Ada perasaan kaget, ada juga perasaan menggelitik yang terselip, Deni seperti tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Seorang Devan Wijaya yang selalu mengutamakan harga diri di atas segalahnya, kini bersimpu--memohon cinta di depan wanita yang merupakan saudari nya. "Kasian juga Tuan Devan. Dia begitu mencintai Rania, namun--terpaksa harus berpisah akibat ulah kakek nya sendiri," gumam Deni, wajah pria itu telah berubah sendu, dia menatap iba pada Tuan nya itu. Sementara Devan, pria itu masih setia berlutut--memohon agar Rania mau kembali bersama nya. "Aku-mohon, Rania--kembalilah bersamaku. Setidak nya lakukanlah ini demi anak kita," ujar Devan dengan lirih, pria itu memelaskan wajah--menatap Rania dengan penuh harap. "Kita sudah bercerai-Devan, apakah kau lupa itu?! Lagi pula, kau dan Sarah akan menikah!" tukas Rania dengan nada penuh amarah, akan melangkah masuk ke dalam rumah, namun-cekalan tangan Devan menghentikan alunan langkah kaki wanita itu. "Tidak akan pernah a
Read more