Semua Bab Menjadi Ibu Tiri Mantan Kekasihku: Bab 161 - Bab 170

283 Bab

Bab 155 Haruskah?

Valency menghela napas. Dengan nada menyesal, ia berujar, “Aku sungguh tidak enak padamu, Verena. Aku sudah terlalu banyak merepotkanmu.” “Jangan terlalu dipikirkan. Bukankah kita adalah teman?” Ucapan Verena membuat Valency semakin bersyukur memiliki teman sepertinya. “Terima kasih, dan maaf karena sering menyusahkanmu.” Kemudian, terdengar suara seseorang memanggil Verena. Wanita itu merendahkan suaranya dan lantas berkata, “Esther memanggilku, aku harus pergi.”Setelah telepon dimatikan, Valency pun menjatuhnya tubuhnya di atas ranjang. Pikirannya menerawang, meratapi situasi Jayden yang jadi seperti ini karena dirinya. Valency bergumam pelan, “Kalau bukan karena aku, Jayden tidak akan terpuruk seperti sekarang ….” Valency merasa sangat bersalah. Jayden sudah mengorbankan banyak hal demi menutupi aib keluarganya. Andai saja bukan karena dirinya, Eric pasti tidak akan bekerja sama dengan Felix untuk menyerang Jayden, sampai memojokkannya untuk mengakui aib tersembunyi keluarga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-22
Baca selengkapnya

Bab 156 – Ibu Pria Itu

Di ujung telepon yang lain, Eric terdiam dan menampakkan wajah serius.Awalnya, Eric mengira kalau hubungan Valency dan Jayden hanya terjalin akibat rasa sakit hati gadis itu kepada Felix, juga karena keinginan Jayden untuk memiliki talenta luar biasa Valency demi perusahaannya. Itulah alasan mereka bekerja sama di matanya. Namun, setelah melihat Jayden mengakui kenyataan demi menghentikan Valency pergi bersama dirinya, Eric merasa ada yang tidak beres. Seakan ada sebuah informasi penting yang dia lewatkan. Mungkinkah hubungan Jayden dan Valency tidak sesederhana sebuah kerja sama? Atau mereka sungguh saling jatuh cinta setelah menikah?Eric menggelengkan kepala. Tidak penting baginya memikirkan hal ini. Lagi pula, kalau memang Valency mencintai Jayden setela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-23
Baca selengkapnya

Bab 157 – Dia Bukan Putraku

Malam kian pekat ketika Valency mendengar suara deru mobil dari arah luar. Wanita itu mengernyitkan alis. Ini bukan suara mobil Jayden. Sambil meraih remote dan mematikan tv, Valency bergumam, “Siapa yang bertamu malam-malam begini?”Penasaran, Valency pun beranjak dari sofa dan melangkah menuju ke arah pintu. Akan tetapi, sebelum tangan Valency menggapainya, pintu tersebut bergerak pertanda seseorang dari luar membukanya lebih dulu. BRAKK! Pintu dibuka dari luar dengan kasar, membuat Valency tersentak hingga mundur beberapa langkah. “Siapa yang–”“Di sini kamu rupanya, wanita rendahan!”Valency terkejut, lalu mengangkat pandang untuk melihat identitas tamu tak diundang itu. Ternyata, itu adalah Rosa yang datang dengan amarah membara. “Dasar tidak tahu diri!” teriak Rosa sambil menatap nyalang ke arah Valency. Wanita paruh baya itu berjalan cepat menghampiri Valency. Valency menatap ngeri, emosi yang meledak-ledak membuat Rosa terlihat seperti monster yang sedang mengamuk. “Ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-25
Baca selengkapnya

