All Chapters of Bertukar Tubuh dengan CEO Tampan: Chapter 91 - Chapter 100

159 Chapters

Bab 91. Membawa Kontrak Kerjasama ke Rumah

“Ayah, wanita yang bernama Lu Wan Wan itu masih terlalu muda dan polos. Apa dia sanggup memikul tanggung jawab yang besar itu? Sedangkan ayahnya saja yang telah berkecimpung lama di dunia bisnis ini tidak mampu menyelamatkan Lushang dari kebangkrutan,” ucap Kwok An—nama lengkap dari Nona Kwok, yang merupakan putri rahasia Tuan Yumin dengan seorang wanita lain. Selama ini dia menggunakan marga ibu kandungnya.“Kwok, dunia bisnis itu tidak tergantung berapa lama kau berada di sana. Tapi yang dibutuhkan adalah sebuah keberanian untuk melakukan perubahan dan instuisi untuk berkembang. Dan Ayah telah melihatnya di dalam diri Lu Wan Wan,” jelas Tuan Yumin. “Dia telah berhasil menebak arti lukisan dan patung-patung yang Ayah buat untuk ibumu dan bagaimana perasaan Ayah saat itu dan terlebih lagi, dia memiliki kemauan untuk membuat Lushang berkembang.”Kwok An mengangguk penuh. Dia memang telah mengetahui arti patung dan lukisan itu sejak lama. Tepatnya sekitar sepuluh tahun yang lalu, ketika
Read more

Bab 92. Presiden Komisaris dan Kekasih Kecilnya

Lu Fen Fen yang duduk di samping Lu Dong segera bangkit berdiri. Diambilnya dokumen yang masih terbuka di atas meja. Sebuah ketidak percayaan langsung menyelimuti wajahnya. Membuat pandangan Shen Shen kemudian terjatuh pada angka-angka yang tertulis pada lembaran dokumen tersebut.“Tidak. I—ini tidak mungkin.” Lu Shen Shen menggeleng, kemudian dilemparkannya kembali dokumen itu ke atas meja.BRAKK!Suara gebrakan itu sontak membuat mata semua orang tertuju pada Lu Shen Shen.“Ayah, Group Ma saja menolak untuk melakukan investasi, bagaimana mungkin Group Yuxuan yang hanya menduduki peringkat tujuh keluarga kaya di kota ini dan yang berada di bawah Lushang, mampu melakukannya?” sambung Lu Shen Shen.“Mau peringkat satu atau tujuh, yang terpenting adalah Yuxuan bersedia mengeluarkan uangnya untuk Lushang, bagi Ayah tak jadi masalah,” ucap Lu Dong sambil meletakkan kedua tangannya yang terlipat di bawah dada.“Tapi, Ayah, Wan Wan tidak akan mampu melakukannya!” bantah Lu Shen Shen, yang k
Read more

Bab 93. Suatu Pagi di Rainbow Hotel Shanghai

Pagi ini di Rainbow Hotel Shanghai. Lagi-lagi Mey Mey terbangun, tanpa pakaian. Bukan untuk pertama kalinya, dia berhasil menahan Lu Dong untuk menemaninya hingga pagi, melainkan ratusan malam telah dia lalui bersama lelaki yang saat ini sedang tidur terlelap di sampingnya.Ya. Mereka bermalam bersama. Tidak ada jadwal khusus dalam setiap pertemuan mereka. Asal Lu Dong menginginkan, maka Mey Mey harus mengosongkan jadwalnya pada waktu tersebut.Semalam Mey Mey masih terus memikirkan pertanyaan Lu Dong mengenai, apakah dirinya akan pergi meninggalkan Lu Dong, jika kekasih tuanya itu harus angkat kaki dari Group Lushang.Sambil melirik kelopak mata Lu Dong yang masih terpejam, Mey Mey pun berkata dalam hati. “Mungkin ini yang namanya hukum karma. Kau telah memperdaya kakeknya dan sekarang cucu perempuannya bangkit untuk merebut kembali, apa yang seharusnya menjadi miliknya.”Bibir Mey Mey yang pucat itu tercebik sinis. Sepasang bola matanya yang berwarna biru itu kemudian menatap kotak
Read more

