Home / Romansa / ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of ISTRI WARISAN SANG BILLIONAIRE : Chapter 91 - Chapter 100

115 Chapters

BAB 91.

Karena terlalu lama tidak ada balasan padahal Hana sedang online, akhirnya Kemal melakukan panggilan.Ini adalah sambungan udara pertama yang mereka lakukan tanpa perantara. ~Kak Kemal callingHandphone yang sedang dia pegang bergetar halus. Inginnya tidak menjawab tapi entah mengapa jempolnya menggeser tombol hijau ke atas."Alhamdulillah. Assalamualaikum ...."Hening, beberapa detik."Salam itu wajib di jawab, Khanza," bujuk Kemal lagi setengah berbisik."Udah dijawab dalam hati." Terdengar tawa kecil dari sana, membuat Hana menyadari kalau dirinya baru saja bicara. Blush! Hana merasa pipinya menghangat. "Maa sya Allah. Iya, kedengaran sampe sini, kok." Kemal berusaha mencairkan rasa canggung di antara mereka. "Aku bingung ambil yang mana? Apa kubayar semua, ya?" Sepi lagi. Kemal mendesah halus. Hana masih enggan bicara dengannya. Dia mengira apakah mungkin karena belum ikhlas dinikahi olehnya. "Ya sudah, nggak usah pake cincin deh, ya. Aku takut salah beli, juga kuatir kebe
Read more

BAB 92.

"Ehmm," gumam Hana sembari menurunkan pandangannya. Dia malu ... sungguh malu. Dulu, Kayshan saja tak pernah memandangnya sedalam itu walaupun mereka sudah berbaikan.Deg!Deg!Kemal masih betah berlama menatap wajah merona Farhana. Dia mengulas senyum menawan dan berucap, "Siapapun yang ada dihatimu, itu urusanmu. Aku tetap mencintaimu, Khanza ... Bismillah ...." Farhana memejam ketika Kemal memberi sebuah rasa yang perlahan menjalari seluruh tubuhnya. Bukan keinginan menggebu, hanya sapuan ringan, lama dan terasa tulus, lembut nan hangat menyapu hingga ke palung hati.Kening mereka kini saling menempel, keduanya pun melempar senyum malu-malu."Mau cerita dulu atau mandi dulu?" tanya Kemal sembari melonggarkan dekapannya."Mandi dulu, bentar lagi Zuhur," ujar Hana pelan."Oke. Ibun sudah haid lagi?" sambung Kemal dengan suara lirih, sebab sedikit segan. Tapi, dia harus tahu untuk membantu menjaga hormon Hana sehingga asi bagi Farshad tidak terganggu.Dia mengetahui panggilan ~ibun
Read more

BAB 93.

Suara ketukan membuat Kemal bangun dan membuka pintu kamar mereka. Hana pun bangkit, melepas mukena lalu menggantinya dengan hijab."Arsha bobok," kata Dewiq setelah melihat sang menantu membuka pintu. Dia lalu menyodorkan cucunya yang tertidur pada Kemal.Lelaki itu membuka lengan kirinya saat Dewiq hendak menyerahkan si bayi gempal. "Maa sya Allah ... Arshanya abi montok amat," bisik Kemal sembari mencium pipi Farshad dan balik badan menuju ranjang kecil di sebelah nakas.Dewiq yang masih tak percaya bahwa lelaki ini telah menjadi menantunya, tertegun di depan pintu. Dia bersyukur dengan melantunkan salawat kala memandangi punggung Kemal sebelum menarik panel pintu kamar mereka. "Bisa, Kak?" tanya Hana ketika Kemal akan meletakkan bayinya dalam box. "Bisa." Kemal sangat hati-hati, dia menepuk pelan paha Farshad hingga bayi itu tenang dan lelap kembali.Hana diam-diam memperhatikan dari tepi ranjang. Rupanya Kemal paham bagaimana cara menenangkan bayi saat baru dipindah dari gendo
Read more

BAB 94.

