Aku dapat melihat dengan jelas, saat kedua alis Alderad saling bertautan. Pria itu, nampak meletakkan piring apelnya pada meja. setelah itu, kembali berjalan menuju ke arahku. Tak ingin Alderad membaca pikiranku, bahwa saat ini aku merasa tidak nyaman dengan kehadirannya. Aku memutuskan untuk tetap ditempat, tidak peduli dengan tatapan matanya yang tajam. kembali Alderad meraih daguku, agar pandangan kami kembali bertemu. "Dari awal, kau memang menyedihkan." Jawabnya, singkat tanpa memperdulikan perasaanku. "Jangan merasa menjadi korban. kaulah yang datang dan menyetujui untuk menikah dengan-" "Cukup!" aku menepis tangan Alderad, tidak ambil pusing dengan ekspresi wajah terkejut sekaligus tak suka dengan caraku menyingkirkan tangannya dari wajahku. "Kau sudah mulai berani," Alderad kian mengikis jaraknya dengan tubuhku. Tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk terjadi, aku memutuskan untuk membalikkan badan dan bersiap untuk pergi. Namun, baru selangkah, tanganku sudah ditar
Last Updated : 2024-05-23 Read more