Ditikung sahabat sendiri, lalu ditinggalkan oleh mantan beserta hutangnya, sungguh sempurna hidupku ini."Selamat untuk kalian, semoga kalian bahagia," jawabku."Kami memang pasangan yang selalu bahagia, Rania." Fany terkesan mengejekku. Apa dia tahu Arham adalah mantanku dulu. "Permisi, ojek sudah menungguku di belakang.""Makanya beli motor, zaman sudah berubah masih saja naik ojek." Cuih, benar-benar sombong sekali si Fany. Ingin kukatakan separoh gajiku habis sama hutang suaminya yang ternyata benalu ketika muda. Bahkan beli pulsa pun dia tidak mampu. Dia mungkin belum tahu siapa suaminya sebenarnya."Terima kasih, Fany. Oh, iya, pastikan suamimu yang kayak patung ini kamu jaga karena dia seperti kuda yang akan berlari kalau talinya lepas," jawabku sinis lalu naik ojek yang sudah menungguku."Hei, Rania. Akan kubuat perhitungan denganmu!" teriak Fany. Heran saja disini yang terluka aku, mengapa dia yang seperti menjadi korban. Apa, iya, si Arham yang akan menjadi bos di kantorku.
Read more