Bab 94. Apartemen Mawar

“Bukankah itu Denise Allard?” gumam Yin menyipitkan pandangan.Dia terkejut, bukan karena mantan rekan kerjanya itu baru saja keluar meninggalkan salah satu hotel bintang tujuh di kota ini, melainkan karena penampilan Denise yang sangat jauh berbeda seperti yang selama ini dilihat Yin di Perpustakaan Shanghai.Gadis blasteran Perancis Cina itu sudah tidak lagi mengenakan kacamatanya yang berbingkai tebal. Wajahnya yang tirus itu juga terlihat seperti orang yang baru bangun tidur, tetapi masih tampak jelas jejak-jejak riasan tebalnya di mata Yin.Selain itu, tidak ada lagi kerapian yang biasa terlihat dari penampilan gadis itu, karena yang ada hanyalah selembar gaun pendek di atas lutut yang tampak kusut serta rambut panjangnya yang acak-acakan.“Apa yang terjadi dengannya?” gumam Yin di balik kemudi. “Apa yang baru saja dibuangnya itu? Seperti … pakaian pria?”Rasa penasaran itu akhirnya membuat Yin memutuskan untuk melakukan penyelidikan pertamanya kepada Denise Allard. Padahal beber
Read more

Bab 95. Semalam Kau Tidur Dengan Siapa?

Di mana-mana suara pintu lift selalu terdengar sama. Suara yang lebih mirip seperti dentingan bel peringatan itu juga terdengar di dalam Gedung Apartemen Mawar. Ya, sebuah peringatan untuk orang-orang yang ada di dalam sana agar bergegas keluar meninggalkan ruangan sempit yang minim saluran udara.Dialah Denise Allard. Seiring dengan langkah kakinya yang berjalan tergesa-gesa, gaun coklat pendek yang dikenakannya itu bergerak naik turun memperlihatkan sepasang kulit pahanya yang putih mulus.Masih beberapa pintu lagi yang harus dilewati Denise, hingga akhirnya deretan angka yang bertuliskan 2121 membuat langkah kakinya terhenti.“Denise Allard?” Suara feminin itu membuat tubuh Denise tersentak. Sebuah kartu akses masuk yang ada dalam genggaman tangannya tak sengaja meluncur, lalu mendarat di dekat pintu. Namun, kehadiran seorang mahasiswi yang usianya baru dua puluh tahun, membuat Denise melupakan keberadaan kartu tersebut.Seraya melipat kedua tangannya di depan dada, Denise yang sa
Read more

Bab 96. Jika Kau Tidak Kaya, Lebih Baik Mundur Saja!

Kedua alis Kimmy yang terangkat itu tampak melengkung, ketika mendapati seorang pria muda berparas tampan tiba-tiba berdiri di hadapannya. Dari mana datangnya pria muda ini, Kimmy tidah tahu. Karena dia belum pernah melihat pria tersebut di sekitar Gedung Apartemen Mawar.Tanpa salam atau percakapan pembuka lainnya, sekonyong-konyong pria itu langsung menanyakan, apakah dirinya tinggal di dalam apartemen ini?Kimmy menganguk penuh. Dia pun menarik kedua sudut bibirnya lebar sembari mengulurkan tangan kanannya ke depan.“Namaku Kimmy Ang. Panggil saja aku Kimmy. Aku adalah mahasiswi Universitas Shanghai. Fakultas Seni dan Budaya. Jurusan Desain Busana. Sekarang aku berada di tingkat enam. Tahun ini usiaku genap 20 tahun.”Ketika mendengar sebuah perkenalan panjang lebar dari seorang gadis yang bernama Kimmy Ang, sepasang mata Yin tampak membeliak. “Siapa namamu?” Kimmy bertanya."Namaku Yin," jawabnya sambil membalas uluran tangan Kimmy. Nama itu membuat Kimmy menautkan kedua alisnya.
Read more

Bab 97. Shanghai Y Song

Yin menghentikan mobil listriknya di pertengahan jalan raya satu arah yang ada di kawasan Changshou Road, Distrik Putuo, Shanghai.Dia mendapatkan lokasi ini dari Kimmy. Gadis berkepang dua itu memberitahu Yin, jika dirinya ingin mengetahui lebih detail tentang pekerjaan Denise, dia harus menemui seseorang yang tinggal di daerah tersebut.Siang itu pukul sebelas lebih lima belas menit, keadaan jalan di sekitar Changshou Road masih jauh dari kata ramai karena pengaruh cuaca yang cukup terik di akhir Bulan Maret.Yin turun dari mobil. Dia menengadahkan wajahnya. Menatap sebuah bangunan tertutup yang tingginya sekitar tiga belas kaki. Dibacanya beberapa huruf yang tergantung pada sebuah papan nama besar yang ada di atas kepala. Rangkaian huruf itu ditulis dari atas menurun ke bawah.“Shanghai Y Song,” gumamnya.Sistem pengetahuan baru yang melekat pada indera penglihatnya itu langsung memberitahu Yin, bahwa Shanghai Y Song adalah sebuah tempat hiburan di mana seseorang bisa bernyanyi deng
Read more

