Home / CEO / Dalam Dekapan Kakak Ipar / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Dalam Dekapan Kakak Ipar : Chapter 11 - Chapter 20

63 Chapters

Bab 11. Hari Makan Bubur

"Pagi Tuan! Pagi Pak Aska! Maaf saya sedikit terlambat," ujar Alissa seraya memasuki ruangan."Pagi," jawab Nicholas lalu menyeruput kopi panas di pagi yang begitu dingin akibat hujan di luar yang begitu derasnya."Pagi Alissa! Belum telat kok masih kurang 10 menit jam masuk kerjanya," sahut Aska dengan tersenyum manis. Alissa langsung melihat pada arloji di tangannya."Ah iya, saya pikir sudah jam 7 soalnya Pak Aska sama Tuan Nicholas sudah standby di tempat masing-masing, jadi saya pikir saya telat. Maklum karena terburu-buru jadi lupa lihat jam," jelas Alissa lalu tersenyum canggung ke arah Aska. Saat melirik Nicholas, pria itu terlihat tidak perduli pada sekitar."Tidak apa-apa silahkan duduk. Sudah sarapan?" tanya Aska begitu perhatian. Sontak pria itu mendapatkan tatapan tajam dari Nicholas."Tidak salah kan, saya bertanya seperti tadi?" tanya Aska pada Alissa. Pertanyaan yang sebenarnya ingin menyindir sang bos."Ehem!" Nicholas berdehem lalu bangkit dari duduknya."Tidak kok P
Read more

Bab 12. Bos Aneh

Daripada memikirkan kedua atasannya, Alissa lebih fokus menyantap bubur di hadapan. Dalam hati ia merasa aneh karena tetap bisa menyantap makanan dengan lahap sementara ada orang muntah di sekitarnya padahal sebelum-sebelumnya Alissa tidak akan dapat makan dengan tenang jika mendengar atau melihat orang muntah."Ah mungkin karena aku lagi lapar kali," batinnya.Sesaat kemudian Nicholas keluar dari kamar mandi diikuti oleh Aska juga. Wajah Nicholas tampak pucat dan pria itu terlihat begitu lemas."Kalian tidak apa-apa?" tanya Alissa setelah meneguk air putih."Nggak apa-apa hanya mual saja," ujar Aska sambil kembali duduk di meja kerjanya. Pria itu menyesap kopi hangat lalu terlihat begitu tenang. Berbeda dengan Aska, Nicholas masih terlihat lemas."Tuan Niko tidak apa-apa?" tanya Alissa pada Nicholas yang kini bersandar pada kursi sambil memejamkan mata. Pria itu terlihat mengkhawatirkan.Nicholas mengangkat tangan sebagai jawaban bahwa dirinya memang tidak apa-apa dengan kondisi masi
Read more

Bab 13. Dipecat Bersyarat

"Tidak ada, tapi Tuan membuatku bingung." Alissa bersungut-sungut dan Nicholas mendengus kesal."Yang sedang-sedang saja, paham tidak?!""Ya Tuan." Alissa kembali melanjutkan pekerjaan dan kali ini benar-benar begitu hati-hati."Pindah ke depan!""Ya Tuhan, bagaimana ini?" Alissa benar-benar salah tingkah."Dengar tidak?"Alissa diam termenung, dia risih jika harus menyentuh bagian dada Nicholas. Rasanya ia ingin kabur saja dari tempat itu. Berada di samping Nicholas rasanya tidak nyaman. Terutama jantungnya bisa berdetak tiga kali lipat, sungguh tidak aman."Alissa!""Ah iya Tuan?" Alissa gelagapan, dadanya tersentak kaget."Pindah ke depan!" ulang Nicholas. "Jangan banyak melamun jika tidak ingin saya pecat!""Alhamdulillah kalau dipecat," ujar Alissa reflek dan setelahnya ia langsung membekap mulut. Baru sadar kalimat apa yang keluar dari mulutnya."Oh ya? Kalau begitu aku kabulkan, mulai hari ini kamu aku pecat!"Alissa membelalak tak percaya, tapi semoga saja inilah jalan terbaik
Read more

