Semua Bab Suamiku Ternyata Pewaris yang Tertukar : Bab 101 - Bab 110

118 Bab

101 Obat yang tidak Tepat

“Sudah tahu mau bertemu dokter siapa?” tanya Yolla yang malam itu mengenakan atasan dan rok sepan warna navy. “Sudah,” angguk Callisto sambil menutup pintu mobilnya rapat-rapat, setelah itu dia menarik tangan Yolla agar mengikutinya masuk ke dalam rumah sakit. Yolla tidak ingin berlebihan menanggapinya, tapi dia merasakan ada banyak sekali kupu-kupu beterbangan di perutnya hanya karena Callisto memegang tangannya saja. “Anda sudah bikin janji?” tanya Yolla demi mengatasi perasaan berdesir-desir ini. “Belum, saya cuma sudah tahu nama dokternya siapa.” Callisto menyahut datar dan Yolla tidak berani bertanya apa-apa lagi. Callisto melepas tangannya ketika mereka hampir sampai di depan bagian informasi. Pria itu menghentikan langkahnya dan segera mengajukan pertanyaan kepada salah satu petugas yang sedang berjaga. “Bisa bertemu dengan Dokter Zin? Saya Shano ....” Yolla mengernyit ketika mendengar nama dokter yang disebutkan Callisto. “Apa dokternya ... dokter mancanegara?”
Baca selengkapnya

102 Sampai Ingatan Pulih

Yolla mengangguk setuju dan Callisto bergegas mengajaknya pergi meninggalkan lokasi rumah sakit. Sepanjang perjalanan pulang, Callisto diam membisu dan Yolla tidak berani memecahkan kebisuan di antara mereka lebih dulu. Callisto tidak ingin menampakkan kecurigaannya atas kenyataan bahwa ternyata dokter rekomendasi Clerin telah memberinya obat yang seharusnya tidak dia konsumsi. Dia masih menunggu jadwal cek dengan dokter lain untuk mendapatkan second opinion seperti yang disarankan Yolla. “Shano?” panggil Clerin yang tiba-tiba mendatangi ruangan Callisto. “Boleh saya bicara sebentar?' Callisto menganggukkan kepala karena dia sedang memosisikan dirinya sebagai karyawan di perusahaan Clerin. “Apa ada tugas lain untuk saya?” tanya Callisto ketika Clerin duduk di depan mejanya. “Oh, tidak ada. Kamu selesaikan saja dulu pekerjaan yang ada,” jawab Clerin sambil tersenyum lembut. “Begini Shano, saya mau mengusulkan liburan untuk ... kita bertiga. Apa kamu setuju?” Callisto menge
Baca selengkapnya

103 Belaian Lembut Wanita

Dalam pikiran Yolla, muncul bayangan Callisto dan Clerin yang berada di dalam satu kamar kemudian bersama-sama mereka menemani Vhea tidur hingga terlelap. Dua manusia dewasa yang berlainan jenis dan mereka sama-sama sendiri, tentu tidak ada penghalang bagi keduanya untuk melakukan apa pun yang setan bisikkan di telinga mereka. “Yol?” panggil Sisty sambil mengernyit. “Are you okay?” Yolla memegangi keningnya tanpa berkata apa-apa. “Yol?” sentak Sisty hingga Yolla terperanjat di sofa yang didudukinya. “Iya, iya, aku dengar!” sahut Yolla sambil menoleh. “Kamu mikir jorok, ya?” komentar Sisty. “Memangnya ngapain sih Callisto harus ke rumah Clerin?” Yolla menarik napas kemudian menjelaskan tugas Callisto yang wajib dilakukannya setiap malam. “Jadi dia harus menemani anaknya Clerin sampai tidur?” Sisty menagambil kesimpulan. “Terus setelah itu? Dia menginap atau ....” “Dia balik ke mansionnya sendiri,” sahut Yolla agar Sisty tidak berpikiran buruk tentang Callisto. “Tapi ya itu, ti
Baca selengkapnya

