahoni yang memenuhi ruangan memberikan rasa nostalgia. Tobias King duduk bersandar di balik meja besar yang dipenuhi dokumen dan foto-foto masa lalu, tampak lebih lelah dari biasanya. “Rhexton,” sapanya serak seraya mengangkat kepala dengan seulas senyum tipis di wajahnya. “Ada apa? Apa kalian semua baik-baik saja?” Rhexton tersenyum kecil, menutup pintu di belakangnya. “Maura baik-baik saja. Aku memastikan dia cukup istirahat, dan bayi kami tumbuh dengan sehat.” Tobias mengangguk puas, lalu batuk pelan ke dalam saputangan yang ia genggam. “Bagus. Aku tetap menjaga jarak. Flu ini cukup mengganggu, dan aku tidak ingin menularkan kepada istrimu atau anak yang ia kandung.” Rhexton mengamati wajah sang kakek yang tampak lebih pucat dari biasanya. “Kesehatan kakek lebih penting. Pastikan kakek benar-benar sembuh sebelum memaksakan diri bekerja lagi.” “Jangan khawatirkan aku, Nak. Fokusmu adalah me
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

124. Seberapa Baik Kamu Mengenalnya?

Leona berdiri di ambang pintu ruang kerja Rhexton, mengenakan gaun merah tua yang menempel sempurna di tubuhnya, memperlihatkan lekuk yang sengaja ia tonjolkan. Sesuai perintah Raven, malam itu ia membawa sebotol anggur mahal untuk menyajikan minuman kepada Rhexton King. Namun kali ini, bukan sekadar anggur yang ia bawa. Di dalam saku gaunnya, terselip botol kecil obat perangsang yang baru saja ia terima dari tangan Raven. Tugas ini membuat keringat dingin mengalir di tengkuknya, meskipun senyum tenang tetap menghiasi wajahnya. Rhexton duduk di kursi besar di dekat jendela, pandangannya tajam dan fokusmemantau berkas-berkas yang berserakan di mejanya. “Selamat malam, Tuan King,” suara Leona terdengar lembut namun menggoda. Ia menutup pintu dengan satu gerakan anggun dan membawa nampan dengan dua gelas anggur. Rhexton melirik sekilas dengan mata yang penuh kecurigaan. “Malam. Ada keperluan apa?”Leona tersenyum, langkahnya perlahan menuju meja tempat Rhexton duduk. “Saya melihat
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more
PREV
1
...
8910111213
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status