All Chapters of Menjadi Istri Sultan Setelah Dibuang Mantan: Chapter 1 - Chapter 10

39 Chapters

Setelah Setahun Berganti

Setelah Setahun BergantiKamu tahu rasanya dikhianati? Rasanya sakit tak berdarah. Aku tidak pernah merasakan sesakit ini melihat tunanganku pergi hilang entah kemana. Meninggalkan luka yang begitu dalam, menyisakan rasa malu tak bertepi.Namaku Rania Fitriana anak pertama dari keluarga sederhana. Ayahku seorang pensiunan guru sementara ibu hanya ibu rumah tangga. Umurku saat ini menginjak dua puluh enam tahun. Memiliki satu adik perempuan yang sedang kuliah kebidanan. Hal yang paling kusesali di dunia ini adalah mengenal mas Arham yang berjanji akan menikahiku. Undangan bahkan sudah tersebar, persiapan ini itu sudah hampir seratus persen. Namun, ketika menjelang pernikahan, dia mengabarkan tidak siap menikahiku lalu menghilang bagai ditelan bumi, entah bagaimana kabarnya sekarang. "Rania kamu yakin akan menikah dengan Arham kakak kelas kita," ucap Dini setelah kami bertunangan.Aku dengan mantap langsung mengiyakan tanpa ada beban sedikit pun. "Dia playboy, harusnya kamu tidak meni
Read more

Menghadapi Mantan

Dini langsung merangkulku, kakiku gemetar melihat Arham dengan pasangannya. Rasanya sakit tak berdarah. Aku manusia biasa yang merasakan dendam karena ulahnya yang begitu perih."Tegakkan dirimu, Ran." Dini menyemangatiku. Sementara laki-laki yang di depan kami tadi hilang bak misterius. Entah siapa dia kami pun tak tahu."Din, apa si Arham pencundang itu yang akan menjadi bos kita?" tanyaku pada Dini."Aku tak tahu Rania, semoga tidak.""Mengapa rasanya sakit, Din. Jujur aku gak kuat." Mataku memanas melihat kemesraan Arham dengan wanita yang bersamanyaDini secepat kilat membawaku lari ke tempat ini. Dia tahu aku sangat terluka. Aku manusia biasa yang punya rasa sakit hati dengan yang telah dilakukan."Rania, jika kamu seperti ini dia akan merasa menang. Cukup sekali dalam hidupmu mengenal yang namanya si Arham itu. Dia tak layak diperjuangkan."Dini benar. Namun, mengapa sesakit ini Tuhan. Kami berpisah karena ruang kami berbeda. Aku terus berjalan tanpa tahu arah mana yang kulewa
Read more

Ditikung Sahabat Sendiri

Ditikung sahabat sendiri, lalu ditinggalkan oleh mantan beserta hutangnya, sungguh sempurna hidupku ini."Selamat untuk kalian, semoga kalian bahagia," jawabku."Kami memang pasangan yang selalu bahagia, Rania." Fany terkesan mengejekku. Apa dia tahu Arham adalah mantanku dulu. "Permisi, ojek sudah menungguku di belakang.""Makanya beli motor, zaman sudah berubah masih saja naik ojek." Cuih, benar-benar sombong sekali si Fany. Ingin kukatakan separoh gajiku habis sama hutang suaminya yang ternyata benalu ketika muda. Bahkan beli pulsa pun dia tidak mampu. Dia mungkin belum tahu siapa suaminya sebenarnya."Terima kasih, Fany. Oh, iya, pastikan suamimu yang kayak patung ini kamu jaga karena dia seperti kuda yang akan berlari kalau talinya lepas," jawabku sinis lalu naik ojek yang sudah menungguku."Hei, Rania. Akan kubuat perhitungan denganmu!" teriak Fany. Heran saja disini yang terluka aku, mengapa dia yang seperti menjadi korban. Apa, iya, si Arham yang akan menjadi bos di kantorku.
Read more

