Gemerisik daun yang tak sengaja terinjak oleh Badai dan Asa membuat Asa sesekali menunduk. Anak itu menyukai bagaimana gemerisik tersebut terdengar di telinganya.“Hati-hati, Asa,” pesan Badai saat anaknya memperlambat langkahnya untuk menghindari bebatuan yang muncul dari balik tanah.“I-iya, Pa.”Badai tersenyum dan mempererat gandengan tangannya pada Asa. Di tangan kanannya, terdapat buket mawar putih yang biasa ia bawakan untuk Catra.Awalnya Badai tak tahu harus membawa bunga apa ke makam Catra. Tapi kalau datang hanya dengan tangan kosong, rasanya ada yang kurang. Jadilah saat ia melihat apa yang ada di florist, Badai memilih mawar putih sebagai hadiah kunjungan rutinnya.“Sekarang, kalau mau nyapa Papa Catra, carany
Baca selengkapnya