All Chapters of SUAMI PENGGANTIKU (BUKAN) PRIA PAYAH: Chapter 241 - Chapter 250

376 Chapters

KEJUTAN PAGI

241Mentari hampir terjatuh jika saja tidak gesit berpegangan dinding. Matanya membelalak.“Nenek …,” pekiknya setelah sebelumnya menutup mulut agar tidak berteriak karena takut membuat orang rumah kaget.“Nenek di sini?” lanjutnya setelah berhasil menegakkan tubuh. Lalu mengedarkan pandangan. Seorang wanita muda dan dua orang pria berpakaian safari juga ada di sana. Menyertai ibu mertuanya. Tadi, Mentari tersandung kursi roda wanita sepuh itu.“Maaf, membuatmu kaget, Tari. Nuri baru saja akan menekan bell saat kamu keluar.”Mentari memejam sebentar. Tak urung ia sempat sport jantung saat hampir jatuh tadi. Sebenarnya dua pria sudah maju untuk membantunya agar tidak terjatuh, tetapi ibu mertuanya melarang. Membiarkan wanita itu menjaga keseimbangannya sendiri.“Sepertinya kamu sudah akan pergi,” ujar Widya lagi mengamati penampilan menantunya dengan segala tentengannya.Mentari sama menatap kedua tangannya yang penuh. Kemudian berdehem salah tingkah.“Apa kamu akan menemui suamimu?” W
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

PERMINTAAN IBU MERTUA

242“Tari, pindahlah ke rumah kami. Ibu mau setiap saat bisa dekat dengan cucu-cucuku. Umur Ibu sudah udzur, entah besok atau lusa dipanggil Tuhan. Tidak ada lagi yang ibu inginkan di dunia selain dekat dengan anak cucu.”Mentari memejam. Kalimat demi kalimat ibu mertuanya, terus terngiang. Terutama saat memintanya pindah ke kediaman Hanggara.Andai saja tidak pernah terjadi insiden yang membuat hidupnya hancur dalam sekejap, pastilah ia dengan mudah menyiyakan. Tinggal di rumah luas, megah bak istana, siapa yang tidak tergiur. Hanya saja, ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri, jika kejadian malam itu masih menyisakan trauma. Apalagi, pelakunya masih ada di sana.“Ayolah, Tari. Di sini juga sempit, kan?” Widya melanjutkan. “Dulu, kalian bisa leluasa tiggal di sini karena masih berdua. Ibu juga tidak ingin merusak kebahagiaan kalian yang pastinya hanya ingin menikmati manisnya hidup berdua sebagai pengantin baru. Itu dulu, saat kalian masih berdua, makanya Ibu mengizinkan saja. Apal
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

SEPANIK ITU

243Mentari berlari menuju pintu. Bahkan hampir menabrak sopir yang juga ikut kebingungan.“Bu ….”Tak menghiraukan panggilan sopir, Mentari langsung membuka pintu. Berniat mencari informasi. Namun, kakinya berhenti mendadak. Pundaknya langsung meluruh saat matanya menangkap pemandangan di koridor. Terlihat beberapa pria berjalan beriringan di sana. Dua perawat laki-laki, seorang pria berperawakan besar, dan satu lagi seorang pasien yang duduk di kursi roda. Pasien yang beberapa detik lalu dicarinya dengan panik.Mentari memejamkan matanya dengan lega. Entahlah, banyak kejadian tak mengenakkan belakang ini, membuatnya mudah curiga hingga cepat berprasangka. Bahkan terkadang logikanya tidak bekerja. Seharusnya ia ingat jika Samudra membayar pengawal untuk berjaga. Dan saat pengawal tidak ada di sana, artinya pasti pergi menyertai bosnya.Bagaimana ia tidak berpikir ke sana? Apa jatuh cinta lagi membutakan logika dan membuatnya bersikap berlebihan?Mentari megusap wajahnya.Sementara it
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

KAMU MAU APA?