104 Kurang Baik-baik Saja

“Siapa nih?” gumam Yolla sambil meraih ponselnya yasng tergeletak pasrah di atas mejanya. “Halo?” “Bu Yolla?” Terdengar suara seorang wanita yang menyahut dari seberang sana. “Iya, saya sendiri. Maaf, Anda siapa ya?” tanya Yolla sambil mengernyit, dia hapal betul jika ini bukanlah suara Sisty. “Saya Clerin, Anda masih ingat saya kan?” Yolla terkesiap sambil mengernyitkan dahinya, tentu saja dia ingat siapa itu Clerin dan apa maunya. “Oh, tentu saja!” sahut Yolla pura-pura terkejut. “Ada perlu apa Anda menghubungi saya, Bu Clerin?” Meskipun nada suara Yolla terdengar sopan, tapi dia tidak dapat menahan letupan emosi di dadanya. “Maaf kalau saya mengganggu akhir pekan Anda,” ucap Clerin dengan suara yang tak kalah halus. “Anda ... tidak lupa soal Callisto yang pernah kita bicarakan waktu itu kan?” Yolla langsung paham ke mana arah pembicaraan yang akan Clerin tunjukkan. “Tentu saja saya masih sangat ingat,” kata Yolla sembari duduk di tepi tempat tidur dengan menyilangkan kedu
Baca selengkapnya

105 Akan Lebih Fatal

“Wah, kebetulan sekali kita semua bertemu di sini?” sapa Clerin ramah sambil tersenyum memandang Yolla dan Callisto bergantian. “Ayo kita makan sama-sama?”Baik Yolla maupun Callisto sama-sama tidak segera menjawab.“Kamu ke sini sama siapa, Bu?” tanya Callisto ingin tahu. “Vhea?”Clerin menggeleng sambil tersenyum anggun, membuat Yolla merasa begitu jengah.“Vhea di rumah sama asisten, saya mau membelikan makanan untuknya.” Wanita itu menjelaskan.“Kamu duluan saja, jangan sampai Vhea kelamaan menunggu kamu.” Callisto mempersilakan sambil mengangguk.“Baiklah kalau begitu,” angguk Clerin yang keliahatn tidak ingin memulai percikan api. “Kalian berdua selamat bersenang-senang.”Tanpa menunggu jawaban keduanya, Clerin melangkah anggun meninggalkan mereka di pelataran parkir.“Ayo?” ajak Callisto ketika melihat Yolla yang berdiri diam di tempatnya.“Kenapa kamu memilih resto yang sama dengan resto yang didatangi bos kamu?” tanya Yolla dengan wajah keberatan.“Aku mana tahu kalau Bu Cler
Baca selengkapnya

106 Bukan Siapa-siapanya

Tidak dapat dipungkiri jika dia sangat kepikiran soal Callisto yang tengah menjalani pengobatan tahap pertama seorang diri. Baru saja Yolla meraih ponselnya, sederet nomor asing mendadak muncul di layar diiringi suara deringan yang begitu nyaring.“Halo?” sapa Yolla menerima panggilan itu. “Halo, di mana Callisto?” Suara Clerin langsung menyentuh gendang telinga Yolla. “Anda sedang bersama dia, Bu Yolla?” “Maaf, tebakan Anda salah.” Yolla menyahut santai. “Callisto sedang tidak bersama saya.” “Bu Yolla, saya serius. Perusahaan sangat membutuhkan Callisto sekarang,” ujar Clerin mendesak. “Tolong bilang sama dia kalau saya tunggu kedatangannya sekarang untuk meeting ....” “Ini sudah bukan jam kerja pegawai, Bu Clerin.” Yolla memotong dengan berani. “Lagipula kenapa Anda tidak langsung memghubungi ponsel Callisto? Jangan apa-apa ke saya, saya bukan siapa-siapanya Callisto.” ‘Setidaknya untuk sekarang,’ sambung Yolla dalam hatinya dengan napas memburu. “Saya sudah coba hubungi pon
Baca selengkapnya

107 Aku Tahu Siapa Aku

“Malam, Pak!” sapa penjaga mansion ketika Callisto keluar dari mobilnya yang sudah terparkir sempurna. “Bu Clerin beberapa kali ke sini mencari Bapak.”Callisto mengangguk.“Tolong mobil saya,” katanya sambil menyerahkan kunci mobil, setelah itu dia berjalan masuk ke dalam mansion saat kepalanya berdenyut hebat. Callisto langsung mengurung diri di kamarnya saat denyutan itu seakan membuat kepalanya hampir terbelah saking sakitnya, hingga membuat salah satu kakinya terantuk meja tanpa sengaja.“Pak, Anda butuh sesuatu?” Terdengar suara salah satu asisten rumah tangganya dari luar kamar.“Nanti!” seru Callisto sembari menjatuhkan dirinya ke tempat tidur. Tidak hanya tekanan yang dia rasakan di kepalanya, tapi juga rasa pusing yang membuatnya seakan sedang diputar-putar tanpa henti.Callisto melenguh sambil meremas rambutnya sendiri dengan kesepuluh jari tangannya, sekelebat memori mulai bergerak secepat kilat di benaknya. Potongan memori itu melesat silih berganti, membuat Callisto ing
Baca selengkapnya

