Home / Romansa / Istri di Atas Kertas sang CEO / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Istri di Atas Kertas sang CEO: Chapter 11 - Chapter 20

52 Chapters

Bab 11

"Shania? Bukankah kau ...?" Leonard terlihat kaget."Aku sebenarnya, kebutulan ingin mampir loh," jelas Shania.Leonard mendekati Shania yang mengenakan masker putih dan kaca mata biasa, agar bisa menutupi dirinya. Namun, penampilannya mudah ditebak oleh Leonard."Kita makan siang yuk," ajak Leonard.Shania mengangguk lalu memasuki taksi yang telah menunggu Leonard sedari tadi. Sepanjang perjalanan, Shania terlihat diam."Shania, kita sudah hampir mencapainya," ucap Leonard memecah keheningan di antara mereka."Leo, kalau suatu hari aku jadi jahat. Aku minta padamu teruskan rencana kita," ujar Shania."Jahat? Apa maksud kau?" Leonard bingung.Shania pun mengeluarkan botol kecil dari dalam tas selempangnya, lalu ditunjukkan pada Leonard.Mata Leonard membulat, dia menatap Shania tidak percaya lalu kembali menatap botol kecil itu. Leonard mulai menunjukkan raut wajah khawatir."Paman, berhenti di taman depan," ucap Leonard tiba-tiba.Singkatnya, kini Leonard dan Shania sudah duduk di ba
last updateLast Updated : 2024-02-14
Read more

Bab 12

"Kenapa mereka juga berada di sini?" tanya Leonard pada Shania.Shania menoleh sekilas ke arah Stella dan Steven yang berada tidak jauh dari brankar Leonard. Dia pun mengendikkan bahunya."Bagaimana perasaan kau?" tanya Shania kemudian."Baik saja, tetapi suasana hatiku benar-benar buruk," jawab Leonard.Tiba-tiba Stella memberanikan diri mendekati brankar Leonard. Stella juga memasang wajah bersalah dan sangat berharap Leonard bisa memaafkannya."Leo, aku ... kami meminta maaf atas kesalahpahaman selama ini," kata Stella dengan nada rendah.Leonard hanya menoleh sekilas ke arah Stella, lalu di menatap Shania dengan tatapan yang sulit diartikan."Shania, aku ingin beristirahat, bisakah biarkan aku sendiri," pinta Leonard.Shania hanya mengangguk lalu segera keluar dari kamar dan disusuli oleh Steven. Sementara, Stella masih berdiri di tempat, menatap Leonard dengan penuh berharap."Leo," panggil Stella.Leonard mengabaikan Stella, dia menutup matanya lalu menarik selimut menutupi hing
last updateLast Updated : 2024-02-15
Read more

Bab 13

Shania menggelengkan kepalanya. Siapa Melinda? Kenapa wanita asing ini bertanya padanya dengan nada sedikit menyindir."Terus kau siapa?" tanya wanita itu lagi."Shania," jawab Shania jujur dan singkat.Wanita tadi memicingkan matanya, dia sepertinya coba mengingat nama Shania jika dia pernah mendengarnya. Akan tetapi, nama itu tidak pernah keluar dari mulut Steven."Kau buat apa di sini?" Wanita itu kembali bertanya."Aku istri pria tadi." Lagi-lagi Shania menjawab dengan jujur.Mata wanita tadi membulat hingga kakinya melangkah mundur karena saking kagetnya. Dia meneguk air liur, kenapa dia baru tahu bahwa Steven mempunyai istri."Err.. maafkan aku karena bersikap sedikit sombong, kenalkan aku Kaila, teman sekaligus sekretaris tuan Steven," ucap wanita tadi yang bernama Kaila.Shania mengerutkan dahinya, dia menatap tangan Kaila yang ingin bersalaman padanya. Kaila saat ini terlihat lebih sopan, ketimbang beberapa menit tadi, walaupun pakaiannya sangat terbuka."Jangan terlalu sopan
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Bab 14

