“Kau sudah menjadi istriku, Helena. Sudah kewajibanmu untuk melayaniku.” Ucap Dion, jemarinya mulai menyentuh dan meraba kulit halus Helena. Seketika, tubuh Helena semakin merinding. Dia tidak menginginkan ini. Tubuh wanita itu membeku, seakan tak memiliki tenaga untuk berteriak. Puas dengan sentuhan tersebut, Dion menatap bibir ranum Helena. Tampak sangat manis dan menggiurkan. Wajah istrinya yang terlihat ketakutan, justru semakin membangunkan gairahnya. ”Mas, tolong berikan aku waktu. Aku mohon,” gumam Helena yang mulai terisak. Dia pikir permohonannya akan membuat Dion luluh. Namun, justru hal itu membuat suaminya semakin penasaran dan ingin segera mencicipinya.”Aku bukan orang penyabar yang mau menunggu keputusan orang lain, Helena.” Kali ini Dion tampak lebih serius. Setelah berkata demikian, dia langsung mencengkeram pipi Helena dan menempelkan bibir mereka dengan paksa.Helena memberontak. Dia ingin berteriak sekeras mungkin tapi bibir Dion membungkamnya. Semakin Hele
Read more