"Maysa ... ini Nabila, gadis shaliha yang akan menjadi adik madumu, dan temanmu berbagi pengabdian terhadap Hafiz."Ucapan Ummi Rahma bagaikan guntur di siang hari yang berdentum keras di telingaku. Aku berdiri kaku, di tengah sorot mata keluarga besar Haji Marzuki Pratama, yang menanti ekspresiku. "Bagaimana, Nak?" Wanita paruh baya berhijab syar'i putih, yang selama ini menjadi tempatku berbudi sebagai menantu, menuntut jawabanku dengan nada lembut. Nafasku serasa tertahan, tenggorokan ini serasa tercekat. Bagaimana aku bisa memberinya jawaban? Bagaimana pula aku bisa memberinya penilaian, di saat otakku masih tersentak oleh kata-kata madu dan berbagi pengabdian?"Maysarah masih bingung, Mi. Kan sudah Abi bilang, harusnya kita meminta persetujuan Maysarah sebelum lamaran minggu lalu. Ini sudah mau menikah baru ditanyakan. Bukan lagi bertanya itu namanya, tapi memberitahu." Di sampingnya, laki-laki berwajah bijak dengan janggut yang telah disisipi uban, Abi Marzuki, ayah mertuaku,
Last Updated : 2024-10-29 Read more