All Chapters of Cinta Satu Malam dengan Berondong: Chapter 81 - Chapter 90

230 Chapters

Keinginan Terlarang

   “Dia masih di dalam?”“Masih, Pak.”Badai menggulung lengan kemejanya hingga ke siku. “Jangan ada yang masuk kalau saya nggak perintahkan, oke?”Kedua satpam itu langsung mengangguk dengan cepat. Mereka sudah kenal Badai sejak kecil karena sudah bekerja di kediaman Tanaka dari lama. Jadi mereka percaya, kalau Badai tidak akan menggunakan kekerasan pada Anastasya di dalam sana.Tapi setelah tahu apa yang dilakukan Anastasya, mereka jadi agak sedikit ragu mengenai hal tersebut. Mereka tahu bagaimana sayangnya Badai pada Asa, sehingga ada kemungkinan kalau Badai akan melawan prinsipnya sendiri kalau ia mau.&ld
Read more

Traumanya Badai dan Asa

   “Papa?”“Iya, Asa?”“Mo mam etim.”“Mau makan es krim?” Badai mengulang ucapan Asa dengan jelas. Sebisa mungkin ia memastikan kalau Asa melihat gerak bibirnya supaya anaknya bisa mengikutinya.“Mm-hm.”“Oke.” Badai mengangguk setuju. “Ayo, kita siap-siap.”Asa tersenyum dan Badai segera menggantikan pakaian Asa. Sudah seminggu Badai cuti mendadak dari kantornya dan hanya menemani Asa di rumah sakit.Setelah hari di mana jiwa Badai hampir hilang karena kegilaan Anastasya, akhirnya
Read more

Maafkan Papa Karena Kita Bukan Keluarga yang Sempurna

   “Asa.”“Ya, Pa?”Badai tersenyum mendengar bagaimana kini Asa sudah lancar mengucap ‘Papa’ dan bukan ‘Baba’ lagi seperti dulu. “Ke tempat yang biasa kita beli es krim kan?”Asa mengerjapkan matanya selama beberapa saat untuk mencoba memahami apa yang diucapkan ayahnya.Begitu mobilnya berhenti karena lampu merah, Badai mengambil ponsel dari sakunya dan mencari gambar kedai es krim yang biasa mereka datangi.“Kita ke sini? Mau?”Asa langsung mengangguk sembari tersenyum. Badai pun segera memasukkan kembali ponselnya ke
Read more

Aku Ingin Bahagia, Tapi Aku Lebih Ingin Padma Bahagia

   “Kamu mungkin salah orang kalau mau bertanya.” Badai tertawa getir. “Dulu aku bukanlah orang yang mengharapkan kehadiran anak. Kamu jelas tahu gimana ceritanya.”Catra meringis mendengarnya. “Tapi kamu bisa beradaptasi dengan sangat baik untuk menjalani peran ayah untuk Asa.”“Karena cuma dia yang kupunya.” Badai kembali mengingat hari di mana Asa lahir. Hari di mana akhirnya ia kembali memiliki alasan untuk tetap bertahan hidup dan menjalani hari-harinya.“Kalau kamu mau jawabanku paling jujur, aku sangat takut ketika tahu aku akan punya anak.” Badai mengedikkan bahunya. “Tapi setelah mencoba menerima, rasa antusias itu mulai muncul dengan ketakutan
Read more

Perpisahan yang Tidak Diinginkan

   “Baik-baik ya kamu di sini.”“Iya.” Arsa memutar kedua bola matanya. “Astaga, kamu cuma pindah enam bulan ke Bali, Mbak.”“Siapa tahu mau menetap kan.”Arsa hanya mendecakkan lidahnya. Walaupun begitu, ia merangkul bahu kakaknya. Arsa memang jarang menunjukkan kedekatannya dengan Padma di kantor. Meskipun begitu, kali ini ia melanggar prinsipnya karena hari ini adalah hari terakhir Padma bekerja di kantor.“Kamu betah kan di sini?” tanya Padma saat mereka sudah berada di lift.Kalau menurut ayah mereka, Arsa yang memang pintar dengan cepat beradaptasi di perusahaan keluarga mereka set
Read more

