Wanita itu menjadi semakin kesal karena kini banyak mata yang menyorot aneh kepadanya.Tentu saja, mereka juga menjadi semakin bertanya-tanya dengan sikap Sharena yang tidak mencerminkan good attitude itu. Terlebih, berkaitan dengan sang CEO yang menurut mereka masih memiliki hak untuk menentukan pilihannya.“Tidak kusangka Bu Sharena se temperamen itu,” ucap seseorang.“Ya, pantas saja Pak CEO membatalkannya, kurasa tidak mungkin tanpa alasan,” ucap yang lainnya menimpali.“Lepaskan tanganku Pak,” ucap Fanny sambil menarik tangannya dari genggaman Adam.“Fanny,” ucap Adam.“Aku akan ke kamar mandi sebentar,” ucap Fanny sambil melengos pergi.Adam hanya berdiri diam, dia sangat mengetahui rasa sakit hati yang kini dirasakan oleh Fanny. Meski wanita itu tidak mengatakannya.Adam kemudian menelepon Jhon.“Jhon, bawakan pakaian wanita untuk tikusku ini, satu set lengkap tanpa kecuali!” “Apa? Semuanya? Aku tidak punya?” ucap Jhon menjawab dari seberang telepon.“Jhon! Kau memegang kartu
Baca selengkapnya