Axel mengalihkan pandangannya ke pintu, mendengar ada ketukan di sana. “Masuk!” serunya.Itu Ami yang membawakan sarapan. “Tuan, ini sarapan untuk Nona Lily,” katanya sambil mendekat ke arah ranjang.“Taruh di nakas depan pintu saja,” suruhnya sambil menunjuk nakas itu dengan dagu.“Baik,” jawab Ami, matanya sedikit menelisik isi kamar Lily, meski tidak banyak yang dia ingat, tapi, sekilas, Ami paham bagaimana bentuknya.“Kamu boleh keluar,” suruh Axel lagi, sambil melihat tingkah laku juru masak itu.“Baik, Tuan,” jawab Ami.Lily mau turun dari ranjang, tapi Axel mencegahnya.“Biar aku saja yang ambil makanannya,” kata Axel sambil turun dari tepian ranjang, membuka jasnya, lalu disampirkan di pimggiran ranjang. Dia juga membuka dasi, lalu menggulung lengan kemejanya sampai siku.Lily melihat Axel bergrak lamban, mengapa Axel begitu mempesona? Apa mungkin karena Lily jarang sekali jatuh cinta?Lalu, pikirannya melayang kembali ke malam itu.Ketika Axel pertama kali menyentuhnya. Suara
Read more