Semua Bab Kakak Iparku Mencintaiku: Bab 61 - Bab 70

108 Bab

Bab 61 - Kronologis

"Ernest dimana?" Pertanyaan Harvey membuat Marcia menarik napas dalam - dalam. Wanita itu mengusap wajahnya yang bebas dari make up, sorot matanya yang tadinya penuh kesedihan kini berganti dengan sorot mata putus asa ketika mendengar nama putera bungsunya disebut."Ada apa, Ma?" tanya Harvey yang tidak tahu secara mendetail mengenai peristiwa dibalik kepergian Bernard."Uhm, dia ada di rumah... " lirih Marcia. "Dia... terlalu shock untuk menghadiri pemakaman."Marcia yakin kalau pertanyaan Harvey adalah pertanyaan yang sama dengan yang ada dibenak para kerabat yang melayat. Untunglah, mereka semua masih menghormati dirinya yang sedang berkabung hingga tak sempat terlontar pertanyaan itu. Tapi pertanyaan penasaran dari Harvey, membuatnya merasa kalau dia harus menjelaskan sesuatu tentang Ernest."Dia... " Suara Marcia terdengar menggantung. Beberapa saat wanita itu diam, lalu kembali berkata, "Ernest merasa sedih dengan kepergian papanya. Mama tahu dia sangat terpukul dengan peristiwa
Baca selengkapnya

Bab 62 - Pertemuan Keluarga

Keesokan harinya, keluarga inti Luther berkumpul di ruang kerja Bernard. Harvey dan Lillian menunda kepulangannya ke St. Moritz atas permintaan Marcia. Semalam mereka menginap disana dan sama sekali tidak bertemu dengan Ernest. Bahkan saat makan malam pun dia tidak menampakkan diri. Marcia beralasan kalau Ernest sedang shock dan menenangkan diri di paviliun tapi Harvey tak percaya. Dia menduga kalau Ernest sudah kembali ke kebiasaan lamanya yang suka menghilang dan 'asyik' dengan hidupnya sendiri. Hanya ada Richard di ruang kerja Bernard ketika Harvey dan Lillian masuk. Mereka saling menyapa sekilas. Diam - diam Lillian merasa lega karena Ernest belum datang. Bukan karena dia takut, sama sekali bukan. Tapi di saat seperti ini, dia tidak ingin kalau Ernest sampai membuat gaduh suasana yang sedang berduka. Harvey menggandeng tangan Lillian sambil mengedarkan pandangan, rumah ini sebentar lagi akan ditinggalkan penghuninya. Lemari yang berisi koleksi buku Bernard sudah kosong. Rak - ra
Baca selengkapnya

Bab 63 - Kamar Pengantin Baru

Setelah pembagian warisan yang berakhir dengan drama antara Marcia dan Gloria, akhirnya mereka semua kembali ke kehidupan masing - masing. Harvey dan Lillian kembali ke St. Moritz dengan pertanyaan besar tentang Ernest yang terlihat seperti orang kecanduan. Marcia tiba - tiba saja membatalkan niatnya untuk kembali ke St. Moritz tapi dia tidak menceritakan apa pun tentang rencananya di masa mendatang. Yang pasti, dia akan hidup berdua dengan Ernest. Tempat tujuan pertama mereka begitu tiba di St. Moritz sudah pasti adalah rumah Lillian. Dan, kejutan terpampang di hadapan Lillian saat membuka pintu. Kardus - kardus besar sudah tertata rapi di ruang tamu. Ruangan - ruangan sudah bersih layaknya orang mau pindahan. "Har, kenapa jadi rapi begini?" Harvey menoleh kepada istrinya, "Hanya tersisa barang - barang pribadimu yang belum dirapikan. Ambillah, setelah itu ayo pulang ke rumah kita." "Ha?" "Rencana awalku, kita akan tinggal di rumah kita. Kebetulan Mama dan papa meminta tumpanga
Baca selengkapnya