Laki-Laki Misterius

Aku gugup laki-laki misterius itu berteriak memintaku untuk ke rumah kakeknya."Rania, siapa laki-laki yang berteriak itu? Nanti si bos marah kalau ada yang menganggu kenyamanan restoran kita," ucap Rahman menyenggolku.Aku hanya diam, Rahman benar bisa-bisa si bos marah jika ada yang membuat keributan."Mohon maaf aku sedang kerja dan tidak ada urusan dengan anda." Aku menjawab di depan yang bernama Mahendra itu. Tentunya dengan sopan. Fany dan Clara memandangku dengan tatapan tidak biasa. "Astaga berani sekali wanita ini," ucap Fany."Wah dia memang wanita tidak jelas sampai mengacuhkan yang namanya Sultan Mahendra. Mungkin di rumahnya tidak ada tivi," bisik Clara. Namun, bisa kudengar.Manager restoran berlari dan langsung menuju ke arah laki-laki tidak jelas itu. Aku dan Rahman kembali fokus melayani pengunjung restoran yang membayar."Rania, biar Rahman yang mengerjakan. Kamu ikut bersama tuan Mahendra." Terlihat manager kami yang bernama pak Rudi itu nampak sangat berhati-hati
Read more

Antara dua pria keren

"Maaf aku tidak ada hubungan dengan anda, biar abang Noval yang mengantar saya pulang." Kulepas tangannya yang menahanku. Dia tidak bergeming masih tetap berdiri di depan kami."Apa kamu lupa dengan ucapanmu, Rania?" tanyanya balik."Aku tidak melupakannya, buktikan jika anda sungguh-sungguh, datang ke rumahku baik-baik." aku tak kalah cepat membalasnya.Abang Noval nampaknya tidak senang melihat Mahendra memaksa. Terlihat dari wajahnya yang cemburu. Apa abang Noval cemburu? Ah, tidak mungkin juga dia cemburu dan suka denganku yang kere ini."Jangan menjadi orang pemaksa, bro. Aku bahkan sudah izin sama orang tuanya Rania untuk menjemputnya." Abang Noval tak mau kalah. Sekarang Mahendra yang mengalah. Dia mundur satu langkah.Semua nampak hening melihat perseteruan dua laki-laki di sampingku. Si Arham bahkan seperti patung melihat wanita yang sudah dibuang sedang diperebutkan. Ingin kuludahi si Arham yang tak ada guna ini. Laki-laki pencundang tak tahu diri."Oh, iya jangan lupa Arham
Read more

Bingung

Aku kembali berkutat dengan pekerjaanku, Dini ternyata hari ini izin karena di rumahnya ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Sepertinya menyambut kedatangan kakaknya yang baru pulang dari Singapura. Kantor terasa sepi jika tidak ada Dini. Dia biasanya yang paling heboh jika ada berita terbaru. Apa Dini tahu jika si Arham hanya kepala HRD. Ckck ... untung saja bukan dia bosnya.Tak terasa waktu cepat sekali berlalu. Setelah semua selesai aku kembali merapikan pekerjaanku. Jam menunjukkan pukul lima sore saatnya pindah tempat kerja. Ternyata kantor ini benar-benar terasa sepi jika tak ada Dini. Aku begitu kesepian. Kusiapkan diri untuk berangkat ke restoran, ojek sudah siap menunggu di depan. Beberapa hari lagi masa kontrakku habis. Aku harus semangat agar terbebas dari semua rasa yang membelenggu ini. Setahun berganti aku pasti bisa merubah keadaanku ini.Sesampai di restoran Cindi bersiap pergantian denganku. Aku juga ikut bersiap untuk pergantian. Jujur jiwa dan ragaku ini sudah
Read more

Dilema

Mereka berdua terlihat serius sekarang aku mulai gugup. Bagaimana caranya sekarang aku lari dari dua laki-laki di depanku."Eh, pak Dokter kenapa anda selalu mengacaukan kami berdua." Mahendra tidak terima Noval berada disampingnya."Maaf mas yang tidak jelas, dari dulu Rania dan aku itu sudah saling kenal. Orang tuanya pasti tidak akan ragu memilihku," ucap dokter Noval tak mau kalah. Maksudnya? Apa abang Noval ada rasa denganku?"Sebelum janur kuning melengkung, semua orang berhak pak dokter!""Terus kenapa tuan takut, ayo kita berjuang bersama-sama." "Siapa takut pak Dokter!" teriaknya.Mereka berdua terus berdebat. Hingga ada ojek yang mangkal di depanku."Bang, berangkat, antar saya sampai rumah, bila perlu ngebut.""Asiyap, mbak. Cepat naik." Sepertinya abang ojek ini tahu jika aku sedang direbutkan.Benar saja aku dibawa sangat cepat, untuk aku sudah ganti jilbab segi empatku pakai jilbab instan, kalau tidak pasti sudah terbang melayang. Mana banyak uang yang kubawa menambah k
Read more