Bab 158 – Kamu Berhak Melawan

Rosa mematung di tempatnya, dia tidak percaya dengan apa yang putranya baru saja katakan.Dengan alis tertaut, wanita itu menuding Jayden. “Jayden! Felix adalah darah dagingmu sendiri! Teganya kamu berkali-kali menolak untuk mengakuinya!” ucap Rosa. “Kamu sungguh mengecewakanku!”Mendengar ucapan ini, Jayden mendengus. “Bukankah aku memang selalu mengecewakan di matamu? Tidak seperti Felix yang bisa dirimu kendalikan seperti boneka?”Ucapan Jayden membuat Rosa mendelik. “Kamu–” Namun, tampak wanita itu tidak bisa membalas ucapan sang putra.Bagi Rosa, tiap dari anak yang dia lahirkan adalah miliknya dan harus bergerak sesuai keinginannya. Bahkan, tiap dari anaknya harus tetap mengabdi padanya tanpa syarat, sama seperti Angela dan Richard yang menurut padanya tanpa terkecuali.Di sisi lain, Jayden, yang tumbuh besar dengan kakek-neneknya, selalu melawannya. Setiap kali Rosa menuntutnya melakukan sesuatu, kalau menurut Jayden itu salah, dia akan menolak sang ibu. Dulu, sebelum menikah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-27
Baca selengkapnya

Bab 159 – Kamu Hal Terbaik dalam Hidupku

“Apa masih sakit?” tanya pria itu lembut setelah meniup pelan luka di wajah sang istri. Wajahnya tampak khawatir.“Tidak.”“Jangan berbohong.”“... sedikit,” jawab Valency, menyerah. Kemudian, sudut bibir Valency melengkung. “Tapi, aku baik-baik saja. Tenanglah.” Wanita itu menyentuh kerutan yang ada di dahi Jayden. “Ini bukan salahmu, jangan merasa bersalah.”Mendengar ucapan tersebut, Jayden memandang Valency dengan wajah tak berdaya. Pria itu menundukkan kepalanya dan berucap, “Kamu mungkin berucap begitu, tapi kenyataannya … andai sedari awal aku tidak menutupi kenyataan ini, mungkin kamu tidak akan pernah terlibat dan tersakiti.”Valency memasang senyum kecil, lalu menggenggam tangan sang suami. “Menyesali pilihanmu sendiri, ini bukan Jayden yang kukenal,” ucap wanita itu. “Ke mana Jayden yang percaya diri dan penuh perhitungan itu pergi?” tanyanya.Pertanyaan Valency membuat Jayden mengangkat pandangannya dan menatap sang istri. Dia pun mendengus setengah tertawa. “Sudah sejauh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-27
Baca selengkapnya

Bab 160 – Aib yang Terbongkar

Kediaman Utama Spencer.“Albert!” Teriakan nyaring Rosa yang baru saja tiba, menarik atensi semua orang yang sedang menyantap hidangan malam di meja makan. Albert, yang namanya disebut, sontak menoleh ke arah ruangan utama. Di sebelahnya, Cleo dan Alexander saling tatap, sementara Angela mendengus dengan wajah malas. Terbesit satu pertanyaan dalam pikiran semua penghuni di meja makan, keributan apa lagi yang akan Rosa ciptakan malam ini? Sambil menyendok isi piringnya, Angela bergumam, “Apakah sudah tidak ada lagi kedamaian di rumah ini?” “Angela …,” tegur Cleo sambil menatap cucunya tersebut.Angela hanya mengangkat bahu, lalu menyantap kembali hidangan di piringnya. Sementara Alexander tampak memberi isyarat kepada Albert untuk menemui istrinya itu. Tak ingin sampai Rosa membuat keributan di meja makan, Albert pun menyudahi makan malamnya dan berniat menghampiri sang istri. Pria itu menghela napas, kemudian beranjak dari duduknya. Sampai di ruang utama, kening Albert mengerny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-03-28
Baca selengkapnya

Bab 161 – Mengakui Kesalahan

Rosa tercengang mendengar ucapan mertuanya. Dia mengambil langkah mundur dan menggelengkan kepala.“Tidak … tidak mungkin.”Pecahan demi pecahan ingatan perihal sikap buruknya terhadap sang putra membuat Rosa mencengkeram kepalanya sendiri.Melihat hal itu, Alexander pun lanjut berkata, “Setelah menanggung semua kerusakan terhadap reputasinya demi melindungimu, tidak mungkin aku tega membongkar semuanya sendiri, itu sama saja dengan mengkhianati tekad Jayden.” Pria lanjut usia itu mendengus kasar. “Andai kamu tahu betapa geramnya diriku tiap kali melihatmu bersikap semena-mena kepada cucuku itu!”Selama ini Alexander selalu menahan diri demi janjinya kepada Jayden. Dia selalu menelan semua amarahnya atas setiap perbuatan buruk Rosa kepada sang cucu. Namun, sekarang … akhirnya semuanya bisa Alexander lampiaskan! Melihat diamnya Rosa, Alexander pun tersenyum sinis dan kembali berujar, “Sekarang, karena Jayden telah membongkarnya, aku bersyukur. Akhirnya Jayden bisa berhenti memanjakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-01
Baca selengkapnya

