Semua Bab Nona Nova Sudah Ada Pasangan Baru: Bab 11 - Bab 20

465 Bab

Bab 11 Apakah Termasuk Pemerasan?

Brian berkata dengan tatapan muram, "Kalau begitu, mohon segera lakukan, jangan menunda jabatan manajer baru."Nova terdiam beberapa saat. "Aku bakal segera mengurusnya."Usai berbicara, dia meletakkan proposal di depan Brian. "Ini adalah proposal produk baru, coba Pak Brian lihat apa masih ada yang perlu direvisi."Brian juga langsung membaca dengan serius tanpa banyak bicara.Terhadap pekerjaan, sikapnya selalu sangat serius, bahkan bisa dibilang sangat tegas.Dia tidak membiarkan Nova pergi, sehingga Nova hanya bisa berdiri sambil menunggu dia selesai baca.Sebenarnya isi proposal ini tidak banyak, hanya belasan halaman.Namun, Brian malah membacanya selama lebih dari satu jam.Dia menanyakan setiap baris, setiap halaman dengan jelas.Setelah memastikan tidak bermasalah, barulah dia membubuhkan tanda tangan dirinya, lalu menyerahkan kepada Nova.Nova menyambutnya, lalu ragu-ragu di tempat."Apa Bu Nova masih ada urusan?" Brian menatapnya dengan ekspresi datar.Nova terdiam dua detik
Baca selengkapnya

Bab 12 Manajer Yenni

Brian duduk di sofa dengan malas dan santai.Bisa dilihat, suasana hatinya saat ini lumayan bagus.Sementara wanita yang duduk di sampingnya justru wanita di kafe tadi malam.Saking pendeknya rok wanita itu sudah sampai pangkal paha.Nova melirik kaki wanita itu yang menempel pada Brian, lalu mengalihkan pandangan.Sepertinya dia datang tidak tepat pada saatnya.Ekspresi wajah wanita itu sontak menjadi muram ketika melihat Nova masuk.Namun, dia tidak mengatakannya di depan Brian.Brian agak mengangkat alis mata sambil menatap Nova."Bu Nova, ada masalah?"Nova menatap wanita di sisi Brian."Memang ada sedikit masalah."Brian bersandar di sofa. "Kalau masalah resign, Bu Nova bisa langsung berurusan dengan Departemen HR saja."Nova terdiam sejenak, lalu berkata, "Bukan masalah resign."Brian tersenyum simpul. "Kalau begitu, masalah apa? Aku pikir Bu Nova cari aku hanya karena urusan resign."Nova mengabaikan sindirannya. Dia menatap wanita yang duduk di samping Brian."Aku mau berbicara
Baca selengkapnya

Bab 13 Perhatian dari Brian

"Nova!"Brian tiba-tiba mencubit dagunya dengan kejam.Nova terdiam.Sebenarnya Brian jarang marah.Kebanyakan waktu, dia tidak menunjukkan kemarahannya.Dia menyembunyikan emosinya di dalam hati dan tidak membenarkan orang lain untuk mengetahuinya.Namun, sekarang tatapannya yang penuh amarah malah membuat Nova agak takut."Aku bercanda." Usai berbicara, dia saling bertatapan dengan Brian dan bertanya, "Menurut Pak Brian, aku sebanding nggak?"Tatapan Brian semakin dingin. "Kalau kamu menawarkan harga ini, lebih baik kamu menunjukkan nilai dari harga ini."Usai berbicara, Brian berdiri. "Setelah selesai kerja, segera pulang."Nova menyunggingkan senyuman. "Baik."Setelah pulang kerja, Nova langsung pulang ke rumah.Rumah itu sebenarnya adalah sebuah apartemen yang dihadiahkan oleh Brian kepadanya saat mereka bersama.Setiap sudut diatur menurut kebahagiaan yang dia rasakan kala itu.Selama ini dia menyebut tempat ini sebagai rumahnya.Rumah mereka berdua.Begitu Nova masuk rumah, dia
Baca selengkapnya