"Leo, kau di mana?" tanya Shania lewat panggilan telepon."Aku masih di lapangan, ada apa? Kau terdengar cemas?" sahut Leonard dari seberang sana."Aku cuma mengkhawatirkan kau, Leo," jawab Shania jujur.Leonard yang berada di seberang sana tersenyum mendengar ucapan Shania. Andaikan tidak ada batas pemisah antara mereka sudah tentu Shania akan menjadi satu-satunya wanita yang akan mendampingi dirinya."Aku akan pulang besok, kita bisa bertemu lusa," beritahu Leonard."Aku menunggumu! Cepatlah pulang dan senantiasa berhati-hati di mana pun kau berada," pesan Shania.Beberapa menit kemudian, Shania akhirnya bisa tenang walaupun jantungnya masih saja berdebar."Mungkin aku hanya terlalu banyak berpikir. Sudahlah, aku harus tetap positif," ucap Shania sembari mengusap dadanya.Shania pun melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi. Dia memberesi serpihan kaca, lalu membuangnya ke dalam tong sampah setelah membungkusi kaca tersebut menggunakan kain lusuh miliknya.Singkatnya, malam telah
last updateLast Updated : 2024-02-16
Read more

Bab 15

Steven keluar dari apartemen tanpa memakan sarapan paginya. Raut wajahnya terlihat begitu cemas setelah berbicara bersama Carry lewat panggilan telepon.Huh..Shania hanya bisa menghela napas panjang sambil menatap sarapan sereal buah-buahan yang telah dia siapkan.Sementara, Steven pula telah melajukan mobilnya menuju ke bandara. Dia akan menaiki pesawat secara dadakan demi memastikan ucapan Carry.Sepanjang perjalanan, Steven begitu berharap sebuah keajaiban, karena sudah lebih dari 5 tahun ini dia masih belum bisa melupakan sosok wanita yang sangat dia cintai.***Kembali ke satu jam yang lalu, ketika Steeven menerima pesan dari Carry yang merupakan salah satu temannya. Dalam pesanan yang dikirim oleh Carry, dia mengatakan bahwa telah melihat sosok wanita yang mirip dengan mantan tunangan Steven, Melinda.Carry juga tidak lupa menyertakan dengan foto yang memperlihatkan wajah yang dimaksudkan oleh Carry.Oleh itu, Steven merasa kaget sekaligus bingung, karenna wajah wanita itu sam
last updateLast Updated : 2024-02-17
Read more

Bab 16

Leonard hanya menatap sinis ke arah wanita itu. Tidak mungkin dia mau menikahi wanita yang sebenarnya dia benci. Tanpa banyak berbicara, Leonard langsung saja berdiri dan kembali mengenakan jaketnya dan keluar dari kamar hotel itu tanpa berpamitan."Ck, aku akan memaksa papa agar menjadi milikku!" ucap wanita itu lirih.Leonard pula, langsung melajukan mobilnya dengan kelajuan tinggi, dengan perasaan bersalah terhadap Shania. Ini bukan kehendaknya, namun dia juga telah berpikir berulangkali. Dirinya sangat tidak layak berdiri di samping ShaniaTujuan ingin kembali ke rumah, malah mobil Leonard berhenti di seberang jalan di mana apartemen Steven berada. Leonard menatap apartemen itu dengan sendu.Rasa bersalah semakin menghimpit dadanya hingga membuat Leonard sesak. "Aku harus menghindarinya untuk berapa hari ini," ucap Leonard.Leonard pun akhirnya melajukan mobil dengan cepat. Tanpa dia sadar, Shania berdiri di hadapan toko grosir menatap ke arah Leonard."Kau terlihat aneh, Leonard
last updateLast Updated : 2024-02-18
Read more

