Langkah Dyah Wisesa bergema di koridor purinya, cepat dan berat. Wajahnya penuh ketegangan, pandangannya tajam menyapu setiap sudut ruangan.Begitu sampai di kamar utama, Dyah Wisesa langsung membuka pintu tanpa mengetuk, membuat istrinya, Sasi Murti, tersentak dari duduknya. Perempuan itu tengah menyisir rambut, tetapi gerakannya terhenti melihat sang suami yang tampak sangat gelisah.“Kakang, ada apa?” tanya Sasi Murti dengan nada khawatir.Dyah Wisesa tak menjawab langsung. Ia berjalan mendekati lemari kayu besar di sudut kamar, membuka pintunya, dan mulai mengeluarkan beberapa pakaian. Ia melemparkannya ke atas dipan, lalu berkata tanpa menoleh, “Malam ini juga, kau harus pergi ke Kepanjian.”Sasi Murti berdiri, mendekat ke arah suaminya dengan raut wajah bingung. “Pergi ke Kepanjian? Kenapa? Apa yang sedang terjadi?”“Kau tidak perlu tahu,” jawab Dyah Wisesa dengan nada tegas, hampir memerintah.
Terakhir Diperbarui : 2024-12-07 Baca selengkapnya