Bab 14 Pria Bajingan

"Apa yang terjadi?"Suaranya dingin dan tatapannya terjatuh pada perut Nova.Selama ini Brian paranoid dan sensitif.Nova sangat jelas bahwa mungkin Brian sudah mencurigai dirinya.Nova menundukkan kepala. "Satu hari nggak makan, sehingga perut kurang nyaman."Ekspresi Brian tidak jelas dan mencengkeram belakang lehernya untuk memaksa dia mendongak. "Benar hanya karena perut kurang sehat?"Nova tidak berani mengelak pandangannya. "Benar. Gary mencari masalah padaku seharian, sehingga nggak ada selera makan. Perutku memang kurang sehat, ditambah dengan tadi tiba-tiba makan bubur dengan tergesa-gesa, sehingga mau muntah."Brian menatapnya beberapa lama, lalu mengangguk dengan ragu-ragu. "Besok pergi periksa."Nova mengepalkan jari tangan. "Baik."Dia mengatupkan bibir dan akhirnya tidak sabar mengetesnya."Apa Pak Brian mencurigai aku hamil?"Brian berjalan ke tepi jendela dan menyalakan sebatang rokok.Setelah mengisapnya, dia baru berkata."Selalu lebih baik untuk berhati-hati. Bu Nova
Baca selengkapnya

Bab 15 Anak Ini Tidak Seharusnya Eksis

"Nabila, kamu mesti membantuku.""Bantu apa?""Dia mencurigai aku sudah hamil dan besok bakal suruh sekretarisnya bawa aku pergi periksa. Kamu bantu aku cetak selembar pemeriksaan kehamilan yang palsu."Nabila tiba-tiba terbungkam."Nabila?" Nova mengerutkan kening sambil memanggilnya."Ini anak Brian?" Nabila tiba-tiba bertanya.Nova tertegun, karena tidak sangka Nabila bisa menebaknya.Namun, dia tidak perlu menyembunyikannya dari Nabila dan berkata terus terang, "Benar, anak Brian.""Waduh, ternyata benar-benar anaknya! Apa dia telah memaksamu? Dasar pria bajingan, kelihatannya tampan, ternyata nggak bermoral, bahkan memaksamu!"Nova bingung dengan serangkaian kata-kata kasar dari Nabila.Beberapa lama kemudian, dia baru tiba-tiba tersenyum pahit. "Bukan, dia nggak memaksaku."Nabila tiba-tiba berpikiran lain. "Kalau begitu, kamu telah menggodanya?"Nova menarik napas. "Aku telah menjadi simpanannya sejak 3 tahun yang lalu."Nabila tiba-tiba bungkam."Apa perbuatanku ini mengejutkan
Baca selengkapnya

Bab 16 Penerjemah Bahasa Talia

Keesokan paginya, sekretaris umum Brian langsung mengetuk pintu rumah Nova.Dia berdiri di depan pintu dengan wajah tersenyum simpul. "Bu Nova, Pak Brian suruh saya bawa Anda pergi periksa.""Baik, maaf telah merepotkan Anda."Tiba di rumah sakit, Nova menghela napas lega setelah melihat Nabila yang berdiri di area pengambilan sampel.Setelah mengambil darah, sekretaris umum itu membawa Nova makan sesuatu."Kata Pak Brian, hari ini Anda boleh istirahat satu hari.""Baik." Nova tidak menolak, karena kebetulan dia ada urusan lain.Setelah berpisah dengan sekretaris umum itu, Nova langsung menuju lokasi sesuai perjanjian untuk menemui Alex."Mau minum apa?"Nova baru saja duduk, Alex langsung bertanya padanya."Air mineral saja."Alex bantu memesan air mineral untuknya.Nova menyesapnya, lalu mulai omong blak-blakan."Sebelumnya kamu bilang butuh bantuanku, apa itu?"Usai berbicara, Nova tersenyum. "Saat itu aku juga nggak menanyakan detail-nya, setelah dipikirkan, apa mungkin kamu mau be
Baca selengkapnya

Bab 17 Makan Bersama-sama

Bisa dikatakan bahwa dia adalah wanita kesukaan baru Brian.Bagaimanapun, Brian tidak akan memberi kesempatan kepada wanita yang tidak diminati untuk mendekati dirinya.Sementara itu, Yenni ini sudah ketiga kalinya.Nova berdiri diam di depan pintu, sedangkan Alex mengangkat alis matanya."Kenapa?"Nova segera tersentak."Bagaimana kalau kita ganti tempat lain saja?"Alex masih belum buka suara langsung ada yang memanggilnya."Bu Nova, kamu juga mau makan di sini ya?"Yenni itu memanggil Nova seperti sedang memamerkan diri.Bibir Nova agak pucat.Dia menoleh ke arahnya dan kebetulan bertatapan dengan Brian.Tatapan Brian sangat mendalam dan tampa emosi sedikit pun.Nova menyapanya dengan keras kepala, "Pak Brian."Brian mengangguk dengan santai.Kemudian, dia mengalihkan pandangan ke Alex.Alex juga sedang menatap Brian.Tuan dari Keluarga Frank ini adalah anak kebanggaan.Hampir setiap bidang di Kota Medin terdapat cerita legendaris dari orang tersebut.Katanya saat Brian berusia 19 t
Baca selengkapnya