Bos Baru

"Kak total uang yang dikasih si Arham lima puluh juta. Kakak benar-benar jadi jutawan setelah setahun lamanya." si Rini dengan teliti menghitung uang. Dia kalau bagian hitung uang jangan diragukan. "Alhamdulillah Dek ...." Walau jujur aku dibuat sakit hati dengan uang yang dilemparkan ke wajahku tadi."Pesan ayah, jangan bertemu lagi dengan si Arham itu. Dia bukan laki-laki baik untukmu, Ran." Kulihat air mata ayah akan turun, dia terharu melihatku yang menerima uang sebanyak ini."Maafkan Rania ayah, aku tahu selama ini hati ayah terguncang. Rania berjanji akan menjadi anak yang lebih baik dan mendapatkan jodoh terbaik."Aku bersimpuh di kaki ayah. Beliau mengelusku jilbabku dengan pelan."Kadang Allah menguji karena begitu sayang kepada hamba-Nya, meski terasa sakit, tapi begitulah cara Tuhan memberi teguran agar kita kembali kepada-Nya." Setelah setahun lamanya nasihat ini kembali kudengar, aku terisak di bawa
Read more

Berdebar

"Kami panggil Mahendra Purnomo Hadinata."Wajah itu terus tersenyum disambut dengan riuh tepuk tangan karyawan. Wajah tampan nan misterius itu ternyata yang menjadi bos kami. Berkali-kali aku menahan nafas tidak percaya."Ran, bukannya dia laki-laki yang di bus kemarin." Dini tak berhenti berkedip, tak menyangka Mahendra Purnomo adalah bos baru kami. "Perkenalkan nama lengkap saya Sultan Mahendra Purnomo Hadinata. Nama yang panjang, untungnya zaman sekarang kalau ujian pakai digital kalau pakai tangan seperti kami dulu pasti harus teliti," ucapnya senyum.Semua karyawan semakin riuh, suaranya begitu tegas ketika di atas podium. Sekarang aku yang pangling, tidak mungkin dia menyukaiku apalagi berniat melamarku, rekam jejak digital yang kumiliki bahkan sangat kelam. Entah mengapa aku malu dan langsung menunduk."Ada pertanyaan? saya tipe orang yang to the point tidak senang basa basi. Kalau suka bilang suka, kalau tidak bilang tidak ...." Dia menjeda ucapannya. Entah mengapa aku semaki
Read more

Syndrom Mahendra

Ucapan Mahendra benar-benar membuatku tidak fokus. Meski jujur aku suka dengan ceplas ceplosnya. Beberapa kali dia selalu ada disaat kubutuh. Namun, tetap saja semua orang bisa berucap belum tentu bisa menepati.Aku terus berkutat pada pekerjaanku kali ini. Hatiku sedikit berbunga karena sudah tidak perlu untuk kerja di restoran lagi. Saatnya mengistirahatkan badan agar wajah ini tidak cepat tua."Hai, Rania ...." Siapa lagi kalau bukan Fany istrinya Arham. Hidupnya ternyata sangat rumit hingga menganggu orang kerja."Kasihan sekali, ya kamu Ran. Tak menyangka anak jenius dulu kerja di kantoran sebagai karyawan biasa." Tarik nafas jangan terpancing dengan si Fany."Makanya jangan terlalu sok dan pelit dulu waktu di sekolah. Sekarang hanya bisa bekerja sebagai karyawan biasa 'kan," ucapnya lagi. Benar-benar menguji iman si Fany ini."Lebih baik jadi karyawan biasa, Fan. Daripada menganggu hidup orang lain." Wajahnya langsung berubah."Aku bahagia dengan posisiku saat ini, jika pun dulu
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status