Bab 98. Meminta Izin

"Masalah pribadi," pungkas Lu Wan Wan.Ma Jia Wei menaikkan ujung alisnya. "Masalah pribadi? Aku tahu! Apa suamimu yang payah itu melarangmu bekerja? Jika memang itu alasannya, dia memang benar-benar bodoh!"Lu Wan Wan mengembuskan napasnya dengan panjang. Dia sungguh tidak menyangka, bahwa proses pengunduran dirinya akan serumit ini. Dia pikir, setelah dirinya memberikan dokumen pengunduran diri kepada Ma Jia Wei, atasannya itu akan menyetujuinya.“Kenapa kau diam? Yang kukatakan itu memang benar’kan?” Ma Jia Wei menyeringai seakan kemenangan itu telah berada di pihaknya. “Hanya bekerja sebagai seorang pustakawan dan sopir pribadi, tapi sudah berani melarangmu bekerja. Memangnya dengan gaji serendah itu, dia sanggup menghidupimu di kota yang besar ini? Sebagai seorang teman sekaligus atasanmu, aku memberitahumu, suami istri itu harus bekerja jika ingin sukses,” lanjutnya.“Jia Wei, Yin memang tidak sekaya dan sesukses dirimu. Tapi dia juga bukan orang yang berpikiran sempit. Dia sela
Read more

Bab 99. Big Mommy (1)

“Ayah tak peduli soal Group Lushang bangkit atau tidak. Sekalipun wanita yang bernama Lu Wan Wan itu memiliki kemampuan, dia juga tidak ada hubungannya dengan Group Ma!” tegas Ma Zimo. “Sebaiknya kau segera putuskan hubunganmu dengan kakaknya yang bernama Lu Shen Shen itu dan tingkatkan hubunganmu dengan Han Zhi Zhi. Apa hal seperti ini perlu Ayah yang mengajarimu?”Ma Jia Wei mengatupkan bibirnya dengan kepala yang tertunduk."Jia Wei, sebelum ulang tahunmu yang ketiga puluh ... segera lakukan pernikahanmu dengan Han Zhi Zhi atau jika tidak ...." "Jika tidak apa, Ayah?" Ma Jia Wei menggeram sambil membuang muka. "Jangan harap Ayah akan menjadikanmu pewaris Keluarga Ma!" seru Ma Zimo. Ma Jia Wei tertawa getir. "Selain aku, memangnya Ayah memiliki keturunan lain? Jika memang benar ada, berarti dia adalah saudara tiriku," katanya menyeringai. "Berarti dia adalah anak haram Keluarga Ma. Ayah lebih mementingkan seorang anak haram, dari pada anak sah Ayah sendiri?"Ma Zimo menatap taj
Read more

Bab 100. Big Mommy (2)

“Siapa yang berani mencari Big Mommy akan mati hari ini!”Yin sontak menolehkan kepalanya begitu mendengar seruan tersebut didengungkan. Di saat itulah mantan jenderal besar Dinasti Qing langsung mendapat sambutan sebuah tendangan yang nyaris mengenai kepalanya.WUSH!Tendangan yang dilakukan oleh salah seorang anak buah Big Mommy itu hanya bergerak seperti tiupan angin yang menyapa, karena Yin lebih dulu menghindari serangan tersebut.Yin alias Shun Yuan itu kemudian memutar tubuhnya di atas sofa, lalu menggunakan sepasang kakinya yang ada di atas untuk menangkap dan menjepit pria yang telah menyerangnya dari belakang. Menarik dan mengempaskannya begitu saja. BUGH!Suara dentuman langsung terdengar. Tubuh si penyerang itu pun jatuh terjungkal di atas lantai keramik. Membuat Yin yang telah berdiri tegak itu dengan mudah menekan lingkar lengan pria tersebut.“Arrgggghhh …!”Suara erangan yang terdengar itu sontak membuat delapan pasang mata yang semula mengincar Yin terkejut. Wajah-w
Read more
PREV
1
...
89101112
...
16
DMCA.com Protection Status