Bab 18 Jangan Berpura-pura di Depanku

Kata-kata yang begitu sederhana membuat Nova tidak bisa menolaknya.Nova menoleh ke arah Alex.Dia tersenyum padanya dengan ekspresi maaf.Alex tidak bermasalah.Dia malah senang bisa makan bersama Brian.Mereka berdua mengambil tempat duduk, Yenni langsung menyenggol lengan Nova."Jujur, apa kalian sedang berkencan?"Nova menoleh ke arah Brian secara refleks. Ketika melihat Brian tidak ada reaksi, barulah dia berkata, "Sepertinya ini nggak berhubungan dengan Bu Yenni."Yenni malah tidak marah, hanya menoleh ke arah Brian dengan ekspresi kesal."Brian, kamu sungguh, apa mau mencampuri kencan karyawan? Aku lihat Nona Nova dan bapak ini sangat serasi kok."Usai berbicara, dia melirik Nova dan mengedipkan mata padanya."Bu Nova, kamu nggak perlu takut, memang kenapa kalau pacaran? Memang kenapa kalau berkencan? Meskipun Brian adalah bos-mu, juga nggak berhak mencampuri urusan pribadi karyawan, 'kan?"Nova tersenyum simpul. "Bu Yenni, apa steak pun nggak bisa menyumpal mulutmu?"Yenni sont
Baca selengkapnya

Bab 19 Kembali ke Perusahaan

Nova tidak naik taksi.Dia berjalan tanpa tujuan menyusuri jalan raya.Sampai mobil yang tidak asing itu muncul di depannya.Kaca jendela mobil terbuka dan muka Brian muncul di depan Nova."Naik."Nova terdiam sejenak, lalu membuka pintu mobil."Kapan hasil pemeriksaan keluar?""Hari ini pukul 3 sore."Brian mengiakannya dengan santai, lalu terdiam.Nova mengambil inisiatif untuk menjelaskan, "Aku berkonsultasi padanya tentang masalah ayahku."Brian menoleh ke arahnya. "Maka itu, kalian makan bersama?""Hanya sekadar membalas kebaikannya.""Uang ada cara yang termudah untuk membalas kebaikan orang.""Aku nggak ada uang," jawab Nova.Dia menoleh ke arah Brian.Betapa miskinnya Nova, pria ini seharusnya lebih tahu dari siapa pun.Brian memegang setiran mobil dan menyunggingkan senyuman sinis."Dua miliar kemarin sudah habis terpakai dengan begitu cepat? Apa mungkin Bu Nova punya simpanan?""Aku nggak punya!" jelas Nova secara refleks.Brian mendengus dingin.Nova tidak banyak bicara lagi
Baca selengkapnya

Bab 20 Jamuan Organisasi Amal

Nova mengerutkan kening. "Apa ada bilang siapa orangnya?"Cindy menggelengkan kepala."Apa yang harus dilakukan sekarang?"Nova terdiam sejenak. "Biar aku cari Pak Brian."Setelah tiba di ruang kantor Brian, Nova langsung mendengar suara Brian.Sepertinya sedang menelepon dan suaranya tidak pernah selembut ini.Dalam hati Nova tiba-tiba terasa sakit.Dia menarik napas dalam-dalam dan mengatur napas, lalu mengetuk pintu."Masuk."Terdengar suara Brian dari dalam.Nova mendorong pintu masuk."Ya, aku masuk sibuk dulu, kita bicarakan nanti."Brian mengakhiri panggilan, lalu menoleh ke arah Nova. "Ada apa?""Terkait hal endorser produk baru, proposal kami sudah disetujui, kenapa Pak Brian tiba-tiba mengganti orang?"Brian melonggarkan dasi. "Tanpa banyak tanya, Bu Nova juga tahu bahwa hanya perlu melaksanakannya."Raut wajah Nova agak muram.Dia menghabiskan waktu setengah tahun untuk membereskannya, sekarang malah tiba-tiba ditolak oleh pria ini."Kalau begitu, apa Pak Brian bisa kasih ta
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
47
DMCA.com Protection Status