Bab 14. Gara-Gara Kamu

"Tuan yakin akan memecat Alissa? Terus bagaimana bisa kita mencari pengganti sekretaris dalam jangka waktu yang begitu singkat?" Meski Aska senang akhirnya Alissa bisa lepas dari Nicholas, namun dia juga merasa khawatir sebab dalam waktu yang lama posisi sekretaris sudah kosong dan Tuan Barata selalu menanyakannya. Sayangnya, Nicholas terlalu pemilih dan setelah mendapat ganti seperti Alissa dengan mudahnya pria itu mencampakkan wanita itu. Kadang Aska bingung, kriteria seperti apa yang Nicholas butuhkan untuk menjadi sekretaris di perusahaan mereka. Kalau begini terus pekerjaan Aska akan semakin sibuk."Kau pikir Alissa bisa lepas dari perusahaan kita? Kau pikir dia akan dapat membayar hutang-hutangnya?" Sebuah pertanyaan yang sebenarnya sudah jelas jawabannya terkecuali Aska melanggar larangan Nicholas untuk memberi bantuan uang."Jadi ...." Aska menelan ludah, dia langsung tersadar juga Nicholas sengaja untuk mempermainkan wanita itu."Karena semua sudah berkumpul mari kita buka ra
Read more

Bab 15. Perhatian Nicholas

"Apa yang kamu pikirkan? Cepat usut sampai tuntas!""Hah?!" Aska terbengong-bengong di depan pintu. Nicholas yang makan nangka kenapa dia kena getahnya? Aska menggaruk kepalanya bingung."Cari orang yang mengancam mama dan bawa ke hadapanku!" titah Nicholas dengan aura yang begitu menekan."Ah iya Tuan, akan segera saya laksanan." Aska berucap dengan ekspresi bingung.Nicholas mengangguk."Permisi," ucap Aska sambil tersenyum pada Tuan Barata."Ya." Tuan Barata hanya merespon singkat dan Aska langsung bergegas pergi. Sampai di luar ruangan ia menelpon anak buahnya dan meminta bantuan mereka."Papa tenang saja, mereka hanya mengancam. Tak ada video yang mereka maksud sebenarnya." Nicholas mencoba tersenyum pada sang papa, namun hanya dibalas tatapan dingin oleh Tuan Barata."Sebenarnya malam itu ada yang menjebak saya Pa dan membuat saya mabuk berat padahal hanya minum beberapa teguk saja. Papa tenang saja saya hanya numpang pingsan di rumah Virgo." Baru kali ini Nicholas bicara panjan
Read more

Bab 16. Kasar

"Aku hanya bingung, Mas Virgo kenapa berubah seperti ini? Ini juga makanan manusia loh Mas. Ekonomi kita sedang tidak baik-baik saja dan aku dipecat dari perusahaan dengan membawa beban hutang. Jadi mulai sekarang kita harus makan apa adanya kecuali Mas Virgo mau memberikan gaji Mas Virgo padaku untuk uang belanja.""Enak saja, gajiku untuk tabungan masa depan. Mau Kamu terus-terusan tinggal di rumah kecil seperti ini?" Virgo menatap Alissa dengan tatapan tajam dan menusuk."Aku nggak masalah Mas meskipun rumah kita sederhana seperti ini daripada punya rumah besar tapi kita harus menahan kelaparan.""Tidak bisa! Bagaimanapun kau harus mencari pekerjaan lain Lis. Kebutuhan sehari-hari menjadi tanggung jawabmu sedangkan untuk tabungan masa depan aku yang urus.""Aku capek Mas, Mas Virgo selalu menuntut ini dan itu sedangkan Mas Virgo tidak mau bertanggung jawab dengan keluarga kita. Sebenarnya Mas Virgo uangnya beneran ditabung nggak sih? Atau jangan-jangan sudah habis buat mabuk-mabuka
Read more

Bab 17. Pertolongan Nicholas

Pagi kembali cerah setelah 24 jam diguyur hujan. Pagi-pagi sekali Nichols merasakan perasaan yang aneh. Buru-buru ia pergi ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan Melati sebab sang papa saat ditelepon tidak mengangkat panggilan darinya. "Mama baik-baik saja Nik, kamu sudah mau berangkat bekerja?" tanya Melati dengan suara lirih. Matanya mengerjap dan menatap Nicholas yang sudah rapi dengan setelan jas kerjanya. "Ia Ma sekalian berangkat ke kantor biar nggak repot pulang lagi.""Sudah sarapan?" Melati tersenyum menatap putranya."Belum Ma, nanti aja di kantor. Mama perlu Niko pesankan makan?" Nicholas duduk di samping sang Mama. Seperti sebelum-sebelumnya dia menggenggam tangan Melati dan mengecupnya beberapa kali."Nggak usah, bentar lagi ada jatah makan kok dari rumah sakit. Mama nggak ingin makan sembarangan." Nicholas mengangguk lalu menanyakan keadaan Melati. "Mama baik-baik saja," ujar Melati lalu memberikan wejangan pada putranya. Nicholas hanya bisa menggelengkan kepala kare
Read more

Bab 18. Gadaikan Saja!

