242“Tari, pindahlah ke rumah kami. Ibu mau setiap saat bisa dekat dengan cucu-cucuku. Umur Ibu sudah udzur, entah besok atau lusa dipanggil Tuhan. Tidak ada lagi yang ibu inginkan di dunia selain dekat dengan anak cucu.”Mentari memejam. Kalimat demi kalimat ibu mertuanya, terus terngiang. Terutama saat memintanya pindah ke kediaman Hanggara.Andai saja tidak pernah terjadi insiden yang membuat hidupnya hancur dalam sekejap, pastilah ia dengan mudah menyiyakan. Tinggal di rumah luas, megah bak istana, siapa yang tidak tergiur. Hanya saja, ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, jika kejadian malam itu masih menyisakan trauma. Apalagi, pelakunya masih ada di sana.“Ayolah, Tari. Di sini juga sempit, kan?” Widya melanjutkan. “Dulu, kalian bisa leluasa tiggal di sini karena masih berdua. Ibu juga tidak ingin merusak kebahagiaan kalian yang pastinya hanya ingin menikmati manisnya hidup berdua sebagai pengantin baru. Itu dulu, saat kalian masih berdua, makanya Ibu mengizinkan saja. Apal
Last Updated : 2024-08-04 Read more