Di dalam kamar, Kemal terpaksa melepas dekapan karena gedoran di pintu yang tak kunjung hilang. Hana lalu langsung turun dan melihat Farshad. Ternyata bayinya sudah bangun. Dia tersenyum lebar saat ibun menyapanya meski isapan jempol di mulut tak Farshad lepas. "Aih, udah bangun." Kemal ikut menghampiri box si Cimit sembari melingkarkan lengannya di pinggang ibun. "Pinter, nggak nangis," sambung Kemal yang menowel pipi gembil itu dan dihadiahi senyum lucu Arsha. "Ibun salat dulu, ya. Arsha tunggu sebentar lagi," kata Hana sembari meraih botol susu dari kulkas mini di bawah ranjang Farshad lalu menghangatkan di steamer. Kemal memperhatikan cara istrinya dalam menyiapkan susu. Dia juga membuka satu lemari disamping box Farshad yang berisi semua perlengkapan bayi. Dia mengambil foto satu per satu benda itu lalu dikirimkan ke Sahrul. Serta meminta Khuzaemah untuk menyiapkan syukuran di rumahnya karena Kemal akan mengajak Hana pulang nanti. Setelah memandikan Farshad, keduan
Read more

BAB 95.

"Lempeng niatnya ... pikir ente avaan?" Ahmad meraup wajah Farhan yang lesu menempeli kusen pintu. Ahmad yang tadinya cuma niat mengambil kacamata, tapi malah tertahan karena Hana akhirnya keluar dari ruang baca di susul ibun."Kan udah siap, Beh. Palingan sisa atu," keluh Farhan lagi, dia masih setia menempeli lawang. "Apa?" tanya Ahmad sembari menyingkap tirai pembatas ruangan."Ceweknya belum ada, Yah," kekeh Hana tepat saat suaminya baru memasuki rumah. Ahmad tertawa renyah dan memilih keluar rumah. Farhan memang enggan dijodohkan tapi dirinya terlalu sibuk berkutat dengan segudang aktivitas.Hiking, mancing, modeling sampai kadang lupa dengan profesi utamanya yang seorang dokter. "Fokus, Kak. Itu aja dulu," kata Ahmad dari ruang tamu.Bagaimana bisa bertanggungjawab atas anak gadis orang lain jika kesenangan dirinya belum selesai. Kira-kira begitulah pemikiran Ahmad."Terlalu asik sendiri itu nggak asik, Han," sambung Kemal sembari menarik jemari Hana masuk ke kamar.Farhan m
Read more

BAB 96.

Farhan tidak membantah, dia diam sebab memang begitulah niatan sebenarnya saat mendekati Mehru. Hanya kebetulan saja, dia memiliki celah agar tindakannya terasa lebih halus dengan menggunakan kondisi Mya. Mifyaz selesai membereskan peralatan dari atas meja dan bersiap naik ke kamar atas jika menginap di Tazkiya. Sebelum pergi, dia melihat ke arah Farhan."Jangan menyakiti terlalu dalam, Kak. Dia belum menyadari itu tapi sudah menduga niatmu," tegasnya lagi."A-aku nggak maksud, Yaz," bantah Farhan sambil berdiri."Kakak nggak bisa bohong sama aku." Tunjuknya pada kedua mata Farhan. "Kakak juga bakalan punya anak perempuan, kalau calon suami anakmu nanti ketemu pria red flag macam kakak ... apa iya ridho melepasnya? Jodoh anakmu akan sepertimu, Kak," Cecar Mifyaz lagi. Farhan diam, kalimat sederhana tapi terdengar tajam dan tak biasa karena keluar dari bibir Mifyaz. Mifyaz juga mengatakan bahwa Farhan memiliki Farhana sebagai refleksi perasaan sesama wanita. Semua keburukan yang ta
Read more

BAB 97.

"Ane pilih bayarin ente aja, Yaz. TF kemana?" kata Farhan menyerah. Dia tak ingin dipersulit Mifyaz di lain waktu jika ingin meminta pertolongan lagi. Lagipula, dari sekian kerabat dekatnya, cuma keluarga Mahendra yang punya kemampuan seperti ini. Senyap, lengkap dan akurat. Bahkan Ulfa pernah dibuat menyerah jika team Shadow sudah turun.Kemampuan IT mereka setara dari bapak, anak bahkan sampai Shan, si menantu emas Mahendra yang kini memegang laskar persewaan bodyguard ternama, Eye-shadow.Tawa Mifyaz terdengar. Pemuda itu lalu mengirimkan nomer rekeningnya pada Farhan. "Nggak usah 50, Kak. Kalau Kakak redho mah, jadi donatur bensinku aja sebulan ini soalnya bakalan banyak PP Jakarta Bogor," ujarnya kemudian.Farhan mengulas senyum tipis, dia juga ragu saat ditodong Mifyaz tadi. "Berapa, Yaz?" "Motorku R25, serah Kakak dah berapa. Kerjaan enteng ngedip doang tadi," kekehnya sambil menyesap jahe shoot.Farhan menyunggingkan senyum tipis. Tak main-main, R25 dipakai bocah es te em, p
Read more

BAB 98.