"Alissa bertahanlah," ucap Nicholas. Setelah memeriksa denyut nadi Alissa pria itu langsung menghidupkan kembali mesin mobil dan mengendarai menuju rumah sakit. Sampai di parkiran ia turun masih menggendong tubuh Alisa di depan dada."Niko! Siapa yang dia bawa?" Saat ingin pergi dari rumah sakit Tuan Barata melihat putranya menuju UGD rumah sakit. Segera pria tua itu menyusul Nicholas."Dok tolong wanita ini Dok!" panik Nicholas sambil menaruh Alissa di atas brankar."Apa yang terjadi?" tanya petugas di dalam sana. Nicholas menggelengkan kepala. "Saya tidak tahu, saya menemukannya dalam keadaan yang sudah seperti ini. Tolong selamatkan dia!""Baik, Anda tunggu di luar dulu, kami akan segera menangani pasien!" Petugas tersebut menutup pintu dan Nicholas terlihat mondar-mandir di depan ruangan. Kedua tangannya saling meremas akibat rasa khawatir yang begitu mendalam."Siapa yang kau bawa ke sini?" Tepukan di bahu membuat Nicholas terkejut apalagi saat ingat itu adalah suara papanya."Pa
Read more

Bab 19. Terciduk

"Kau lucu juga," ujar Tuan Barata setelah tawanya reda."Tuan juga," ujar Alissa tak mau kalah. "Mana ada orang yang mau ambil suami yang digadaikan, kalau emas atau sepeda motor iya," lanjut Alissa dengan ekspresi yang serius."Maaf saya hanya bercanda, jangan terlalu dipikirkan," ucap Tuan Barata kala menyadari ekspresi wajah Alissa berubah sendu."Tidak apa-apa Tuan, saya tidak berpikir serius tentang itu hanya saja–""Tentang pekerjaan? Kamu tidak perlu khawatir biar saya akan menelepon Aska atau langsung pada putraku agar disampaikan pada ketua divisimu bahwa untuk sementara kamu tidak bisa masuk sampai kesehatanmu benar-benar pulih."Alissa menghela nafas berat. Di dalam hati ia bertanya-tanya apakah pria di hadapannya kini tidak tahu bahwa dirinya telah dipecat langsung oleh putranya sendiri. "Ah Tuan Barata mana tahu? Kabar karyawan sepertiku tidak penting sehingga tidak harus sampai ke telinga beliau." Alissa bicara dalam hati sambil menatap Tuan Barata yang kini tengah fokus
Read more

Bab 20. Balas Budi

"Oh ya tadi papa melihat kau begitu dekat dengan Alissa, apa yang kamu lakukan?" Nicholas berdiri dengan kaku, tubuhnya menegang seketika sedangkan Alissa merasakan jantungnya seakan meledak. "Memangnya aku melakukan apa?" tanya Nicholas seperti orang bodoh. "Lah kenapa bertanya pada Papa? Kan Kamu sendiri yang dekat-dekat dengan Alissa, pastinya kamu yang tahu apa yang telah terjadi." "Oh itu tadi ... ada nyamuk di bibir Alissa jadi aku mengusirnya, eh." Nicholas salah tingkah dan Alissa membelalakkan mata sebab jawaban Nicholas bisa mengundang kecurigaan Tuan Barata. "Nyamuk? Di rumah sakit besar dan bersih seperti ini ada nyamuk?" Tuan Barata mengernyitkan dahi. "Ya biasalah, nyamuk kan kecil dan bisa terbang kemana saja, dia tidak seperti lalat yang menyukai tempat kotor, sudah pasti bisa memanfaatkan situasi. Nicholas terkekeh, dalam hati sangat meyakini sang papa tidak melihat apa yang dilakukan oleh dirinya pada Alissa tadi. Alissa memalingkan muka lalu mencebik kesal. Sung
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status