Bab 162 - Konferensi Pers

“Ayah ingin mengadakan konferensi pers?”Jayden yang sedang berada di kantor mendongak dari dokumennya saat mendengar kabar yang dibawakan oleh Jacob. “Tuan … tidak terlihat kaget,” ucap Jacob saat melihat ekspresi tenang atasannya.Kepala Jayden kembali tertunduk dan lanjut menuliskan sesuatu di dokumen yang berada di hadapan. “Setelah membongkar kenyataan perihal latar belakang Felix, tentu saja dia akan mengambil langkah ini,” ucapnya. “Ini adalah hal yang sudah kuduga.”Jacob, yang tidak mengerti mengenai apa yang atasannya bicarakan, hanya terdiam. Dia sama sekali tidak tahu menahu mengenai pertengkaran Rosa dan Jayden, juga rahasia di balik latar belakang Felix sebagai anak hasil perselingkuhan Albert.Tiba-tiba, Jayden terdengar bertanya, “Kapan konferensi akan diadakan?”“Dalam lima menit, Tuan.” Jacob menjawab dan mengeluarkan ponselnya. Dia mengoperasikan benda pipih itu sesaat sebelum kemudian meletakkannya di hadapan Jayden.Tampak layar ponsel menunjukkan sosok Albert ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-02
Baca selengkapnya

Bab 163 - Tujuan Valency

“Lihat di sana! Itu Valency Lambert!” “Benar, itu dia!”Melihat sosok Valency yang muncul dan melangkah menuju panggung konferensi, keributan pun tercipta di antara para reporter. Perhatian mereka yang tadi terpaku pada Albert, sekarang beralih terhadap kedatangan wanita tersebut.Dengan senyum tipis dan tenang terpatri di wajahnya, Valency menaikkan panggung konferensi dan menghampiri Albert. Salah seorang pengacara di meja tersebut langsung mempersilakan wanita itu untuk duduk, bisa menduga kalau dia hadir untuk menjadi bagian dari konferensi tersebut.“Untuk apa kamu ke sini?” tanya Albert dengan wajah bingung. Valency melirik Albert sekilas, tapi belum menjawab. Dia meraih microphone di atas meja, lalu tersenyum ke arah kamera. “Aku yakin kalian bertanya-tanya apa tujuanku datang ke sini. Persilakan aku untuk meluruskan bahwa niatanku bukanlah untuk membela Tuan Spencer.” Ucapan Valency mengejutkan semua orang, ada juga yang meremehkan pernyataannya. Hal itu membuat Valency me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-03
Baca selengkapnya

Bab 164 – Putri yang Hilang

Popularitas dan eksistensi keluarga Spencer membuat mereka tak lepas dari sorotan publik. Buktinya, konferensi pers yang diadakan oleh Albert tak hanya tayang secara langsung di televisi, bahkan sampai ditayangkan secara live streaming di akun-akun youtube infotainment. “Mulia? Heh.” Suara Felix kembali mengudara ketika melihat komentar pada layar ponsel genggamnya. Dia mulai mendapatkan keberaniannya kembali saat ini. “Aku masih tidak habis pikir kenapa kalian begitu mengagungkan wanita itu,” cetus Felix, jemari tangannya begitu lincah menggeser layar ponsel. “Semulia apa pun dirinya, mengakui hal memalukan seperti itu sama saja dengan menggali kuburannya sendiri! Dasar wanita kampungan tidak punya otak.” Mendengar hal tersebut, Eric justru mendengus diiringi tatapan sinis yang menghunus. “Tiba-tiba aku menyesal menjadikan pria bodoh sepertimu partner bekerja sama.” “Setiap kali aku berkata buruk tentang Lency, kau selalu saja marah.” Felix mengernyit bingung. “Dia sudah bertindak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-04-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
29
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status