Darren terus duduk di samping ranjang Nadia, menunggu dengan perasaan cemas. Tiba-tiba, Nadia menggerakkan kelopak matanya. "Kak ...?" gumamnya, suaranya lemah.Darren langsung bangkit dari duduknya, matanya berkaca-kaca. "Nadia, kamu sudah sadar?" tanyanya, suaranya bergetar.Nadia mengangguk lemah, "Aku haus," gumamnya.Darren langsung mengambil segelas air yang ada di meja samping ranjang, lalu membantu Nadia untuk minum."Bagaimana keadaanmu, Nad?" tanya Darren, dengan penuh perhatian."Aku masih sangat lemas dan pusing berkunang-kunang," jawab Nadia."Tenang, Nad. Kamu sudah di rumah sakit. Dokter juga sudah memeriksa kamu," kata Darren, sambil mengelus rambut Nadia dengan lembut.Nadia mengangguk lemah, "Terima kasih, Kak," gumamnya.Darren terus duduk di samping ranjang Nadia, menunggu kembali dokter datang untuk memeriksa Nadia. Dia berharap, semoga saja, istrinya segera pulih dan kembali sehat seperti sedia kala.Darren sengaja tidak memencet to
Read more