Rania memindai pandangan nya pada mama Ani--wanita berambut hitam legam itu seperti tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Suasana mendadak canggung, Rania dan Devan terlihat bak orang yang belum pernah saling mengenal. Devan, pria itu menyeretkan langkah kaki, pria itu mendaratkan tubuh nya pada sebuah kursi. Tak ada yang saling berbicara. Rania, mati kutu--wanita itu tetap setia dengan diam nya, pada hal sebelum kedatangan Devan, Rania banyak bertanya, salah satu nya menanyakan bagaimana keadaan anak nya saat ini. Dan, hal itu sangat menarik perhatian mama Ani. Menurut nya---bagaimana pun, Devan dan Rania, perlu berbicara. "Deni, Akio, sebaik nya kita ke luar." Rania yang sedari tadi setia dengan diam nya--seketika mengangkat wajah, dan menatap sang Bunda, dengan tatapan protes. Rania tidak mau ditinggal sendiri bersama Devan. "Kami, hanya sebentar!" ujar mama Ani, meraih tangan Deni, memaksakan putra angkat nya itu untuk ke luar. Sudah mengambil beberapa langkah,
Read more