Farhan langsung menunduk, menciut ditatap sedemikian lekat. Begitupun Hana, dia bersembunyi di balik punggung Kemal dan memegangi lengan kemeja suaminya."Apa-apaan ini?" tanya Dewiq sambil bersedekap. "Sudah tahu mau ada acara. Malah bikin ulah!" tegasnya menatap tajam kedua anak kembarnya."Kalau kamu, ibu nggak kaget. Tapi, jangan bawa-bawa Aa," sambung Dewiq. Kali ini dia sampai menowel kepala Farhan.Dewiq lalu beralih pandang pada Kemal. Dengan nada lembut dia berkata, "Aa nggak apa?" Kemal hanya mengangguk sambil mengacungkan jempol. Dia masih segan berpendapat bila dengan ibu mertuanya.Farhan seketika menengadah, siapa anak siapa menantu. Sungguh perlakuan yang sangat kontras."Lah, Nyak. Anaknya yang ini, bukan onoh. Ane malah kagak ditanya," sungut Farhan menunjuk diri sendiri. "Lagian, Bang Kem juga--" Dia menjeda ucapannya saat Ahmad menatap tanpa berkedip."Terooooooosssss!" sambar Dewiq. "Jawab mulu!" omel Bu dokter, seketika membuat Farhan diam."Kamu juga, Na! ... ny
Read more

BAB 99.

Suasana malam di pelataran Tazkiya jelang acara besok, didominasi oleh hilir mudik kendaraan. Aula masjid sudah tersekat-sekat menjadi beberapa bagian untuk space istirahat tamu transit. Paviliun pun dipenuhi oleh para undangan Ahmad yang datang dari luar kota.Di dalam hunian, keriuhan didominasi para wanita dari keluarganya. Farhan akhirnya memilih menepi ke balkon atas, meniti anak tangga yang melingkar dengan perasaan hampa. Dia merasa kesepian di keramaian.Sang dokter merebahkan diri selonjoran di kursi malas, kedua lengannya menyanggah kepala sembari memandangi bulan yang menyembul malu-malu dibalik gumpalan awan tipis.Ujung helai rambutnya tergoyang samar dibelai angin malam, tapi tak jua membuat hatinya ikut tersapu kesejukan.Entah dirinya ingin memaknai apa, dalam pandangan yang terlempar ke jumantara. Satu tangannya lalu meraih gadget dari saku celana. Dia mulai membuka galery yang terkunci.Sembari rebahan, jarinya menggeser-geser dua slide yang saling berdekatan. Seny
Read more

BAB 100.

"Memaksa itu salah satu ciri lelaki patriarki, Han. Jangan sampai kaum hawa menilai kamu begitu," kata Reezi. Dia ikut bangun dan berdiri di hadapan Farhan dengan memasukkan kedua tangannya ke saku celana.Farhan tersenyum miring. "Tadi itu ajakan, Zii." Dia memajukan posisi tubuhnya sembari berbisik, "Tapi bukan sekadar ajakan," imbuhnya sembari menarik badannya kembali menegak.Farhan melihat ke arah Mehru yang masih menunduk. Dia lalu berbalik badan berdiri di hadapan Mehru dan menyodorkan tangan kanannya, menyilakan Mehru jalan lebih dulu.Gadis cantik yang mengenakan setelan kebaya warna Navy, senada seragam keluarga Kemal itu mendongak.Iris matanya langsung terkunci saat tatapannya bertemu dengan Farhan. Deg!"Silakan, El." Mehru mengangguk. Dia sempat menoleh ke arah Habrizi dan mengulas senyum tipis seraya menundukkan kepalanya, sebagai isyarat pamit lebih dulu.Meski tanpa obrolan, keduanya berusaha berjalan sejajar. Kain batik berwarna abu-abu yang melilit beskap Farhan t
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status