“Terima kasih, selamat bekerja.” Emily mengucapkannya setelah hampir sepuluh menit sisa perjalanan mereka di warnai keheningan, Giana terlebih dulu turun karena lokasi kampusnya yang paling dekat dengan rumah.“Emily,” tahan Gallen.“Iya?” Emily menoleh pada Gallen yang menahan lengan berbalut blazer mocca.“Sorry untuk yang semalam, aku ... tidak ada maksud berbuat asusila tapi .... ““Iya aku tahu, bukan hanya kamu saja yang melakukannya. Jangan dibahas lagi tolong, aku malu sumpah,” kekeh Emily menutupi salah tingkahnya.Gallen mengangguk menyetujui. “Tapi kalau kamu mau pertanggung jawaban, aku akan tanggung jawab sungguh.”“Aku enggak hamil astaga apa yang harus dipertanggung jawabkan. Kita sama-sama tidak ada paksaan jadi stop bahas mengenai ciuman di dapur. Sudah ya aku harus masuk kantor.” Emily tidak menunggu jawaban dari Gallen dan langsung keluar dari dalam mobil yang tiba-tiba terasa panas.Emily berusaha melupakan kejadian di dapur agar bisa fokus bekerja, tidak ad
Baca selengkapnya