“Ah, terima kasih,” ucap Mike saat Ningsih meletakkan secangkir teh melati di atas meja.Ningsih tersipu, menerima senyuman manis yang dilempar Mike kepadanya. Aruna yang melihat reaksi bodyguard-nya itu terkekeh geli.Sungguh, siapa akan mengira, Ningsih yang berperilaku imut dan malu-malu itu sesungguhnya sangat garang saat berkelahi.Aruna tidak mengatakan apa-apa pada Mike mengenai jati diri Ningsih, sehingga Mike mengira Ningsih ‘hanyalah’ seorang asisten pribadi Aruna, seperti kebanyakan orang mengira.“Cobalah,” kata Aruna pada Mike dengan menunjuk teh melati itu.Tanpa ragu dan sungkan, Mike mengulur tangan untuk mengambil cangkir itu dari atas meja. Dengan gerakan hati-hati ia mendekatkan bibir cangkir dan menghirup uap panas yang mengepul di sana.“Ini wangi…” gumam Mike tersenyum. Tak kalah hati-hati pula, ia kemudian mencoba menyeruput sedikit teh itu.“Hati-hati
Read more