108 Mendapatkan Ingatanku

Callisto bersiap-siap pergi meninggalkan rumah sakit tempat dirinya dirawat inap selama beberapa hari. “Setelah melihat kamu, aku langsung baik-baik saja.” Callisto menyahut sambil tersenyum.Yolla kini menemani Callisto yang berjalan pelan hingga ke halaman parkir. “Aku panik sekali saat kamu lagi-lagi tidak bisa dihubungi berhari-hari,” kata Yolla. “lalu tahu-tahu kamu mengabari aku kalau kamu kecelakaan sampai mobil kamu hancur ....” “Untungnya tasku dan isinya masih selamat, termasuk ponsel aku di dalamnya,” ucap Callisto sembari mengulurkan tangannya ke arah Yolla. “Boleh aku yang menyetir mobil kamu?” “Boleh,” anggukYolla mengizinkan. “tapi apa kamu sudah betul-betul sehat?” Pandangan mata Yolla bergeser ke kepala Callisto yang diperban. “Untuk kali ini biar aku saja yang nyetir, oke?” usul Yolla sembari membukakan pintu mobulnya agar Callisto segera masuk. “Ladies first,” sahut Callisto tenang sembari menunjuk pintu mobil yang satunya dengan tatapan matanya. Yolla ters
Baca selengkapnya

109 Sangat Merindukan Kamu

“Tapi hikmahnya, Callisto sudah mulai ingat sesuatu.” Yolla menimpali.Selanjutnya Yolla menceritakan bagaimana Callisto memberitahunya jika status perkawinannya masih sendiri. “Ini kabar yang bagus banget, Yol!” ucap Sisty antusias. “Selangkah lagi kalian akan dapat restu dari Om Sony.” Yolla meneguk teh botolnya sedikit. “Aku harap juga begitu,” sahut Yolla sependapat. “Yang penting dia bisa memastikan kalau ternyata dia benar-benar masih sendiri.” Sisty mengangguk. ”Tapi kamu jangan lupa kalau masih ada Clerin yang menjadi tembok penghalang kalian,” katanya mengingatkan. “Selama dia belum diatasi, aku yakin kalian akan sulit untuk bersatu.” Yolla meneguk teh botolnya sampai habis kemudian memandang sahabatnya lekat-lekat. “Callisto bilang biar dia yang mengatasi bosnya itu," kata Yolla sambil meletakkan botol tehnya yang sudah kosong di atas meja. “Biar deh dia selesaikan sendiri, aku tinggal mantau perkembangannya dari jauh.” “Benar Yol, pokoknya aku ikut senang kalau kam
Baca selengkapnya

110 Nama Mendiang Suami

Yolla sendiri tidak kalah terkejut saat mendapati sang pemilik mansion sudah berdiri di hadapannya. “Bu Yolla ... ada perlu apa?” tanya Clerin dengan bahasa tubuh yang begitu anggun meskipun dalam hatinya begitu bergemuruh saat melihat jika Yola sudah berani mendatangi mansion miliknya secara terang-terangan seperti ini. “Maaf Bu, saya ... mencari Callisto.” Yolla menyahut apa adanya tanpa gentar sedikitpun. “Callisto?” ulang Clerin sambil mengernyit. “Apa Anda tahu kalau ... Callisto itu adalah nama mendiang suami saya?” Yolla tertegun sebentar, tapi kemudian dia cepat-cepat meralat ucapannya. “Maksud saya Shano,” timpal Yolla sambil tersenyum. “Saya mau mengunjungi Shano, bukan Callisto.” Senyuman itu memudar sedikit dari wajah Clerin, menurutnya Yolla sama sekali tidak tahu malu saat berani-beraninya datang ke mansion untuk menemui Callisto. Punya hak apa dia? “Pak, Callisto di mana?” tanya Clerin kepada sang penjaga mansion. “Mungkin sebentar lagi pulang, Bu.” Penjaga it
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status