“Di ... dirut ... Grup Vagant!”Pada detik itu juga, si manajer merasa seperti tersambar petir di siang bolong yang meruntuhkan semua hambatan mentalnya.Astaga, bisa-bisanya dia terus menertawakan dirut Grup Vagant tadi? Bisa-bisanya dia berkata kasar kepada dirut Grup Vagant? Dia bahkan mengusir dirut Grup Vagant keluar dari restoran?Setelah memikirkan hal itu, si manajer hanya merasa hatinya baru saja jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam.“Bobby, aku masih ada urusan. Jadi aku tutup dulu, ya.” Usai berkata, si “mantan” bos langsung menutup telepon.Namun, si manajer masih mematung di tempat, tidak dapat tersadar dari keterkejutannya.Josh mengambil kembali ponselnya dan berkata sambil tertawa sinis, “Gimana? Aku bilang aku bosnya. Sekarang kamu sudah percaya, kan?”“Saya percaya! Saya percaya!” Si manajer hanya bisa menganggukkan kepala dengan cepat.Josh melangkah ke depan dan terus berkata dengan dingin, “Terakhir kali, aku bilang aku bukannya nggak punya untuk bayar tagihan,
Baca selengkapnya