Bab 64 - Partner Kerja Baru

Pagi itu, Lillian sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Sungkan karena Harvey sudah lebih dahulu ke dapur memasak makan pagi sederhana mereka, Lillian buru - buru turun ke dapur untuk membantu suaminya.Harum aroma kopi bercampur makanan menguar, menggugah selera makan. Lillian menoleh ke meja makan, ternyata sarapan sudah siap. Dia menemukan dua gelas cappucino hangat dan dua piring American breakfast siap untuk dinikmati.Tapi dimana Harvey?Lillian mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dari balik jendela dapur yang menghadap ke kolam, dia melihat Harvey berjalan mondar mandir disana sedang menelepon seseorang dengan ekspresi yang sangat serius. Keningnya berkerut sambil sesekali tangannya mengusap rambut.Dia bisa merasakan kegelisahan Harvey. Ada sesuatu sedang terjadi. Entah apa.Tak berani mengganggu, Lillian memilih mulai menikmati sarapannya. Semalam dia tidur nyenyak dan pagi ini perutnya terasa sangat kosong. Baru saja satu potong telor masuk ke dalam mulutnya, suara bel b
Baca selengkapnya

Bab 65 - Gosip

Petugas keamanan menunduk canggung saat Lillian melewatinya sambil mengucapkan selamat pagi dengan senyum manis terulas di bibir. Ada segerombolan karyawan dari divisi lain yang berpapasan dengannya. Mereka bicara dengan suara rendah sambil melirik Lillian, lalu mereka berhenti bicara ketika jarak mereka sudah lebih dekat. Cara mereka berbicara seperti orang yang sedang menggunjingkan orang lain. Tak mau ambil pusing, Lillian menuju lift dan memencet nomor lantai yang ingin dia tuju. Divisi desain interior. Beberapa saat kemudian, pintu lift terbuka. Ada dua orang mahasiswa magang hendak keluar dari sana. Lillian mengenal mereka karena kedua gadis itu melakukan masa pelatihan di dalam tim yang sama dengan Lillian. Itu sebelum Lillian mengambil cuti. Dia tersenyum ramah dan menyapa mereka dengan ceria. "Selamat pagi, Emma dan Sally. Senang bertemu lagi dengan kalian." Kedua orang yang disapa mengangguk sopan dan menjawab hampir bersamaan. "Selamat pagi, Lillian." Lagi - lagi Lill
Baca selengkapnya

Bab 66 - Istri

Kedua wanita itu diam ketika Lillian masuk ke dalam pantry. Dia menyapa mereka dengan ramah, berpura - pura tidak mendengar percakapan mereka tadi. Mereka membalas senyum Lillian lalu bergegas keluar tanpa mengatakan apa pun lagi.Lillian memutar bola matanya dengan sebal. Dia benci orang yang suka membicarakan orang lain. Setelah mengisi botol minuman, Lillian kembali ke biliknya.Ada sebuah pesan dari Xanders di grup, Lillian segera membacanya. Pesan itu ditujukan kepada semua anggota tim untuk mengingatkan acara makan bersama yang rutin diadakan setiap dua bulan sekali, tujuannya untuk mendekatkan satu sama lain.Sebelum lupa, Lillian mengirimkan pesan pada Harvey tentang acara makan malam itu.Tepat pukul lima sore, Lillian sudah menyelesaikan semua pekerjaannya. Dia menyimpan file hasil desainnya dan merapikan mejanya kembali. Orang - orang yang ada di divisi ini juga sedang membereskan perlengkapan mereka dan bersiap ke rumah makan. Semuanya menyukai acara makan malam gratis ini,
Baca selengkapnya

Bab 67 - Tidak Mau Berlarut - Larut

Baik Harvey dan Lillian menyadari kalau kemungkinan besar wartawan itu datang atas undangan Carina. Perasaan Lillian terasa tak enak saat mendengar pertanyaan - pertanyaan wartawan yang terkesan mengulik lebih dalam ke wilayah pribadi dibandingkan mencari informasi yang berkaitan dengan promosi pameran yang diadakan oleh perusahaan Harvey."Orang tua kami sahabat dekat. Mereka ingin kami menjalin hubungan baik, salah satunya melalui proyek ini," jawab Carina sambil mengerlingkan mata kearah Harvey. Tangannya dengan berani menyelusup ke lengan Harvey lalu memeluknya erat. Dia menggandeng Harvey layaknya pasangan.Harvey terkejut dengan kelancangan Carina. Pernyataan dan bahasa tubuhnya sengaja memancing opini tentang hubungan pribadi mereka. Belum sempat melakukan apa pun, wartawan kembali menghujani mereka dengan lampu kamera. Pertanyaan - pertanyaan seputar kedekatan mereka kembali dilontarkan oleh para peliput berita itu. Satu hal yang Harvey temukan, yaitu wartawan menyebut - nyeb
Baca selengkapnya