244Mentari serta-merta menarik diri dari dada Samudra, lalu memutar tubuh sambil mengusap air mata hingga posisinya memunggungi Samudra. Rasanya malu, hanya karena cemas, ia sampai menangis seperti ini.Sang pria yang tidak suka dipunggungi, gegas meraih kedua pundak Mentari dan menghadapkan padanya.“Apa kamu mengkhawatirkan, Mas?” tanyanya seraya menghentikan gerakan tangan Mentari yang masih mengusap air mata agar ia dapat melihat wajah itu dengan utuh.Bukannya menjawab, Mentari lagi-lagi mengalihkan pandangan. Namun, kali ini Samudra tidak membiarkanya terlalu lama. Pria itu menangkup kedua pipi basah sang istri, lalu memercikkan tatapan penuh cintanya tepat di mata basah Mentari.“Maaf membuatmu cemas, Mas pikir kamu akan ke sini sejak pagi jadi bisa nemenin pas dipanggil perawat tadi. Tapi ternyata ibu datang dan kamu terlambat ke sini,” ujar Samudra lagi dengan mengusap pipi sang wanita yang kerudungnya terbasahi air mata. Telunjuk sang pria memasukkan beberapa lembar rambut
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

MELEPAS RINDU

245Ruangan yang sejuk pun berubah menjadi gerah. Tidak ada suara orang mengobrol atau tangisan lagi. Yang ada justru suara khas orang berciuman, juga beberapa kali lenguhan lirih.Sepasang insan larut dalam lautan cinta yang sekian lama terpendam. Tenggelam dalam kerinduan yang akhirnya tertautkan. Ciuman panas menjadi simbol jika cinta itu sebenarnya masih menggebu. Setelah adegan mengharukan, mereka sama-sama tertarik ke dalam alur yang tak dapat dikendalikan.Keduanya larut dalam hasrat yang menggila meski hanya tersalurkan lewat tautan bibir.“Sayang, kamu cantik sekali,” tadi Samudra berbisik setelah tangannya melepas kerudung Mentari hingga menampilkan keindahan rambut panjang bergelombangnya.Mentari sendiri tak dapat menolak saat tangan sang pria sudah mempereteli penutup kepalanya. Bahkan hingga ikat rambutnya terhempas ke lantai karena ditarik sang pria. Mentari hanya bisa menunduk malu-malu tanpa mampu menolak apa pun yang dilakukan pria yang sudah menghipnotisnya lewat ta
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

PAMIT

246Mentari membuang muka sesaat setelah pintu yang ia buka menampilkan siapa yang berdiri di sana. Entahlah, semenyesal apa pun laki-laki yang berdiri di sana, ia bukan manusia berhati peri yang mudah menghilangkan kesakitan akibat ulahnya.Akibat perbuatan orang itu, hidupnya, harga dirinya, dan terutama pernikahannya hancur berantakan.Meski kini ia telah kembali dengan Samudra, tetapi bukan berarti ia bisa menghapus ingatan tentang semua yang terjadi.“Siapa, Sayang?” tanya Samudra dari dalam sana karena tidak ada suara siapa pun semenjak Mentari membuka pintu.Mentari menahan napasnya. Bahkan sekadar menyebut namanya, ia tidak sudi.“Tari, siapa yang datang?” Samudra mengulang pertanyaan saat Mentari tak jua menjawab.“Ini aku, Om.” Laki-laki yang berdiri di mulut pintu yang menjawab.“Oh, kamu, Bas? Masuklah!”Mentari memutar bola mata sebelum berlalu tanpa kata. Meninggalkan laki-laki muda yang menunduk sedih. Wanita itu memilih pergi ke kamar mandi tanpa mengatakan sepatah kat
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

MAAFKAN

247“Nenek.” Bastian yang hendak membuka pintu, mundur karena pintu dibuka lebih dulu dari luar. Terlihat di sana wanita sepuh berambut putih yang didorong masuk di atas kursi rodanya. Bastian mengangguk meski tidak mendapat tanggapan sama sekali.Wajah Widya lempeng. Tatapannya tertuju sosok di ranjang pasien.“Ibu?” Samudra menyapa saat kursi roda yang membawa ibunya sudah berhenti. Ia mengisyaratkan pada Bastian agar tidak keluar dulu dari sana.“Di mana menantuku?” tanya Widya setelah mengedarkan pandangan beberapa saat.“Mentari di kamar mandi.” Samudra menjawab seadanya. Dan jika ia tidak salah ingat, istrinya itu sudah terlalu lama di sana. Sejak Bastian datang hingga pemuda itu sudah akan pergi, Mentari belum muncul juga. Entah apa yang dilakukannya di dalam sana, karena tadi pamitnya hanya unyuk memakai lagi kerudungnya. Namun satu yang Samudra yakini, jika wanita itu sengaja berdiam diri di sana karena ada Bastian di sini.“Bagaimana kondisimu, Sam?” Widya mengamati putra bu
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