Perpisahan yang Tidak Diinginkan

   Padma memasuki kamarnya saat dulu masih tinggal bersama orangtuanya dengan langkah ragu. Hari ini ia ke rumah orangtuanya karena ingin mengambil beberapa barang yang akan ia bawa ke Bali.Memang rencana awalnya adalah ia dan Catra akan tinggal sekitar enam bulan, tapi setelah seminggu ini Padma berpikir panjang dan berdiskusi dengan Catra, sepertinya menggenapkan tinggal di sana selama satu tahun bukanlah ide buruk.Bisa diperpanjang lagi kalau seandainya ia hamil dan melahirkan di sana.Mengingat hal itu, Padma tersenyum dan menutup pintu kamarnya dengan pelan. Ia segera beranjak ke lemarinya dan mengecek barang-barangnya.Saat itulah ponsel Padma yang berada di dalam tas berbun
Read more

Good Bye, B

   “Kalau nanti udah sampai di sana, kabarin Papa ya. Terus minggu depan Papa sama Mama mau ke sana, kamu nggak usah capek-capek beresin rumah karena Papa nggak mau kamu kecapekan. Oke?”Padma tertawa mendengar celotehan ayahnya yang cukup panjang. Ia mengangguk berkali-kali agar ayahnya yakin kalau ia akan mematuhinya.Begitulah Refaldy Hardjaja, selalu ingin melindunginya dan memanjakannya meskipun kini Padma sudah menjadi istri orang. Naluri seorang ayah yang tak bisa dihapuskan begitu saja meskipun sang anak sudah menikah.“Iya, Papa. Papa tenang aja. Catra tuh terlalu manjain aku.” Padma melepas pelukannya pada sang ayah. “Cuci piring aja sering dilarang sama dia.”
Read more

Patah Hati untuk Kesekian Kalinya

   “Beneran Padma yang nitip pesan begitu?”“Ck, beneranlah! Kurasa dia nggak sanggup kalau harus ngomong selamat tinggal sendiri ke kamu.” Percakapan itu sudah terjadi hampir sebulan yang lalu, sedetik setelah Badai menerima pesan dari Arsa yang mengantar kepergian Catra dan Padma ke bandara.Badai sudah lupa rasanya dipanggil ‘B’ oleh Padma. Sudah lama sekali sejak terakhir kali mendengarnya. Tapi sebulan yang lalu, melalui Arsa, Padma mengucapkan selamat tinggal dengan memanggilnya ‘B’ seperti dulu.“Papa!”
Read more

Jadi Salah Siapa?

   “Selamat ulang tahun, Asa!”“Makasih, Papa. Makasih, Mama.”Catra dan Padma sama-sama melambaikan tangannya dengan ceria pada Asa.Hari ini adalah hari ulang tahun Asa. Namun karena kondisi kesehatan Padma yang menurun sejak dua hari yang lalu, mereka tak bisa pulang ke Jakarta untuk menghadiri acara ulang tahun keponakan mereka tersebut.“Semoga Asa jadi anak yang baik dan semakin pintar ya,” ucap Catra dengan tulus. “Semoga Asa bisa tumbuh jadi anak yang kuat dan terus semangat. Saling menjaga satu sama lain sama Papa Badai ya.”“Amiiin,” jawab Asa dengan serius. Anak itu tak terlih
Read more

Selama Ada Kamu

  “Aduh, bumil satu ini glowing banget!”Padma terkekeh mendengar seruan Mili yang siang ini tiba di rumahnya. Minggu ini terdapat dua tanggal merah, lalu Arsa dan Mili memutuskan untuk cuti dan datang ke Bali sekalian liburan.“Thank you. Kamu juga tambah glowing.”“Tetep aja kalah sama kamu.” Mili mengibaskan tangannya di udara. Ia mencium aroma masakan yang menggugah selera dan langsung beranjak ke dapur. “Kamu lagi masak?”“Iya, makan siang di sini aja ya?”“Boleh.”Padma dan Mili meninggalkan ART Padma yang sedang memasak dan Padma menggiring sahabat
Read more
PREV
1
...
7891011
...
23
DMCA.com Protection Status