Bab 68 - Saya Butuh Dia

Beberapa hari lalu.... 'Mama sudah kirimkan uang hasil penjualan rumah dan peternakan ke rekeningmu, Har. Manfaatkan dengan baik. Untuk Ernest, kamu tenang saja. Dia tidak akan mengganggu kalian, Mama sudah mengurusnya.'Harvey memandangi layar ponselnya, pesan terakhir dari Marcia kembali dibacanya untuk kesekian kali hari itu. Sebelah tangannya memegang ponsel, sementara tangannya yang lain mengusap dagunya yang sudah mulai ditumbuhi bulu - bulu halus.Dia menghembuskan napas dan mulai mengetik balasan untuk Marcia.'Bagaimana caranya?''Mama berikan bagian Mama untuk Ernest. Dia memegang tujuh puluh persen hasil penjualan rumah dan peternakan. Selain itu dia juga menerima dana dari asuransi milik Papa. Aku rasa cukup untuk bekalnya di masa depan. Dia berjanji tidak akan hidup mandiri setelah ini.' Marcia menjawab pertanyaan dari puteranya.'HAH?! APA? Bagaimana dengan Mama? Mama juga butuh dana untuk hari tua.' Harvey benar - benar tak yakin kalau Ernest akan memakai uangnya dengan
Baca selengkapnya

Bab 69 - Sengaja Bersikap Tak Sopan

Beberapa hari kemudian,Aneh, benar - benar aneh. Lillian menunggu - nunggu berita atau setidaknya gosip tentang mereka kembali muncul di media sosial.Setiap pagi, sama seperti hari ini, Lillian membuka akun gosip dari ponselnya tapi berita yang dia tunggu tidak ada yang muncul, baik soal Harvey, hubungan Harvey dan Carina apalagi tentang dirinya. Tidak ada satu pun.Dia heran sekali. Lalu untuk apa para wartawan itu menyerbu pameran Harvey kemarin? Apa yang sebenarnya terjadi? Hati kecilnya mengatakan kalau ada yang tidak beres dengan kedatangan wartawan itu. Ataukah mereka hanya wartawan abal - abal yang bisa dibeli beritanya? Mereka datang dan pergi atas permintaan seseorang.Yang Lillian tahu, semua ini berkaitan dengan Carina. Awalnya, dia sempat curiga kalau Ernest yang menyebarkan gosip tentang dirinya dan Harvey tapi Harvey menepis semuanya.Kalau Marcia tidak mau menceritakan soal Ernest, Harvey punya cara sendiri untuk mencari info keberadaan Ernest. Lillian bersimpati atas
Baca selengkapnya

Bab 70 - Semua Memusuhi

Sekarang Lillian sudah menemukan alasan Reinhart berbohong. Dia sengaja menyangkal dengan suara keras supaya orang - orang di sekitar mereka mendengarnya. Orang seringkali langsung menghakimi dengan mengkait - kaitkan apa yang mereka dengar. Gosip tentang Lillian belum sepenuhnya hilang dan semakin mendukung kata - kata yang baru saja diucapkan oleh Reinhart.Setelah mengucapkan kata - kata itu, Reinhart langsung meninggalkan Lillian begitu saja. Meski pun dongkol sampai ubun - ubun, Lillian tetap melanjutkan pekerjaannya dengan profesional. Dia berusaha fokus pada desain dan surat - surat yang menumpuk untuk melupakan laki - laki hidung belang itu sementara waktu.Pulang kerja, Harvey membawa Lillian makan bersama temannya yang datang dari luar kota. Tidak ada pembicaraan penting antara Harvey dan temannya, hanya sekedar temu kangen karena lama tak jumpa.Ponsel yang ada di atas meja bergetar. Ada sebuah notifikasi pesan masuk dari Marcia menanyakan kabar Lillian dan Harvey. Lillian t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
11
DMCA.com Protection Status