SUNAT SAJA

248“Nuri, tolong lihat Mentari di kamar mandi. Sepertinya ia sudah terlalu lama di sana.” Widya memberi perintah pada wanita muda asisten pribadinya, sesaat setelah Bastian keluar.Gadis bernama Nuri mengangguk sebelum berlalu menuju sebuah pintu di pojok ruangan.“Menurutku, ini terlalu tega, Bu.” Samudra bersuara setelah Nuri pergi.“Bastian sendiri tidak keberatan, Sam. Sudahlah, kamu fokus saja kesembuhanmu agar cepat pulang dan berkumpul dengan keluargamu.”Samudra memejamkan matanya. Sunguh ia tidak tega membiarkan Bastian sendiri di luar sana, tapi ia juga tidak bisa membantah sang ibu. Apalagi yang dilakukannya demi istri dan anak-anaknya.“Bu, berita Bang Benny sudah sampai?” tanya Samudra hati-hati. Ia sebenarnya tidak sampai hati menyampaikan berita buruk itu, tetapi bukankah Benny anaknya juga? Widya pasti juga ingin mendengar berita anaknya yang pergi tanpa kabar.Widya bergeming. Mimik wajahnya dibuat senormal mungkin, walaupun Samudra tetap menemukan ada riak asing di
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

CERITA NENEK

249“Jadi, kita sebenarnya tinggal sangat dekat ya, Bu?” tanya Mentari setelah sekian lama sang ibu mertua menceritakan kisahnya selama dalam persembunyian. Ternyata, selama ini wanita sepuh itu tinggal tak jauh dari mereka. Sebuah vila di puncak yang akses jalannya menuju ibu kota, melewati rumah Mentari.“Iya, Tari. Kamu bisa bayangkan bagaimana hampir gilanya Ibu, bukan? Yang bisa melihat kamu dan cucu-cucu, tapi tidak bisa mendekat apalagi sampai menyentuh kalian.”“Tari pikir Ibu tinggal di luar negeri.”“Meninggalkan anak bodoh itu sendiri di sini?” Widya melirik sebentar Samudra yang sejak tadi seolah tak kasat mata. Ada, tetapi tak dianggap ada. Ucapannya tak pernah mereka tanggapi hingga akhirnya lelah sendiri dan hanya diam menyimak.“Mana mungkin. Ibu kan, sembunyi untuk memberinya pelajaran. Bukan untuk bersenang-senang. Lagipula, Ibu tidak bisa sehari saja tidak melihat cucu-cucu. Walaupun hanya lewat video yang dikirim seseorang, itu cukup membantu mengawasi perkembangan
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

TULUS

250Mata dan mulut Mentari masih sama-sama terbuka lebar. Tubuhnya membeku. Bahkan kepalanya mendadak sulit untuk digerakkan sekadar menoleh. Namun, tidak berlebihan, bukan, jika ia seterkejut ini.Bima, laki-laki yang selama ini ia andalkan, ia jadikan pelindung dan tempat bersandar, ia jadikan tempat berbagi dan bergantung, ternyata ….Bukan hanya Mentari sebenarnya yang terkejut, Samudra pun merasakan hal yang sama. Bagaimana tidak? Ia pernah begitu cemburu dan iri pada laki-laki itu. Bahkan sejak awal-awal pernikahan, karena Bima bisa dengan mudah merebut perhatian Mentari.Rasa persaingan yang sebenarnya tidak sehat pun terus berjalan antara dirinya dengan laki-laki itu karena belakangan bukan hanya perhatian Mentari yang ia cemaskan diambil Bima, tapi lebih dari itu anak-anaknya yang terlanjur dekat dan mungkin sudah menganggap pengganti dirinya.Namun, siapa sangka kini harus mendapati kenyataan jika laki-laki itu adalah orang suruhan ibunya.Jadi, haruskah bahagia karena menya
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
38
DMCA.com Protection Status