Bab 17

Leonard terlihat tersenyum. Dia tidak menjawab, malah berdiri dari tempat duduknya, sebelum dia keluar dari ruangan itu, dia sempat berkata."Sebenarnya, tidak ada satu pun dari kita yang layak mengasihani, Shania," ucap Leonard lalu keluar dari ruang itu.Steven tidak menghalang Leonard, dia hanya menatap pungung Leonard. Itukah, pria yang akan melindungi Shania? Sedangkan dia juga berniat buruk seperti dirinya juga.Dada Steven berdegup kencang, entah kenapa, dia sepertinya tidak siap melihat Shania semakin jatuh. Apa mungkin karena rasa bersalah? Tapi apa yang terjadi 5 tahun lalu, belum jelas sama sekali."Sean, cepat cari tahu. Apa sebenarnya yang berlaku 5 tahun lalu, kenapa kita bisa salah menyalahkan seseorang dan cari tahu juga siapa sebenarnya Leonard!" perintah Steven pada Sean.Steven juga meninggalkan ruangan itu dengan hati yang tidak tenang. Setiap kata-kata Leonard melekat dalam pikirannya.'Aku harus cepat menemu
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 18

Leonard menarik Shania ke belakangnya dan membiarkan wanita tadi berdiri di samping Leonard. Leonard juga masih terlihat tersenyum dan anehnya tidak menjawab pertanyaan Shania sama sekali.'Sepertinya, aku termasuk jebakan!' batin Shania."Kenalkan CEO perusahaan Burgh, Karina Johnsen!" ucap Leonard dengan lantang.Ucapan Leonard berhasil membuat Shania begitu kaget, kaki Shania merasa melemas, dia hampir jatuh. Mujur saja, dia masih kuat menahannya. Ternyata benar, Leonard telah mengkhianatinya. Shania melihat semua karyawan yang seharusnya miliknya kini sedang bertepuk tangan dan bersorak sorai untuk wanita yang bernama Karina.Perlahan Shania mundur dan berjalan menuju ke arah pintu keluar, sungguh dia merasa hancur. Shania tidak lagi berpaling dan harapannya semua telah hancur.Harapan? Janji? Perhatian? Keluarga? Semuanya tipuan belaka. Ketika Shania telah berada di luar perusahaan, tangisannya pecah. Dia terduduk di atas j
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 19

"Kakak, sakit apa Dok?" tanya Stella pada dokter yang memeriksa Shania."Sepertinya, Kakak Nona kelelahan dan tertekan. Detak jantung masih normal, nanti jika ada keluhan lain, segera ke rumah sakit. Jika tidak ada, istirahat saja yang banyak dan jangan tertekan," jawab Dokter sekalian memberi saran.Stella mengangguk, kemudian menghantar sang Dokter hinga ke pintu. Stella kembali mendekati Shania yang terbaring di ranjang sofa. Dia menatap lekat wajah Shania yang terlihat pucat."Apa kak Stev, melayani Kak Shania dengan buruk, hingga Kak Shania mengalami tekanan yang berlebihan," ucap Stella.Stella pun segera menghubungi Steven, untuk memberitahu keadaan Shania dan sekalian memberi nasihat. "Halo, kak Stev. Kau keterlaluan sekali, apa yang telah kak Stev, buat hingga kak Shania bisa mengalami tekanan yang berat?" oceh Stella ketika Steven baru saja menjawab panggilannya."Hei, perlahan saja jangan terlalu cepat. Aku tidak meng
last updateLast Updated : 2024-02-19
Read more

Bab 20

"Shania? Shania buka pintu, tolonglah buka pintu," ucap Leonard yang berada di luar pintu apartemen Steven.Stella tampak menatap ke arah Shania. Shania tidak menanggapi ketukan pintu dari Leonard, dia terlihat lebih sibuk membaca buku novel miliknya."Kak, itu ...," ucap Stella yang tidak bisa menyelesaikan ucapannya karena Shania terlihat benar-benar tidak peduli.Beberapa menit kemudian, tidak lagi terdengar bunyi ketukan mau pun suara Leonard. Shania barulah menutup buku novelnya dan berjalan ke arah dapur.Stella hanya menatap Shania lalu menyusuli hingga ke dapat. Dia dapat melihat tangan Shania gementar ketika mengambil gelas. Stella sempat mengira bahwa Shania orang yang kuat ternyata sebaliknya."Mari aku bantu, Kak." Stella mengambil gelas di tangan Shania lalu mengisi air di dalam gelas tersebut. "Minum dulu," ucap Stella sembari menyodorkan gelas berisi air.Shania benar-benar rapuh, raut wajah yang tadinya
last updateLast Updated : 2024-02-20
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status